Ekskavasi Situs Kumitir yang berada di Desa Kumitir, Jatirejo, Mojokerto mengungkap keberadaan Istana Timur Majapahit sesuai Naskah Negarakrtagama dan peta rekonstruksi peneliti Belanda. Istana Timur Majapahit itu juga dikenal dengan nama Istana Bhre Wengker.
Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim Wicaksono Dwi Nugroho yang menyatakan bahwa hipotesis Situs Kumitir istana Bhre Wengker dan Bhre Daha didukung berbagai temuan arkeologi.
"Merujuk pada peta rekonstruksi peneliti Belanda tentang posisi Situs Kumitir, serta Naskah Negarakertagama, cocoklah Situs Kumitir adalah istana timur Majapahit," kata Wicaksono kepada detikJatim pada 15 Maret 2022.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kelanjutan ekskavasi situs yang dimulai sejak 17 September 2024 ditemukan struktur purbakala kelanjutan talud atau pagar sisi utara dan barat istana Bhre Wengker. Istana Timur Majapahit ini dikelilingi talud berdenah persegi panjang 316 x 203 meter dengan luas mencapai 64.148 meter persegi.
Di tengah temuan penting inilah arkeolog yang melakukan penggalian ini menemukan 5 kerangka manusia yang dikubur dengan posisi tak lazim. Kelimanya dikubur tengkurap dengan kedua tangan dilipat di depan dada.
Tenaga Ahli Paleoantropologi dari Departemen Antropologi Fisip Unair, Delta Bayu Murti yang dilibatkan dalam penelitian atas temuan Kerangka itu mengatakan konteks kubur atau posisi dikuburnya 5 jasad manusia itu tak normal.
"Semuanya (dikubur) tengkurap dengan kedua tangan terlipat di depan dada. Posisi kepala lurus menghadap ke bawah. Bukan sesuatu yang normal," terangnya kepada detikJatim di lokasi ekskavasi, Rabu (9/10/2024).
Kelima kerangka manusia ini ditemukan di sebelah timur sektor atau reruntuhan Istana Bhre Wengker di kedalaman sekitar 1 meter dari permukaan tanah. Lokasi tepatnya di sebelah barat makam Dusun Bendo, Desa Kumitir.
Kerangka manusia ini terkubur berjajar dan rapi dari barat ke timur dengan posisi kepala masing-masing jasad berada di utara sedikit serong ke barat, sedangkan kakinya di selatan sedikit serong ke timur. Hanya 1 kerangka yang ditemukan di selatan 4 kerangka lain.
Melalui posisi temuan jenazah yang dijajar rapi dan terpisah-pisah satu sama lain ini, Delta menduga bahwa kelima individu itu dihormati dan dimakamkan dengan perlakuan yang khusus, tidak seperti korban perang.
"Mereka dikubur berjajar rapi dengan niat dikubur dengan baik-baik, masih dihormati. Kalau korban perang, genosida, model kubur massal biasanya tumpukan," jelasnya.
Simak Video: 5 Kerangka Manusia Ditemukan dalam Kondisi Tengkurap-Tangan Dilipat di Dada
Penelitian lebih jauh. Baca halaman selanjutnya.
Tim Paleoantropologi Unair akan meneliti lebih jauh ada tidaknya kaitan 5 kerangka manusia itu dengan istana Bhre Wengker atau istana timur Majapahit melalui uji karbon 14 terhadap sampel tulang. Uji karbon ini untuk mengungkap dari tahun berapa kelima kerangka itu berasal.
Sampel tulang yang mengandung kolagen akan segera dikirim ke 2 alternatif lokasi, yakni ke Universitas Nasional Australia atau Universitas Nasional Tokyo. Tes DNA juga akan dilakukan dengan mengambil sampel dari tulang petrosa setiap jasad.
"Tes DNA penting dilakukan untuk mengetahui 5 kerangka ini mempunyai ikatan keluarga. Juga untuk melacak apakah generasi yang tinggal di sekitar sini berkaitan dengan mereka. Kalau ada yang berkoneksi dengan mereka, artinya anak turun mereka nyebar di sini," ujarnya.
Sejak 9 Oktober, 5 kerangka itu telah dipindahkan ke Museum Etnografi dan Pusat Kajian Kematian Universitas Airlangga (Unair). Tim Paleoantropologi dari Departemen Antropologi Fisip Unair akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap 5 kerangka itu.
Delta mengatakan dalam waktu dekat akan dilakukan pemeriksaan profil biologis untuk mengidentifikasi jenis kelamin hingga berbagai kekhasan tubuh terhadap kerangka yang telah dipindahkan ke Surabaya tersebut.
"(Proses pemeriksaannya) bisa lama bisa cepat terkait dengan kondisi rangka itu sendiri dan kelengkapan rangka. Di Kumitir ini kondisinya relatif rapuh, ndak utuh, ndak lengkap. Jadi kami juga masih perlu membersihkan matriks atau sedimen yang menempel di tulang," ujar Delta.
Berdasarkan hasil pemeriksaan awal yang telah dilakukan terhadap kerangka itu, sementara ini Delta mengatakan kerangka itu kemungkinan hidup di masa Majapahit atau akhir masa Majapahit.
"Untuk hidup di masa apa, itu paling cepat kontekstualisasi rangkanya dengan bangunan di situs itu. Mungkin di sekitar abad 16, 17, 18 Masehi," katanya.
Namun untuk memastikan keakuratan dugaan tersebut, Delta menekankan pihaknya masih akan melakukan analisis dating terhadap kelima kerangka tersebut.
"Untuk memastikan mereka hidup di massa apa itu perlu ada analisis dating atau uji pertanggalan untuk memastikan mereka hidup di periodisasi apa," jelas Delta.
Simak Video: 5 Kerangka Manusia Ditemukan dalam Kondisi Tengkurap-Tangan Dilipat di Dada