Ada satu tradisi unik menjelang muludan di Lamongan hingga kini masih dilestarikan. Tradisi itu adalah nyusuk (Mencari ikan) bersama di telaga desa setempat.
Warga yang masih melestarikan tradisi nyusuk bersama di telaga desa yakni warga Dusun Kedungbulu, Desa Dumpiagung, Kecamatan Kembangbahu. Nyusuk atau mencari ikan dengan peralatan susuk yang terbuat dari anyaman kayu secara bersama-sama dilakukan menjelang peringatan Maulid Nabi Muhammad.
"Acara ini (nyusuk bersama) kami adakan rutin setiap tahun menjelang muludan atau maulid nabi," kata salah seorang warga yang mengikuti nyusuk bersama ini, Wahyu Hidayatullah kepada wartawan, Minggu (15/9/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Acara nyusuk bersama ini dilakukan pada pagi hari di telaga desa setempat. Warga membawa sendiri peralatan mencari ikan berupa susuk untuk kemudian turun ke telaga secara bersamaan.
Beragam ikan bisa didapat oleh warga yang mengikuti nyusuk bersama ini, mulai dari bandeng, mujair, bader, ikan mas hingga ikan gabus.
![]() |
"Rutin kita lakukan semacam ini tiap kali megengan jelang maulid, mas," ujarnya.
Kegiatan yang digelar karang taruna desa setempat ini merupakan tradisi tahunan. Saat digelar, debit air telaga dalam kondisi minim air. Tujuan nyusuk bersama ini untuk meningkatan kerukunan dan kebersamaan warga masyarakat.
"Juga sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan sumber daya alam melimpah di sehingga manfaatnya bisa dinikmati warga hingga kini," jelasnya.
Tradisi ini memang terbuka untuk umum. Hanya saja, untuk mengikuti tradisi ini dan bisa mendapatkan ikan yang ada di telaga, warga diharap membayar uang sebagai kas karang taruna.
"Orang luar bayar Rp 30 ribu, kalau orang kampung sendiri Rp 15 ribu dan uangnya masuk ke kas kartar," imbuhnya.
Sementara itu warga tampak terlihat antusias dan bersemangat saat mengikuti kegiatan nyusuk ini. Teriakan dan senyum serta tawa mengiringi acara nyusuk ini ketika mereka berhasil mendapatkan ikan terperangkap dalam susuk mereka.
(abq/fat)