Lika-liku Begandring Soerabaia Kumpulkan Sumber untuk Pusat Data Soekarno

Lika-liku Begandring Soerabaia Kumpulkan Sumber untuk Pusat Data Soekarno

Ardian Dwi Kurnia - detikJatim
Senin, 17 Jun 2024 14:14 WIB
Koleksi buku di Pusat Data Soekarno Surabaya.
Koleksi buku di Pusat Data Soekarno Surabaya. Foto: Ardian Dwi Kurnia/detikJatim
Surabaya -

Bertepatan dengan bulan lahir Bung Karno, Begandring Soerabaia meluncurkan Pusat Data Soekarno. Pusat data ini berisi berbagai macam arsip sang proklamator Indonesia yang dipublikasikan di situs milik Begandring.

"(Data Soekarno) yang berupa file digital ada 15 buku tulisan Soekarno, 31 buku tentang Soekarno yang ditulis orang lain, 275 teks pidato Soekarno, 1681 foto Soekarno, dan 150 video tentang Soekarno," kata Direktur Program Hubungan Antarlembaga Begandring Soerabaia Kuncarsono Prasetyo kepada detikJatim, Senin (17/6/2024).

Selain data digital, Begandring juga memiliki arsip fisik berupa tujuh buku karya Soekarno, 17 buku yang membahas tentang dirinya, 13 kaset rekaman, dan 23 buku pidato Bung Karno. Arsip tersebut dapat diakses di situs yang kini memiliki subdomain khusus untuk data Soekarno.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengumpulan data ini dilakukan Begandring sejak setahun belakangan. Mereka menggali banyak sumber data untuk mendapatkan arsip tentang Soekarno.

"Kami mengumpulkan dari sumber resmi seperti arsip nasional, Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Bung Karno, Nasional Arsip Belanda, serta Pusat Dokumentasi Soekarno yang ada di luar negeri," ujar pria yang akrab disapa Kuncar.

ADVERTISEMENT

Perjuangan tim Begandring mengumpulkan data terkait sang pendiri bangsa ini tak main-main. Bahkan, mereka harus meyakinkan berbagai lembaga di luar negeri untuk memperoleh data Soekarno.

"Banyak kesulitannya saat mengumpulkan data Soekarno. Misalnya, saat mendapatkan data di kanal digital, namun terkunci, untuk mendapatkan akses, kami perlu memberikan legitimasi bahwa kami organisasi nirlaba dan tidak untuk dikomersialkan. Itu perlu waktu panjang banget," tutur Kuncar.

"Permintaan kami detail, contohnya di pusat dokumentasi yang ada di Eropa, kami tidak sekadar meminta rekaman digital, tapi (juga) berupa kaset. Ini beberapa kaset sudah kami dapatkan," sambungnya seraya menunjuk kaset yang dimaksud.

Selain mendapatkan data Soekarno dari sumber resmi di dalam dan luar negeri, Begandring juga mengupayakan kelengkapan arsip lewat sumber pribadi. Salah satunya berasal dari keluarga Roeslan Abdul Ghani.

"Kontribusi yang paling besar itu keluarga Roeslan Abdul Ghani. Karena Abdul Ghani termasuk tokoh yang dekat dengan Soekarno dan menyimpan dokumen tentang Soekarno. Kita mendapatkan akses untuk mendapatkan dokumen itu dari keluarga Roeslan yang ada di Jakarta dan Surabaya berupa buku," ucap Kuncar.

Ia juga memastikan Pusat Data Soekarno akan terus diperbarui dan ditambah koleksinya karena masih banyak data yang belum dimiliki. Saat ini, Begandring juga tengah berusaha mendapatkan dokumen milik ayah Soekarno untuk melacak jejak sang proklamator saat balita.

"Masih banyak data Soekarno yang belum kami dapatkan. Misalnya, kami memiliki keyakinan dan seharusnya itu ada, tentang catatan administrasi Belanda terkait kehidupan bapaknya. Karena bapaknya ini kan kelas menengah, seorang guru," kata Kuncar.

"Seperti tentang pencatatan kelahiran, pencatatan perkawinan, SK mutasi, tahun kapan dia di mana, itu seharusnya ada, kita sedang berburu itu. Jadi tentang periode hidup Soekarno mulai 0-4 tahun, bahkan yang Soekarno sendiri masih kebingungan. Sehingga perdebatan misalnya tentang kelahiran Soekarno dapat diredam," pungkasnya.




(irb/iwd)


Hide Ads