6 Larangan Saat Malam Satu Suro

6 Larangan Saat Malam Satu Suro

Fatichatun Nadhiroh - detikJatim
Kamis, 04 Jul 2024 19:18 WIB
Ilustrasi menatap malam hari
Ilustrasi (Foto: Getty Images/recep-bg)
Surabaya -

Malam 1 Suro mempunyai makna penting dalam Islam dan menjadi malam yang sakral bagi budaya orang Jawa. Selain itu, malam satu suro juga dianggap mistis bagi sebagian orang dan terdapat larangan.

Suro merupakan bulan pertama dalam kalender Jawa. Kesakralan tersebut dikarenakan kepercayaan bahwa bulan tersebut akan dipenuhi dengan nasib buruk dan kesialan.

Pada tahun 2024, malam 1 Suro jatuh pada Minggu Kliwon, 7 Juli 2024. Terdapat sejumlah larangan yang dipercaya pada bulan ini. Lantas apa saja larangan tersebut? Yuk simak selengkapnya di bawah ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Larangan Saat Malam Satu Suro

Dihimpun dari berbagai sumber terdapat larangan yang dipercaya pada malam 1 Suro yakni sebagai berikut:

1. Tidak Boleh Keluar Rumah

Mitos selanjutnya adalah tidak boleh keluar rumah. Bulan Suro identik dengan kesialan, bencana, dan hal-hal yang buruk. Dengan demikian masyarakat setempat percaya bahwa untuk menghindari hal buruk mereka tidak keluar rumah.

ADVERTISEMENT

Para masyarakat yang percaya dengan mitos ini memilih berdiam diri di dalam rumah. Hingga kini, mitos tersebut masih dipercaya oleh banyak orang.

2. Dilarang Mengadakan Pernikahan

Mitos pertama yang beredar pada malam 1 Suro adalah larangan untuk menggelar pernikahan. Terdapat bulan baik dan buruk yang dipercaya oleh banyak orang. Sebuah pernikahan yang merupakan momen sakral, tentu harus dilakukan pada bulan yang baik.

Bulan Suro menjadi bulan yang dianggap sakral. Akan tetapi ada mitos bahwa pernikahan tidak boleh dilaksanakan karena bersamaan dengan ritual lainnya. Mitos yang beredar adalah seseorang yang melaksanakan pernikahan pada bulan tersebut akan terkena sial.

Umumnya mitos tersebut dipercaya oleh para orang tua Jawa. Akan tetapi tak jarang pula yang mengatakan bahwa ini hanyalah mitos semata.

3. Pindah Rumah

Orang Jawa memiliki kepercayaan adanya hari baik dan buruk. Dengan demikian, terdapat larangan pindah rumah. Hal ini dipercaya supaya terhindar dari musibah atau bencana.

Selain tidak boleh keluar rumah, pindah rumah juga tidak diperbolehkan. Primbon Jawa masih dipegang teguh oleh sejumlah masyarakat.

4. Dilarang Berkata Kasar atau Buruk

Terdapat larangan untuk berbicara kasar atau berkata hal-hal yang buruk pada malam satu Suro. Apabila seseorang tidak menjaga lisan dan berkata hal-hal yang buruk dipercaya akan menjadi kenyataan.

Hal ini juga dikaitkan dengan kepercayaan sebagian orang Jawa bahwa pada malam tersebut akan ada makhluk gaib. Mereka akan keluar dan mencari manusia yang melakukan tindakan lalai dalam ingat dan waspada (eling lan waspada)

5. Tapa Bisu

Selanjutnya, ada mitos tapa bisu atau tidak boleh berbicara. Ritual ini dimiliki oleh masyarakat Yogya dan merupakan adat turun-temurun dari para leluhur. Bagi yang mengerjakan ritual ini, mereka tidak berbicara selama mengelilingi benteng keraton Yogyakarta.

Mereka juga memanjatkan doa-doa dengan nuansa yang penuh ketenangan selama berjalan. Diketahui mereka mengelilingi benteng setelah lonceng berbunyi sebanyak 12 kali.

Selain tidak boleh berbicara orang tersebut juga tidak diperkenankan untuk makan, minum, serta merokok saat melakukan ritual tapa bisu.

6. Arwah Leluhur Pulang

Alasan lain mengapa terdapat larangan keluar rumah yakni karena ada kepercayaan bahwa arwah leluhur akan berkunjung ke rumah keluarga pada malam tersebut. Arwah leluhur ini harus disambut dengan berdoa di dalam rumah, bukan malah keluar rumah.

Itulah larangan yang beredar dan dipercaya banyak orang pada malam satu Suro. Mau percaya atau tidak, hal ini tergantung masing-masing pilihan. Sebagai warga Indonesia yang kaya akan budaya, hendaknya kita saling menghargai kepercayaan orang lain.




(dpe/fat)


Hide Ads