Cerita Tutur Bagaimana Wonokromo Surabaya Mendapatkan Namanya

Urban Legend

Cerita Tutur Bagaimana Wonokromo Surabaya Mendapatkan Namanya

Firtian Ramadhani - detikJatim
Kamis, 26 Sep 2024 14:17 WIB
Tiang JPO Wonokromo dipasang water barrier
Kawasan Wonokromo Surabaya (Foto: Dida Tenola/detikJatim)
Surabaya -

Wonokromo merupakan sebuah nama kecamatan di Surabaya. Wonokromo adalah salah satu kecamatan terpadat di Surabaya. Padahal dulu Wonokromo merupakan sebuah hutan. Bagaimana ceritanya?

Cerita tutur menyebut bahwa sejarah Wonokromo berawal saat Pangeran Situbondo yang merupakan anak dari Adipati Cakraningrat dari Sampang bersaing dengan Pangeran Jokotruno putra dari Adipati Kedir untuk mempersunting Raden Ayu Probowati.

Untuk menghindari pinangan Pangeran Situbondo yang cacat, Raden Ayu Probowati mengajukan syarat agar Pangeran Situbondo membuka hutan di daerah yang sekarang bernama Surabaya. Alasannya, agar hutan yang dibuka itu nantinya bisa menjadi permukiman baru mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah babat alas di wilayah yang sekarang menjadi daerah Banyu Urip, Simo hingga Kupang, Pangeran Situbondo meneruskan babat alasnya ke wilayah yang sekarang menjadi daerah Wonokromo yang sekaligus babat alasnya yang terakhir. Karena setelah itu, Pangeran Situbondo patah hati.

Raden Ayu Probowati yang dicintainya justru menikah dengan orang lain. Karena itulah hutan terakhir yang dibabat Pangeran Situbondo dinamakan Wonokromo dengan arti Wana/Wono adalah hutan dan Krama/Kromo adalah pernikahan.

ADVERTISEMENT

Sejarawan Komunitas Begandring Soerabaia Kuncarsono Prasetyo membenarkan adanya cerita rakyat tersebut. Namun menuru Kuncar, cerita itu adalah folklore dan belum bisa dibuktikan kebenarannya sehingga tidak berkaitan dengan sejarah. .

"Kalau kemudian area perkawinan, juga tidak bisa dimaknai kawin di hutan atau bagaimana. Ada banyak tafsiran. Sampai sekarang masih belum ada riset tentang data penamaan Wonokromo. Apa artinya masih belum ada," kata Kuncar saat dihubungi detikJatim, Kamis (24/9/2024).

"Itu murni cerita dongeng, bukan fakta. Karena itu cerita ludruk terkait dengan patung Jokodolog kemudian ada Kutisari, itu murni 100 persen dongeng. Ada juga Wonokitri yang masuk cerita dongeng," tambah Kuncarsono.

Terkait dengan kisah Pangeran Situbondo dan Raden Ayu Probowati, Kuncar tidak memeprmasalahkannya karena itu berkaitan dengan seni. Sebab, banyak kisah di Surabaya yang dijadikan materi untuk pertunjukkan ludruk.

"Banyak kampung di Surabaya yang dipakai materi untuk ludruk. Jadi cerita rakyat, tapi bukan peristiwa sesungguhnya. Karena dasarnya bukan catatan, nggak logis, nggak realistis. Tidak ada data primernya, tetapi itu sudah tren menjadi cerita pertunjukkan sejak awal abad ke-20. Akhirnya dijadikan pertunjukkan, jadi bukan sebuah fakta," pungkas Kuncar.

Urban Legend adalah rubrik detikJatim tentang legenda, kisah rakyat, dan tradisi yang ada di masyarakat. Urban Legend hadir setiap Kamis. Lebih lengkapnya bisa dibaca di sini




(irb/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads