8 Mitos Jumat Kliwon dalam Budaya Jawa

8 Mitos Jumat Kliwon dalam Budaya Jawa

Angely Rahma - detikJatim
Jumat, 20 Sep 2024 10:55 WIB
A multi-colored pattern of blue smoke of a mystical shape in the form of a face and a ghosts head or a strange creature on a black isolated background. Abstract pattern in of waves and steam
Ilustrasi mistis. Foto: Getty Images/iStockphoto/Aleksandr Kondratov
Surabaya -

Jumat Kliwon sering dianggap sebagai waktu yang keramat dalam budaya Jawa. Jumat Kliwon diyakini sebagai waktu munculnya makhluk astral dan terbukanya portal gaib. Kepercayaan ini sudah mengakar dalam tradisi dan menciptakan berbagai mitos yang terus hidup di kalangan masyarakat.

Dalam beberapa kebudayaan, Jumat Kliwon dianggap sebagai waktu yang angker dan sakral. Banyak orang memilih tidak bepergian pada malam Jumat Kliwon karena diyakini membawa aura negatif.

Salah satu kepercayaan yang masih berkembang adalah keyakinan bahwa arwah leluhur akan pulang ke rumah untuk meminta doa dari keluarganya. Oleh karena itu, beberapa daerah yang masih kental akan tradisi mengadakan ritual doa sebagai penghormatan kepada almarhum agar mereka tenang di alam baka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mitos Jumat Kliwon

Berikut beberapa mitos yang sering dikaitkan dengan Jumat Kliwon menurut kepercayaan masyarakat Jawa. Mitos-mitos Jumat Kliwon ini masih dipercaya hingga saat ini.

1. Para Hantu Lebih Aktif

Jumat Kliwon diyakini sebagai waktu di mana hantu dan roh lebih aktif daripada biasanya. Banyak cerita yang menyebutkan, pada malam ini, arwah gentayangan bisa membawa keberuntungan, bahkan kesialan bagi orang yang bertemu dengan mereka.

ADVERTISEMENT

Cerita tentang banyak hantu yang berkeliaran pada malam Jumat Kliwon sudah tidak asing lagi. Hal ini juga diperkuat dengan banyaknya cerita horor dan kejadian supranatural yang konon terjadi pada Jumat Kliwon.

2. Arwah Leluhur Pulang ke Rumah

Menurut kepercayaan masyarakat Jawa, malam Jumat Kliwon adalah waktu arwah leluhur kembali ke rumah mereka. Beberapa keluarga bahkan masih melakukan ritual penghormatan dengan menyediakan makanan favorit leluhur sebagai bagian dari tradisi menghormati para mendiang.

3. Waktu Meditasi dan Ritual

Bagi mereka yang mendalami spiritualitas, malam Jumat Kliwon dianggap sebagai waktu yang tepat untuk meditasi atau ritual khusus. Mereka percaya bahwa energi pada malam ini sangat kuat, sehingga lebih mudah untuk mendapatkan perlindungan dan berkah.

4. Dilarang Bepergian pada Malam Jumat Kliwon

Masyarakat umumnya percaya bahwa malam ini bukan waktu yang baik untuk bepergian. Aktivitas gaib yang meningkat dipercaya dapat membawa bahaya.

Sehingga banyak orang tua melarang anak-anaknya keluar rumah pada malam tersebut. Di beberapa tempat, dilakukan ritual menangkal gangguan dari makhluk halus yang diyakini lebih sering berkeliaran pada malam ini.

5. Waktu yang Tepat untuk Santet

Malam Jumat Kliwon diyakini sebagai waktu ideal untuk mengirimkan santet. Energi mistis pada malam tersebut dianggap lebih kuat, sehingga banyak dukun yang memanfaatkan momen ini untuk melakukan praktik ilmu hitam.

6. Pencurian Tali Pocong

Beberapa cerita menyebutkan bahwa jasad seseorang yang meninggal pada malam Jumat Kliwon harus dijaga agar tidak dicuri. Terutama bagian tali pocongnya.

Bagian ini dianggap memiliki kekuatan magis bagi mereka yang mempelajari ilmu hitam. Selain itu, ada keyakinan bahwa kematian pada malam ini adalah pertanda baik karena arwah akan lebih mudah diterima di alam baka.

7. Bayi yang Lahir pada Malam Jumat Kliwon

Menurut mitos, bayi yang lahir pada malam ini akan memiliki kekuatan spiritual yang luar biasa. Mereka dianggap memiliki keistimewaan dan perlindungan yang kuat sejak lahir.

8. Malam Penuh Kekuatan Magis

Malam Jumat Kliwon sering disebut sebagai malam yang penuh dengan energi mistis, terutama bagi mereka yang melakukan ritual pesugihan. Meskipun banyak mitos tentang malam ini sulit dibuktikan secara ilmiah, kepercayaan ini tetap kuat diyakini bahkan dilakukan di kalangan masyarakat.

Mitos-mitos seputar Jumat Kliwon memang sangat kental dengan nuansa mistis. Namun, tetap menjadi bagian dari budaya dan kepercayaan lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Artikel ini ditulis oleh Angely Rahma, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(ihc/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads