Tampil Lagi, Tari Tani Siring Kenang Peristiwa Lumpur Lapindo

Tampil Lagi, Tari Tani Siring Kenang Peristiwa Lumpur Lapindo

Suparno - detikJatim
Minggu, 16 Jun 2024 12:50 WIB
Siswa-siswi SMAN 1 Porong menampilkan Tari Tani Siring.
Siswa-siswi SMAN 1 Porong menampilkan Tari Tani Siring. Foto: Suparno/detikJatim
Sidoarjo -

Setelah sukses dua kali menampilkan Tari Tani Siring di Tebing Breksi Sleman, Yogyakarta, SMA Negeri 1 Porong (SMANIP) Sidoarjo kembali menampilkan tari kolosal ini untuk mengenang peristiwa lumpur Lapindo.

Tari itu menggambarkan petani warga korban lumpur kembali bangkit setelah sawahnya tenggelam oleh lumpur Lapindo. Ratusan pelajar itu memeragakan tari kolosal yang bertemakan Pentas Raya P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) di tempat wisata kolam renang Perumtas Tanggulangin Sidoarjo, Minggu (16/6/2024)

Dalam tariannya, mereka menggunakan kostum kebaya dan jarik, serta memakai capil dan membawa kerinjing. Layaknya seperti petani warga korban lumpur sedang menanam padi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setelah sukses dua kali tampil di Yogyakarta, kali ini siswa-siswi ingin tampil di Sidoarjo. Dengan harapan untuk mengenang peristiwa terjadinya semburan lumpur Lapindo," kata Titis di lokasi, Minggu (16/6/2024).

Titis menjelaskan, tari asal Kelurahan Siring ini merupakan ekspresi seni yang mengandung makna mendalam dari suatu budaya. Melalui gerakan, musik, dan kostum, tari menjadi cermin identitas suatu kelompok.

ADVERTISEMENT

"Dari situlah SMAN 1 Porong menciptakan Tari Tani Siring untuk mengenang, bahwa petani warga korban berhasil bangkit meski ladang pertaniannya sudah tenggelam oleh lumpur Lapindo," jelas Titis.

Ia menambahkan, pelestarian budaya melalui seni tari bukan hanya menjaga warisan masa lalu, tetapi memberikan pemahaman lebih tentang nilai-nilai kemanusiaan kepada siswa. Dalam dunia pendidikan, seni tari dapat menjadi sarana untuk mengajarkan siswa tentang budaya tradisional, pengembangan kreativitas, serta toleransi antar siswa.

"Mereka telah bangga berhasil menampilkan karya seni tari yang diciptakan sekolahnya sendiri," imbuh Titis.

Sementara itu, siswa SMAN 1 Porong kelas X Rahma Aprilia mengaku bangga berhasil tampil bersama ratusan siswi lainnya. Ini merupakan pertama kalinya ia tampil membawakan Tari Tani Siring.

"Kami sangat bangga sekali telah berhasil tampil membawakan sebuah tarian, apalagi tarian ini diciptakan sekolah sendiri," kata Aprilia.

Hal yang sama disampaikan Aqiella Nasyiah dan Rafa Azmi Putri kelas X. Aqiella mengatakan, pihaknya mempersiapkan penampilan Tari Tani Siring dalam waktu dua bulan. Menurutnya, menghargai budaya merupakan keterampilan yang sangat penting bagi siswa.

"Menurut kami, seni memberikan peluang siswa untuk menjelajahi dan meresapi berbagai budaya. Sebagai siswi dengan seni tari ini, kami ingin lebih menguasai barbagai budaya untuk memupuk toleransi ke sesama siswi," tandas Aqiella.




(auh/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads