4 Suku dan Etnis Ini Banyak di Surabaya, Bagaimana Ciri Khasnya?

4 Suku dan Etnis Ini Banyak di Surabaya, Bagaimana Ciri Khasnya?

Ardian Dwi Kurnia - detikJatim
Jumat, 31 Mei 2024 12:30 WIB
Kya-Kya, Salah Satu Kawasan Pecinan Yang Populer di Surabaya
Kya-Kya, salah satu kawasan Pecinan yang populer di Surabaya. Foto: Hanaa Septiana
Surabaya -

Kota Surabaya sudah menjajaki usianya ke-731. Sebagai kota terbesar kedua setelah Jakarta, wilayah dengan julukan Kota Pahlawan ini dihuni beragam suku dan etnis, serta berbagai budaya yang dibawa masing-masing kelompok tersebut.

Sekilas tentang Surabaya, dilansir dari buku Kota Surabaya dalam Angka 2024 yang dibuat oleh Badan Pusat Statistik (BPS), kota ini memiliki jumlah penduduk sebanyak 3 juta jiwa pada 2023. Dengan luas sekitar 326,81 km2, kepadatan penduduk di Kota Pahlawan pada 2023 menyentuh angka 8.958 jiwa per km2.

Sebagai ibu kota Provinsi Jawa Timur, Kota Surabaya memiliki jumlah penduduk terbanyak dibandingkan kota dan kabupaten lain di provinsi tersebut. Kota yang dulunya bernama Ujung Galuh ini berbatasan dengan Kabupaten Sidoarjo di sebelah selatan, Kabupaten Gresik pada sisi barat, serta Selat Madura di sebelah utara dan timur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suku dan Etnis di Surabaya

Dilansir dari situs resmi Universitas Ciputra (UC) dan Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) IPB University, Surabaya merupakan pusat bisnis, pendidikan, industri, dan perdagangan untuk wilayah timur Pulau Jawa dan sekitarnya.

Hal tersebut menjadi daya tarik berbagai suku dan etnis untuk datang dan menetap di Surabaya, sehingga saat ini Surabaya bisa disebut sebagai kota multietnis yang memiliki kekayaan budaya. Berikut empat suku dan etnis yang paling banyak menghuni Surabaya, beserta ciri khasnya.

ADVERTISEMENT

1. Suku Jawa

Suku Jawa adalah suku yang paling banyak dimiliki penduduk Surabaya. Menurut PKSPL IPB University, 83,68% penduduk di Kota Pahlawan bersuku Jawa. Sementara data dari UC, penduduk Suku Jawa di Surabaya ada 53%.

Suku ini punya ciri khas pada dialek Jawa yang cenderung terasa blak-blakan, kasar, egaliter, dan tidak mengenal tingkatan bahasa. Ragam cakapan bahasa Jawa di Surabaya ini kerap disebut Boso Suroboyoan, dengan jancok sebagai kata yang paling terkenal.

2. Suku Madura

Penduduk Surabaya terbanyak kedua sebanyak 7,5 persen merupakan Suku Madura. Faktor ekonomi dan letak geografisnya yang berdekatan dengan Kota Pahlawan menyebabkan orang dari Madura berduyun-duyun datang ke Kota Surabaya.

Suku Madura yang berada di Surabaya mudah dikenali sebab mereka masih menggunakan bahasa Madura untuk berbicara sehari-hari. Selain itu, mereka terkenal dengan warung Madura-nya yang sudah melegenda, bahkan kerap disebut-sebut hanya tutup saat hari kiamat.

3. Etnis Tionghoa

Etnis Tionghoa merupakan etnis yang banyak tersebar di Kota Pahlawan. Versi UC, populasi etnis ini sebesar 25,5 persen. Sementara menurut PKSPL IPB, Tionghoa di Kota Surabaya sebanyak 7,25 persen saja.

Logat Suroboyoan-nya yang sangat kental menjadi ciri khas etnis Tionghoa di Surabaya. Berbeda dengan orang Jawa yang menggunakan bahasa Jawa, etnis ini menggunakan dialek Boso Suroboyoan dengan campuran tiga bahasa, yaitu Indonesia, Inggris, dan Jawa. Ragam tutur yang biasa disebut medhok ini bukti akulturasi budaya di Surabaya.

4. Etnis Arab

Etnis Arab di Surabaya berjumlah 2,04 persen di Surabaya menurut PKSPL IPB. Sementara menurut data dari UC, etnis ini mencapai 7 persen dari jumlah keseluruhan penduduk Kota Pahlawan.

Etnis Arab masih sering terdengar menggunakan bahasa Arab dalam aktivitasnya sehari-hari. Mereka juga sangat kental dengan kebudayaan bernuansa Islam serta banyak tinggal di sebuah daerah di Surabaya yang dijuluki sebagai Kampung Arab.

Artikel ini ditulis oleh Ardian Dwi Kurnia, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(irb/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads