Sosok Bhre Wengker dan Sejarah Istana Timur Majapahit

Sosok Bhre Wengker dan Sejarah Istana Timur Majapahit

Angely Rahma - detikJatim
Sabtu, 12 Okt 2024 19:51 WIB
Situs Kumitir yang akan kembali dilanjutkan ekskavasi selama 23 hari ke depan.
Situs Kumitir yang diyakini merupakan Istana Bhre Wengker atau Istana Timur Majapahit. (Foto: Dok. Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Mojokerto -

Majapahit adalah salah satu kerajaan terbesar yang pernah ada di Nusantara. Berdiri sekitar abad ke-13 hingga abad ke-16 Masehi, sejarah Majapahit selalu menarik untuk ditelusuri.

Belakangan ini heboh 5 kerangka manusia ditemukan di tengah ekskavasi Situs Kumitir yang diyakini Istana Bhre Wengker atau Istana Timur Majapahit di Mojokerto.

Arkeolog Badan Pelestarian Kebudayaan (BPK) XI Jawa Timur bekerja sama dengan Tim Ahli Paleoantropologi Unair masih meneliti keterkaitan 5 kerangka yang dikubur dengan posisi telungkup itu dengan Istana Bhre Wengker.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas siapa sebenarnya Bhre Wengker sang pemilik tahta di Istana Timur Majapahit?

Sosok Bhre Wengker

Bhre Wengker memiliki nama asli Raden Kudamerta atau Wijayarajasa. Dalam Kitab Nagarakartagama, Raden Kudamerta disebut sebagai pendiri kerajaan Wengker yang disebut-sebut berpusat di Ponorogo.

ADVERTISEMENT

Setelah kematian Jayanagara, Raja Kedua Majapahit, Raden Kudamerta atau Bhre Wengker menikahi Dyah Wiyat, adik tiri Jayanegara yang bergelar Rajadewi Maharajasa Bhre Daha yang diberi tahta sebagai raja bawahan Majapahit di Kadiri.

Perlu diketahui, Dyah Wiyat atau Bhre Daha adalah adik kandung dari Dyah Gitarja atau Tribhuwana Tunggadewi, penguasa ketiga Kerajaan Majapahit setelah Jayanegara. Dyah Gitarja dan Dyah Wiyat adalah anak kandung Raden Wijaya dari Gayatri atau Rajapatni.

Karena telah menikahi sosok yang penting di Kerajaan Majapahit, selain menjadi raja Wengker Raden Kudamerta memiliki peran peran besar di Majapahit. Dalam salah satu referensi, dia merupakan satu dari 8 tokoh yang diundang saat pengangkatan Mahapatih Gajahmada pada 1364 M.

Bhre Wengker menjadi anggota dewan Sapta Prabu atau anggota dewan pertimbangan agung sejak 1351 M dan sempat mengambil tindakan tegas terhadap kesalahan yang dilakukan Gajahmada atas peristiwa Bubat.

Sementara di Wengker sendiri, peran Kudamerta tidak banyak diungkap di berbagai sumber karena dia lebih banyak berperan di Majapahit daripada di kerajaannya sendiri yang pusat pemerintahannya saat itu diperkirakan berada di Kecamatan Sambit, Ponorogo.

Istana Timur Majapahit

Dalam beberapa tahun terakhir, temuan arkeologis telah mengungkap lebih banyak tentang sejarah Majapahit, terutama mengenai Istana Timur Majapahit yang diyakini berkaitan erat dengan Bhre Wengker dan Bhre Daha.

Situs ini diduga merupakan bekas istana Bhre Wengker, yang juga dikenal sebagai istana ajaib, yang dibangun di era kepemimpinan Tribhuwana Tunggadewi (1328-1350 Masehi).

Hipotesis bahwa Situs Kumitir adalah bekas istana Bhre Wengker dan Bhre Daha atau istana timur Majapahit didukung berbagai temuan arkeologi, termasuk Naskah Negarakertagama dan peta rekonstruksi peneliti Belanda.

Pembangunan istana ajaib Bhre Wengker dan Bhre Daha ini tepatnya dilakukan setelah wafatnya kakak tiri Tribhuwana Tunggadewi, Jayanegara (1309-1328 Masehi), yang merupakan Raja Kedua Majapahit.

Istana itu dibangun untuk mencegah perebutan kekuasaan antara Tribhuwana Tunggadewi dan Bhre Daha. Sebab, kedua putri Raden Wijaya itu sama-sama berhak menjadi penguasa kerajaan setelah wafatnya Jayanegara.

Tribhuwana Tunggadewi menempati istana barat, sedangkan Bhre Daha bersama suaminya menempati istana timur. Di Istana Timur Majapahit itu juga Bhre Wengker membangun tempat pendarmaan terhadap Mahesa Cempaka, raja bawahan Singosari.

Penelitian mengenai Situs Kumitir mengungkapkan tata ruang yang teratur dan megah mencerminkan kemewahan dan kekuasaan yang dimiliki oleh para pemimpin Majapahit.

Struktur bata merah yang ditemukan di situs ini menunjukkan kualitas arsitektur yang tinggi, serta adanya artefak berharga yang mengindikasikan kehidupan sosial yang kompleks.

Bekas istana timur Majapahit hanya tersisa bagian fondasinya di Situs Kumitir, tepatnya di sebelah barat makam Dusun Bendo. Fondasi yang terbuat dari bata merah kuno dan bebatuan (boulder) itu seluas 20x26 meter persegi.

Struktur Istana Bhre Wengker itu dikelilingi pagar atau talud berdenah persegi panjang 316x203 meter dengan luas mencapai 64.148 meter persegi. Dinding sisi barat merupakan gerbang sekaligus benteng istana.

Artikel ini ditulis oleh Angely Rahma, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom




(dpe/iwd)


Hide Ads