Tari Tani Siring Kisahkan Perjuangan Petani Lapindo Tampil Memukau di Jogja

Tari Tani Siring Kisahkan Perjuangan Petani Lapindo Tampil Memukau di Jogja

Suparno - detikJatim
Kamis, 23 Mei 2024 23:13 WIB
Siswa SMA Negeri 1 Porong (SMANIP) Sidoarjo menciptakan Tari,
Siswa-siswi tari 'Tani Siring'/Foto: Istimewa (Dok SMAIP Sidoarjo)
Sidoarjo -

SMA Negeri 1 Porong (SMANIP) Sidoarjo menciptakan sebuah tarian bertajuk Tari Tani Siring. Tari ini menggambarkan perjuangan petani asal Desa Siring, Porong yang sudah tenggelam luapan lumpur Lapindo. Di mana, mereka bisa bangkit lagi meski harus bertani di desa lain.

Ratusan pelajar pun memeragakan tari kolosal yang bertemakan Pentas Raya P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) ini di tempat wisata Tebing Breksi, Sleman, Yogyakarta. Aksi ini membuat sejumlah pihak terpukau.

Ratusan pelajar ini menampilkan tarian ini sebanyak 2 kali. Yakni pada 27 April 2024 yang diperagakan 330 siswa kelas XI dan pada 3 Mei 2024 diperagakan oleh 355 siswa kelas X.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala SMAN 1 Porong, Ropingi menuturkan, Tari Tani Siring ini diciptakan sekitar tahun 2014 atau 8 tahun setelah lumpur Porong menyembur dan menenggelamkan beberapa desa.

"Tari Tani ini diciptakan oleh rekan guru yang bekerjasama dengan ahli tari dari Kota Surabaya. Tari ini menggambarkan kegigihan warga Desa Siring dalam bercocok tanam," kata Ropingi, Kamis (23/5/2024).

ADVERTISEMENT

Ropingi menjelaskan, tarian ini sempat vakum, namun saat dirinya menjabat Kepala Sekolah SMAN 1 Porong, kemudian digali lagi dan kembali dihidupkan.

"Ternyata cerita dan filosofinya luar biasa. Nah, saya ingin anak didik kita bangga punya karya ini. Apalagi tarian ini asli karya sekolah kami, di samping itu para murid bisa belajar kearifan lokal dari tarian ini," jelasnya.

Ia menambahkan, seni tari tidak hanya tentang gerakan tubuh, tetapi juga mengandung pesan moral dan nilai-nilai tradisional yang diwariskan dari generasi ke generasi.

"Hal tersebut juga sesuai enam karakter dimensi P5 yang meliputi mandiri, kreatif, gotong royong, kebersamaan dan ketakwaan kepada Tuhan Yag Maha Esa. Agar terus lestari, kami berencana mematenkan Tari Tani Siring ini. Ke depan, kami juga akan mengajarkan tarian ini kepada para murid kami di semua jenjang," tandas Ropingi.

Salah satu maskot tari 'Tani Siring' yakni Dahayu Jeconia Christy Sasmito. Siswi kelas XI-8 ini menuturkan, sebelum tampil, dirinya bersama temannya berlatih sekitar satu bulan.

"Tampil di depan umum dan disaksikan banyak orang tentu ada sedikit grogi. Itu sangat terasa di awal-awal, namun setelah itu bisa enjoy," kata Dahayu di SMANIP, Kamis (23/5/2024).

"Kostumnya memakai kebaya dan jarik, serta memakai capil dan membawa kerinjing. Layaknya seperti petani pada saat di sawah," imbuh Dahayu.

Hal yang sama dikatakan Wahid Hardiansyah, siswa kelas XI-11. Ia mengaku dirinya sempat grogi karena selama ini tidak pernah mengikuti seni tari.

"Ya sedikit grogi, apalagi sebelumnya saya belum pernah belajar tari sekalipun, tapi setelah selesai mengikuti tarian kolosal tersebut merasa lega, dan bangga karena dia telah berhasil menampilkan tarian asli dari Siring Porong yang sudah tenggelam oleh lumpur Lapindo," kata Wakid.

Koordinator P5 SMAN 1 Porong, Fitri Cahyabuana mengatakan, tampil di depan publik merupakan cara agar anak-anak lebih percaya diri. Selain itu, untuk memeragakan tarian kolosal, tentu butuh kerjasama yang luar biasa. Nah di sini, jiwa tolong-menolong para murid muncul, mereka terlihat saling bantu.

"Pada saat tarian akan dimulai mereka tidak usah disuruh untuk membantu temannya, eh ternyata mereka kompak saling membantu, satu sama lain,"

Fitri menambahkan, untuk lebih mengenalkan Tari Tani Siring kepada masyarakat khususnya Sidoarjo, para murid akan kembali menampilkan tarian kolosal ini. Kali ini, tidak di luar kota, tetapi di Pasar Wisata Permata Tanggulangin

"Kenangan akan suatu daerah bisa disimpan dalam tulisan, foto maupun video. Namun SMAN1P mengenang Desa Siring, Kecamatan Porong dengan membuat sebuah tari berjudul Tani Siring. Dengan seni tari ini, mereka berharap kenangan akan pertanian di Desa Siring yang tenggelam lumpur akan abadi," imbuh Fitri.




(hil/fat)


Hide Ads