Melihat Watak Seseorang Berdasarkan Weton Jawa

Angely Rahma - detikJatim
Sabtu, 16 Nov 2024 09:19 WIB
Ilustrasi kelahiran Foto: Getty Images/iStockphoto/Vad-Len
Surabaya -

Primbon Jawa, sebuah warisan budaya yang kaya kearifan lokal, telah lama menjadi pedoman bagi masyarakat dalam memahami berbagai aspek kehidupan, termasuk karakter dan kepribadian seseorang. Salah satu metode yang digunakan dalam Primbon Jawa untuk menganalisis kepribadian adalah melalui weton kelahiran.

Dalam budaya Jawa, weton merupakan salah satu cara untuk menandai hari kelahiran seseorang. Pada umumnya, setiap weton dinilai memiliki karakter dan kepribadian yang unik sesuai kombinasi hari dan pasaran dalam kalender Jawa.

Oleh karenanya, setiap weton diyakini membawa karakter dan kepribadian yang diyakini mempengaruhi kepribadian dan nasib seseorang. Bahkan, weton ini digadang-gadang lebih tepat daripada perkiraan menggunakan zodiak yang saat ini lebih dipercaya di kalangan generasi muda.

Apa Itu Weton?

Dilansir Primbon Jawa, sejak zaman dahulu, masyarakat Jawa telah menggunakan sistem penanggalan atau perhitungan neptu weton sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Sistem ini memiliki banyak fungsi dalam kehidupan masyarakat.

Tidak hanya berfungsi untuk menandai hari kelahiran atau menggambarkan sifat, karakter, dan nasib seseorang. Tetapi juga digunakan untuk menentukan waktu yang tepat untuk bertani, meramalkan kecocokan pasangan, atau mencari hari yang baik untuk melakukan kegiatan tertentu.

Berbagai aturan dalam perhitungan dan tafsiran weton telah mengakar kuat dalam tradisi masyarakat. Metode, rumus, atau ketentuan yang diwariskan dari generasi ke generasi memiliki makna sebagai petunjuk atau peringatan bagi mereka yang mempercayainya.

Weton merupakan kombinasi antara tujuh hari dalam seminggu (Senin, Selasa, dan seterusnya) dengan lima hari pasaran Jawa (Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon). Siklus ini berulang setiap 35 hari (7 x 5).

Sehingga menurut perhitungan weton Jawa, hari kelahiran akan kembali setiap lima minggu. Kemudian setiap hari kelahiran diyakini memiliki pengaruh tertentu dalam menentukan sifat, karakter, serta nasib seseorang.

Apa Itu Pasaran?

Hari pasaran terdiri dari lima hari dengan urutan Kliwon, Legi, Pahing, Pon, dan Wage. Kelima hari ini disebut pasaran karena sejak zaman dahulu digunakan untuk menentukan hari dibukanya pasar bagi para pedagang, sehingga pada hari tersebut, pasar menjadi ramai dikunjungi pedagang dan pembeli.

Menurut cerita dari leluhur, nama lima hari ini sebenarnya berasal dari nama lima roh. Roh-roh tersebut adalah Batara Legi, Batara Pahing, Batara Pon, Batara Wage, dan Batara Kliwon. Nama-nama ini merupakan bagian dari keyakinan leluhur Jawa yang sudah ada sejak zaman kuno dan tetap diyakini hingga saat ini.

Karena kelima hari pasaran tersebut diambil dari nama jiwa manusia yang dikenal sebagai "Sedulur Papat Lima Pancer," masyarakat Jawa hingga sekarang memiliki kebiasaan menggunakan nama hari pasaran sebagai petunjuk untuk memahami peran dan karakter seseorang berdasarkan hari pasaran kelahirannya.

Karakter Dasar Watak Weton Jawa

Karakter dasar berdasarkan weton Jawa. Sebelum dijelaskan lebih lanjut, terdapat beberapa kategori tentang karakter dasar seseorang yakni sebagai berikut:

Ahad (Minggu)

  • Wage: Lakuning Angin (Satriya Wibawa)
  • Kliwon: Lakuning Lintang (Lebu Katiyup Angin)
  • Legi: Aras Pepet (Sumur Sinaba)
  • Pahing: Lakuning Rembulan (Wasesa Segara)
  • Pon: Aras Kembang (Bumi Kapetak)

Senen (Senin)

  • Wage: Lakuning Bumi (Lebu Katiyup Angin)
  • Kliwon: Aras Kembang (Satria Wirang)
  • Legi: Lakuning Angin (Tunggak Semi)
  • Pahing: Lakuning Lintang (Bumi Kapetak)
  • Pon: Aras Tuding (Sumur Sinaba)

