Kisah Perjuangan Achmad Jais, Jasanya Abadi Jadi Nama Jalan di Surabaya

Urban Legend

Kisah Perjuangan Achmad Jais, Jasanya Abadi Jadi Nama Jalan di Surabaya

Aprilia Devi - detikJatim
Kamis, 29 Agu 2024 14:53 WIB
Achmad Jais
Jalan Achmad Jais (Foto: Aprilia Devi)
Surabaya -

Di kawasan Plampitan, Kelurahan Peneleh ada salah satu tokoh pejuang kemerdekaan yang namanya mungkin jarang tersorot. Ia adalah Achmad Jais. Namanya kini diabadikan menjadi sebuah nama jalan.

Achmad Jais merupakan tokoh pergerakan pra kemerdekaan yang tinggal di Plampitan Gang VIII. Ia turut menjadi penggerak Indonesische Studiclub (IS) yang berdiri pada 21 Juli 1924 bersama dengan dr. Soetomo.

Ia juga ikut mendirikan gedung pertemuan bersama kawan seperjuangannya, dr Soetomo, R.M.H Soejono, R.Soendjoto, R.P Soenario Gondokusumo. Gedung itu adalah yang kini menjadi Gedung Nasional Indonesia (GNI) di Jalan Bubutan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pegiat sejarah dari Begandring Soerabaia Kuncarsono Prasetyo mengatakan bahkan Achmad Jais juga menjadi salah satu tokoh di balik berdirinya Partai Bangsa Indonesia (PBI).

"Para pendiri PBI namanya diabadikan menjadi nama-nama Jalan di Peneleh sejak sekitar 15 tahun lalu. Orang selama ini mungkin mengenal dr. Soetomo dan GNI, padahal ada 6 orang pendirinya. Akhirnya orang menjadi sadar setelah nama Achmad Jais dipasang," jelas Kuncar kepada detikJatim, Kamis (29/8/2024).

ADVERTISEMENT

Keberadaan Partai Bangsa Indonesia (PBI) sendiri tidak dapat dipisahkan dari Studieclub yang didirikan Achmad Jais bersama dr. Soetomo pada tahun 1924. Kemudian pada 16 Oktober 1930, studieclub yang awalnya memiliki kegiatan yang terbatas itu kemudian terbuka bagi setiap orang dan didirikan di beberapa tempat selain Surabaya.

Hingga akhirnya pada tanggal 4 Januari 1931, Studiclub diubah namanya menjadi Persatuan Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan martabat hidup bangsa melalui program yang tidak sekedar mengutamakan aktivitas politik, namun juga di dalam bidang sosial dan ekonomi.

Sayangnya aktivisme Achmad Jais hampir terlupakan. Oleh karena itu Roeslan Abdul Gani yang merupakan politisi dan tokoh pergerakan kebangsaan, sekaligus pemimpin pemuda sepanjang periode revolusi Indonesia di Surabaya berupaya untuk mengabadikan nama Achmad Jais.

"Sekitar tahun 2002 Roeslan Abdul Gani meminta ke Walikota Surabaya untuk mengubah Jalan Plampitan sebagai Jalan Achmad Jais. Ia resah tidak banyak orang yang tahu soal aktivisme dan perjuangan Achmad Jais," ujar Kuncar.

Kini Jalan Achmad Jais membentang dari jembatan Genteng Kali hingga ke Jembatan Peneleh. Panjangnya kurang lebih satu kilometer. Di sekitar kawasan ini juga masih banyak ditemukan bangunan lama era kolonial yang saat ini digunakan sebagai rumah warga.

Urban Legend adalah rubrik detikJatim tentang legenda, kisah rakyat, dan tradisi yang ada di masyarakat. Urban Legend hadir setiap Kamis. Lebih lengkapnya bisa dibaca di sini




(iwd/iwd)


Hide Ads