Mengintip Sisi Lain di Balik Tari Topeng Kona Bondowoso

Mengintip Sisi Lain di Balik Tari Topeng Kona Bondowoso

Chuk Shatu Widarsha - detikJatim
Minggu, 30 Jun 2024 09:32 WIB
Tari Topeng Kona di Bondowoso
Tari Topeng Kona di Bondowoso (Foto: Chuk Shatu Widharsa/detikJatim)
Bondowoso -

Tari Topeng Kona merupakan salah satu kesenian khas Bondowoso yang sarat nilai kesakralan. Di balik prosesi gelaran tari itu, terdapat unsur yang tak kalah menarik, yakni topeng yang digunakan. Seperti apa?

Dalam tari Topeng Kona, keberadaan topeng bagi penari merupakan syarat utama. Sebab, dalam tari ini, si penari memang selalu menggunakan topeng yang terbuat dari kayu.

Pun bukan sembarang topeng. Tapi, topeng yang proses pembuatannya harus melalui proses spiritual tertentu dan menggunakan bahan kayu khusus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kayu yang digunakan yaitu kayu yang bagi masyarakat lokal disebut kayu kabistoh, sejenis kayu pule atau pulai. Kayu jenis ini teksturnya memang lunak dan lebih gampang untuk dibentuk, namun kuat dan tak mudah pecah.

Tari Topeng Kona di BondowosoPembuatan Topeng Kona di Bondowoso Foto: Chuk Shatu Widharsa/detikJatim

Menariknya, saat ini hanya ada satu orang yang mendalami proses pembuatan topeng khusus untuk tari Topeng Kona.

ADVERTISEMENT

Adalah Sahwito (62), warga Desa Blimbing, Klabang, Bondowoso. Dia merupakan satu-satunya pembuat topeng dalam Tari Topeng Kona yang masih bertahan selama puluhan tahun.

Ia bercerita, kala itu dalam mimpinya, ia mengaku didatangi sesosok gaib. Sosok itulah yang mengilhaminya untuk membuat topeng yang biasanya digunakan sebagai salah satu piranti dalam prosesi tari Topeng Kona.

Ia lantas bergegas mendatangi makam tokoh yang melegenda di daerah tersebut. Yakni Mbah Singo Ulung atau masyarakat setempat kerap menyebutnya Juk Sheng.

Tujuannya, selain untuk berziarah, juga untuk meminta 'restu' agar diberi kelancaran dan kekuatan dalam proses pembuatan topeng tersebut.

"Untuk membuat satu topeng itu memerlukan waktu sekitar sebulan," kata Sahwito, saat berbincang dengan detikJatim di rumahnya, Minggu (30/6/2024).

Ia masih melakukan laku spiritual khusus sebelum memulai pekerjaannya membuat topeng itu. Dimulai dengan harus nyekar dulu ke makam Juk Sheng, lantas dilanjutkan dengan beberapa laku spiritual lainnya.

Setelah itu, masih harus dilakukan prosesi tertentu. Apalagi, untuk mencari jenis kayu kabistoh, saat ini sudah jarang ditemukan.

"Saya tidak membuat topeng yang untuk diperjualbelikan secara umum. Tapi khusus untuk tari Topeng Kona yang digelar sebagai bagian ritual atau acara adat," ujar Sahwito.

Ia menambahkan, orang yang membuat topeng untuk tari Topeng Kona berlangsung turun-temurun. Dan tidak semua orang bisa melakukannya.

"Ya mungkin karena harus melalui tahapan laku spiritual tertentu itu," tandasnya.

Desa Blimbing, Klabang merupakan salah satu deliniasi dalam UNESCO Global Geopark (UGGp) Ijen Geopark, sebagai culturesite. Di desa ini, sarat akan budaya tradisional yang tetap dipertahankan hingga kini.




(hil/iwd)


Hide Ads