Slasa (Selasa)

  • Wage: Lakuning Geni (Wasesa Segara)
  • Kliwon: Aras Tuding (Sumur Sinaba)
  • Legi: Lakuning Geni (Wasesa Segara)
  • Pahing: Aras Kembang (Satriya Wirang)
  • Pon: Aras Pepet (Satriya Wibawa)

Rebo (Rabu)

  • Wage: Lakuning Banyu (Wasesa Segara)
  • Kliwon: Lakuning Srengenge (Lebu Katiyup Angin)
  • Legi: Aras Kembang (Sumur Sinaba)
  • Pahing: Lakuning Banyu (Wasesa Segara)
  • Pon: Lakuning Rembulan (Bumi Kapetak)

Kemis (Kamis)

  • Wage: Aras Kembang (Tunggak Semi)
  • Kliwon: Lakuning Banyu (Bumi Kapetak)
  • Legi: Lakuning Lintang (Satriya Wibawa)
  • Pahing: Lakuning Bumi (Lebu Katiyup Angin)
  • Pon: Lakuning Srengenge (Satria Wirang)

Jemuwah (Jumat)

  • Wage: Aras Pepet (Sumur Sinaba)
  • Kliwon: Lakuning Rembulan (Wasesa Segara)
  • Legi: Aras Tuding (Satriya Wirang)
  • Pahing: Lakuning Srengenge (Tunggak Semi)
  • Pon: Lakuning Lintang (Lebu Katiyup Angin)

Setu (Sabtu)

  • Wage: Lakuning Lintang (Satriya Wirang)
  • Kliwon: Lakuning Bumi (Tunggak Semi)
  • Legi: Lakuning Rembulan (Bumi Kapetak)
  • Pahing: Lakuning Geni (Satriya Wibawa)
  • Pon: Lakuning Banyu (Wasesa Segara)

Makna Dasar Watak Weton Jawa

Gawan atau watak bawaan yang tercermin dari weton berdasarkan paparan di atas memiliki makna masing-masing. Berikut makna dasar watak berdasarkan weton yang dimiliki seseorang.

  • Aras Tuding, sifatnya telunjuk jari: Sering ditunjuk dalam hal apapun
  • Aras Kembang, sifatnya bunga: Memesona memikat lawan jenisnya
  • Lakuning Lintang, sifatnya bintang: Lemah hati, kesepian dan sengsara, kecenderungan tidak menetap (dalam hal pekerjaan, tempat tinggal, dan lain-lain)
  • Lakuning Rembulan, sifatnya bulan: Simpatik, penuh daya tarik, serba menyenangkan
  • Lakuning Srengenge, sifatnya matahari: Terang dan berwibawa, mencerahkan
  • Lakuning Banyu, sifatnya air: Tenang, selalu mengalir ke tempat yang rendah karena tahu persis di mana akan mendapatkan rezekinya, memiliki perencanaan yang matang
  • Lakuning Bumi, sifatnya bumi: Pemurah, pengampun, dan pelindung
  • Lakuning Geni, sifatnya api: Temperamental, emosional, mudah marah dan naik pitam, pemberani
  • Lakuning Angin, sifatnya angin: Pandai mengambil hati orang, tetapi menakutkan jika sedang marah
  • Aras Pepet atau Lakuning Pandhita Sakti, sifatnya tertutup atau pertapa sakti: Sering prihatin, hidup menderita dan serba kekurangan, yang diinginkan sulit tercapai
  • Wasesa Segara: Pemurah, pemaaf, berwibawa, dan bertanggung jawab
  • Tunggak Semi: Penghasilannya selalu terjamin, rezeki selalu ada
  • Satriya Wibawa: Dihormati orang karena kemuliaan dan keluhurannya
  • Sumur Sinaba: Dicari orang karena petuah dan nasehatanya, serta banyak pengetahuannya
  • Bumi Kapetak: Suka bekerja, kuat menahan kecewa dan penderitaan, rapi dan bersih hidupnya namun pendendam. Sarana penolaknya adalah menanam atau mengubur tanah
  • Satriya Wirang: Luhur budinya tetapi selalu dipermalukan orang, tidak berwibawa. Sarana penolaknya adalah mengeluarkan darah (menyembelih ayam atau kambing)
  • Lebu Katiyup Angin: Serba kekurangan hidupnya, jauh dari keberuntungan, dan sulit mendapat kemajuan dalam pekerjaan dan usahanya. Sarana penolaknya adalah dengan menyebar debu

Artikel ini ditulis oleh Angely Rahma, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.



Simak Video "Keindahan Budaya dan Pariwisata Jawa Barat Menyatu dalam Kekayaan Nusantara"

(ihc/irb)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork