Masyarakat Jawa kerap menikmati hidangan spesial saat merayakan Tahun Baru Islam. Salah satunya adalah bubur sengkolo atau bubur merah putih. Ternyata, ada filosofi dan makna menarik dari bubur tersebut.
Bubur sengkolo adalah hidangan tradisional Jawa yang memiliki makna mendalam dan filosofi yang kuat dalam budaya Indonesia, khususnya di kalangan masyarakat Jawa. Bubur sengkolo biasanya dibawa ke masjid. Kemudian, umat muslim akan berdoa bersama, barulah menyantap bubur ini.
Hidangan tersebut tidak hanya sekadar makanan, tetapi juga memiliki fungsi ritual yang penting, terutama dalam upaya tolak bala atau menolak marabahaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada beberapa makna menarik di balik bubur sengkolo. Merangkum dari detikFood, ini penjelasannya!
Sajian Bubur Sengkolo
Bubur Sengkolo merupakan salah satu sajian wajib dalam perayaan tahun baru islam. Sajian ini berbahan dasar beras ketan yang dimasak sampai lembek dengan santan.
Bubur ketan akan dicampur dengan gula merah atau gula aren. Tidak semua bagian menggunakan campuran gula merah karena, sebagiannya lagi tetap berwarna putih. Bagian bubur yang dicampur gula dan yang berwarna putih akan disajikan bersama.
Penyajian bubur sengkolo ini bisa dengan menyajikan bubur merah terlebih dahulu, baru menumpuk di bubur putih di bagian atas. Bisa juga menyajikan dalam wadah, setengah bubur merah dan setengah bubur putih. Teksturnya lembut dengan rasa gurih legit.
Filosofi Tolak Bala
Di balik sajian istimewa tersebut, terdapat filosofi yang menarik. Kebudayaan Jawa menyebut bubur sengkolo sebagai simbol menolak bala atau menghindari seseorang dari masalah buruk.
Biasanya bubur sengkolo disajikan dalam acara, seperti perayaan ulang tahun, acara pernikahan, musim panen, atau acara tasyakuran lainnya. Hal itu dilakukan sebagai bentuk rasa syukur terhindar dari bahaya atau kesialan.
Menyajikan bubur sengkolo ini dipercaya bisa menolak hal-hal negatif tersebut.
Makna Warna Bubur Sengkolo
Selain disimbolkan sebagai penolak bala, bahan-bahan dari bubur sengkolo juga memiliki makna tersendiri.
Warna merah dan putih pada bubur ini memiliki makna keberanian dan kesucian. Dengan makna baik tersebut, bubur merah putih juga kerap disajikan dalam acara kelahiran atau pemberian nama.
Bubur sengkolo akan menyimbolkan harapan agar kelak sang anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang berani dan selalu berada di jalan yang benar.
Baca juga: 6 Larangan Saat Malam Satu Suro |
Makna Bubur Sengkolo dalam Mitologi Jawa
Selain kedua makna sebelumnya, ada juga mitologi Jawa yang memaknai bubur sengkolo dengan cukup berbeda. Masyarakat Jawa erat mengaitkan bubur dengan kehidupan manusia paling awal.
Bagian bubur yang berwarna putih memberikan simbol bibit dari ayah, sedangkan bubur merah merupakan simbol bibit ibu. Ketika bubur merah dan putih disatukan dalam satu wadah, disimbolkan sebagai penyatuan dan hadirnya manusia baru.
Dengan begitu, bubur sengkolo melambangkan kehidupan manusia di dunia. Sejak lama, bubur sengkolo hadir dalam acara-acara syukuran atau bancakan sebagai harapan dan rasa syukur senantiasa dalam kondisi selamat.
(auh/fat)