Sebuah video memviralkan sarung bermotif anjing. Padahal motif tersebut merupakan motif Singo Mengkok peninggalan Sunan Drajat.
Video itu berdurasi 29 detik. Video itu memperlihatkan sebuah sarung berwarna hitam. Motif dari sarung itu terlihat bergambar seekor binatang.
"Oh iya assalamualaikum ibu ibu solehah. Ini nanti kan ini ada Atlas Harmoni Idaman itu ya. Ati-ati mungkin ibu ibu udah mulai mungkin pingin beli sarung sarung untuk hadiah atau apa. In tolong ya jangan sampai dibeli karena ini ada gambar seperti ini nya di semua sarungnya," ujar suara perempuan di dalam video tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemarin kita ada orang ngasih soalnya, ya begitu, berapa sarung, ada lima isinya, begitu semua, sama, ada motif anjing di bawah, di bagian bawahnya itu, nah itu ya, syukron," kata perempuan yang menarasikan sarung tersebut.
Pemkab Lamongan melalui Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Siti Rubikah membantah motif pada sarung itu adalah anjing. Rubikah menegaskan motif itu adalah Singo Mengkok.
![]() |
Singo Mengkok merupakan salah satu motif peninggalan dari Sunan Drajat, salah satu wali songo yang makamnya berada di Kecamatan Paciran, Lamongan. Motif sarung tersebut adalah motif sarung khusus pesanan kepada salah satu produsen sarung.
"Motif dimaksud seyogyanya yang diinginkan adalah motif Singo Mengkok yang merupakan salah satu motif batik khas Lamongan yang diambil dari motif Singo Mengkok yang terukir pada gamelan peninggalan Sunan Drajat sebagai alat dakwahnya pada saat itu," terang Rubikah kepada wartawan, Selasa (9/3/2022).
Rubikah menjelaskan motif yang muncul di sarung pesanan tersebut cenderung memiliki perbedaan yang mencolok dari pakem motif batik Singo Mengkok yang sudah ada. Batik Singo Mengkok, ungkap Rubikah, lebih mengedepankan unsur flora yakni ornamen bunga tanjung yang dibentuk menyerupai fauna.
"Sementara di motif sarung pesanan tersebut, tidak muncul unsur flora bunga tanjungnya. Padahal ini cukup sensitif dalam pandangan atau keyakinan umat islam. Kenapa? Pada saat itu unsur flora lebih ditonjolkan karena untuk menghindari multitafsir menggambar makhluk ciptaan Allah SWT yang memiliki nyawa (fauna)," terang Rubikah.
Budayawan dari Drajat, Lamongan Hidayat Iksan juga menyatakan tidak benar jika motif yang ada di sarung tersebut adalah motif anjing. Yang benar adalah motif Singo Mengkok. Motif Singo Mengkok ini, menurut Hidayat, sebagai ciri khas penyangga gamelan Singo Mengkok milik Sunan Drajat dengan Tembang Pangkurnya. Hidayat juga menuturkan, sarung tersebut adalah sarung pesanan khusus dari Pondok Pesantren Sunan Drajat Lamongan.
![]() |
"Tidak benar kalau itu dikatakan anjing. Gambar tersebut bukan anjing, tetapi Singo Mengkok," jelas Hidayat.
Hidayat menjelaskan awal dari dakwah Sunan Drajat adalah memakai simbol ini sebagai motif di gamelan, yang terletak di bagian bawah dari gamelan. Gamelan ini menjadi alat dakwah dari Sunan Drajat yang digunakan untuk mengiringi tembang pangkur.
"Arti dari Singo Mengkok sendiri adalah singa yang sedang menahan hawa nafsu dan tunduk di hadapan Allah. Pendapat lain mengatakan bahwa makna singa yang membungkuk itu adalah manusia yang kuat adalah manusia yang dapat menundukkan hawa nafsunya," papar Hidayat.
Hal senada juga diungkapkan oleh pemerhati budaya Lamongan, Supriyo yang menyebut jika motif yang ada di sarung tersebut adalah motif Singo Mengkok dan bukan motif anjing. Motif Singo Mengkok selain ditemukan di gamelan Sunan Drajat, juga ditemukan di Sendang Duwur yang juga berada di Kecamatan Paciran.
"Selain di gamelan Sunan Drajat, motif Singo Mengkok juga ada di bagian kaki depan gapura tengah Sendang Duwur," pungkasnya.
(iwd/iwd)