Panen raya kopi di kawasan Ijen-Raung Bondowoso telah dimulai. Prosesi panen raya kopi itu ditandai Rokat Molong Kopi.
Kegiatan itu menandai panen kopi arabika dan beberapa jenis lainnya di kawasan lereng gunung Raung dan Ijen.
Rokat Molong Kopi berasal dari Bahasa Madura yang artinya 'selamatan sebelum panen kopi'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selamatan ini bentuk rasa syukur karena kopi yang ditanam sudah tumbuh dengan baik sekaligus harapan panennya melimpah.
Pantauan detikJatim, kegiatan Rokat Molong Kopi itu dimulai dengan doa yang dipimpin tokoh masyarakat.
Selanjutnya, sejumlah warga mulai memetik buliran kopi yang sudah tua dan memerah.
Hasil petikan itu lalu dimasukkan ke tas selempang yang didesain khusus sebagai penampung hasil petikan.
Tak hanya itu. Kopi hasil petikan pertama di tas selempang itu juga dibacakan mantra dan doa sebelum dimasukkan ke tempat penampungan.
Prosesi Rokat Molong Kopi yang digelar setiap awal panen raya itu dilakukan langsung di kebun warga lalu dilanjutkan dengan panen.
"Dengan mengucap bismillah, panen raya kopi di kawasan lereng Raung ini dimulai," kata Pj Bupati Bondowoso, Bambang Soekwanto, Rabu (12/6/2024).
Menurut Bambang, selain sebagai penanda panen raya kopi, ritual Rokat Molong Kopi adalah prosesi agar hasil panen kopi lebih meningkat.
"Kopi arabika Ijen Raung memang merupakan salah satu kopi andalan di Indonesia yang memiliki Indikasi Geografis (IG)," imbuhnya.
Perkebunan kopi rakyat di kawasan lereng Gunung Raung sisi Bondowoso luasnya mencapai 4.000 hektare.
Dalam setiap hektare lahan di lereng Gunung Raung, kopi yang dihasilkan bisa mencapai 3-4 ton.
Ada beberapa jenis kopi di kawasan itu. Di antaranya Blue Mountain, Yellow Catura, serta Orange Bourbon. Semuanya varietas Arabika.
(dpe/iwd)