Hari Puisi Nasional diperingati setiap 28 April. Perayaan ini tidak lepas dari sosok Chairil Anwar. Pasalnya ia mempunyai peran yang cukup penting dalam karya sastra di Indonesia.
Chairil Anwar merupakan penyair pada Angkatan 45. Ia terkenal dengan puisinya yang berjudul "Aku". Berkat puisinya tersebut, Chairil mendapat julukan "Si Binatang Jalang." Ia telah melahirkan berbagai karya sastra yang fenomenal.
Meskipun namanya sudah banyak dikenal, sebagian dari detikers mungkin belum mengenal Chairil Anwar. Yuk simak profil singkat Chairil Anwar di bawah ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Profil Chairil Anwar
Dikutip dari Ensiklopedia Kemdikbud, Chairil Anwar lahir di Medan pada 26 Juli 1992. Ia merupakan anak dari pasangan Toeloes bin haji Manan dan Saleha. Mereka berasal dari keluarga yang terpandang di Payakumbuh, Sumatera Barat.
Ayah Chairil merupakan seorang pegawai negeri pada masa kolonial dan pernah menjabat sebagai Bupati Rengat pada tahun 1948. Sementara ibunya merupakan warga asal Kota Medan.
Chairil pernah menempuh pendidikan dasarnya di Neutrale Hollands Inlandsche School (HIS) Medan. Kemudian ia melanjutkan sebuah sekolah setingkat dengan SLTP yaitu ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) di Medan. Sayangnya, ia tidak menamatkan di sekolah tersebut sampai kelas satu saja.
Berangkat ke Jakarta, ia kembali masuk ke MULO dan hanya sampai kelas dua. Selanjutnya ia belajar secara otodidak dan memperdalam bahasa asing seperti bahasa Belanda, bahasa Inggris, dan bahasa Jerman.
Kepandaiannya dalam mempelajari berbagai bahasa tersebut, membuat Chairil dapat belajar karya-karya sastra di dunia.
Chairil menikah dengan Hapsah Wiriaredja pada 6 September 1946 di Karawang. Mereka dikarunia satu orang anak bernama Evawani Alissa. Sayangnya pernikahan tersebut hanya bertahan selama dua tahun saja.
Perjalanan Karier Chairil Anwar
Chairil Anwar menghidupi dirinya dengan menulis sajak. Dari sana ia memperoleh uang. Ia mulai menulis pada tahun 1942 ketika ia melahirkan sebuah sajak dengan judul "Nisan".
Ia juga menjajaki karier di bidang penulisan. Diketahui pada Januari-Maret 1948 ia bekerja sebagai redaktur majalah Gema Suasana. Akan tetapi karena merasa tidak puas, ia akhirnya mengundurkan diri.
Selanjutnya ia juga pernah bekerja sebagai redaktur di majalah Siasat sebagai pengasuh rubrik kebudayaan "Gelanggang". Chairil bekerja bersama dengan Ida Nasution, Rivai Apin, dan Asrul Sani.
Chairil pernah berencana akan mendirikan sebuah majalah kebudayaan dengan nama "Air Pasang" dan "Arena". Akan tetapi rencana tersebut belum terwujud lantaran ia telah meninggal dunia.
Kesenangannya dalam dunia menulis masih terjaga hingga akhir hayatnya. Pada tahun 1949 menjelang wafat, Chairil menghasilkan enam buah sajak yaitu "Mirat Muda", "Chairil Muda", "Buat Nyonya N", "Aku Berkisar Antara Mereka", "Yang Terhempas dan Yang Luput", "Derai-Derai Cemara", dan "Aku Berada Kembali".
Baca juga: Mengenang 10 Puisi Karya Chairil Anwar |
Karya-Karya Chairil Anwar
Dikutip dari detikNews, Chairil Anwar meninggal dunia pada tanggal 28 April 1949 pukul 14.30. Ia dimakamkan pada tanggal 29 April 1949 di Pemakaman Umum Karet, Jakarta Selatan.
Sejak tahun 1942-1949, Chairil sudah melahirkan 71 buah sajak asli, 2 buah sajak saduran, 10 sajak terjemahan, enam prosa asli, dan empat prosa terjemahan.
Beberapa karya Chairil Anwar antara lain :
- Sajak "Nisan" (1942)
- Sajak "Mirat Muda" (1949)
- Sajak "Chairil Muda" (1949)
- Sajak "Buat Nyonya N" (1949)
- Sajak "Aku Berkisar Antara Mereka" (1949)
- Sajak "Yang Terhempas dan Yang Luput" (1949)
- Sajak "Derai-Derai Cemara" (1949)
- Sajak "Aku Berada Kembali" (1949)
Selain itu sajak-sajaknya juga terkumpul dalam terbitan buku antara lain:
- Deru Campur Debu (1949)
- Kerikil Tajam dan Yang Terempas dan Yang Putus (1949)
- Aku ini Binatang Jalang (1986)
Artikel ini ditulis oleh Allysa Salsabillah Dwi Gayatri, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(irb/fat)