Batik khas Kota Mojokerto melenggang ke kancah nasional dengan tampil di Indonesia Fashion Week (IFW) 2024. Dalam penampilan perdananya di ajang bergengsi ini, Pemkot Mojokerto dan desainer APIKMEN mengusung tema The Magnificent of Majapahit.
Pj Wali Kota Mojokerto Moh Ali Kuncoro menjelaskan motif dan desain busana batik yang ditampilkan di IFW menonjolkan semangat eksplorasi budaya, keagungan, serta kejayaan Majapahit. Produksi batik-batik tersebut dikerjakan 30 pembatik lokal di Sentra IKM Kota Mojokerto.
Sejumlah motif batik khas Kota Mojokerto yang terkenal antara lain Surya Majapahit, Sulur, Sekar Jagat, Buah Mojo dan Menara Tribuana Tungga Dewi. Dari segi teknik pembuatannya meliputi batik tulis, batik cap, serta kombinasi batik tulis dan cap. Menariknya lagi, batik-batik itu menggunakan pewarna alami.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan mengikuti event IFW 2024, kami berharap batik Kota Mojokerto semakin dikenal tidak hanya di kancah nasional, tetapi juga Internasional. Sehingga perajin batik Kota Mojokerto semakin bertumbuh, berkembang dan berdampak," jelasnya dalam rilis yang diterima detikJatim, Kamis (28/3/2024).
Ajang IFW 2024 di Jakarta, lanjut Ali, menjadi barometer industri fashion tanah air. Oleh sebab itu, tampilnya batik khas Kota Mojokerto di ajang bergengsi ini sekaligus untuk semakin memopulerkan budaya Majapahit dan mempromosikan pariwisata Kota Mojokerto.
"Fashion merupakan satu dari 17 subsektor ekonomi kreatif yang perlu terus dikembangkan. Sehingga bisa memberikan kontribusi nyata dalam menggerakkan roda perekonomian sekaligus berperan aktif dalam pelestarian budaya Majapahit melalui kerajinan batik," terangnya.
Sedangkan tahun lalu, batik Kota Mojokerto juga tampil di event Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2023. Kemajuan besar ini tak lepas dari sejarah bahwa kota yang hanya mempunyai 3 kecamatan ini menjadi penghasil batik sejak tahun 1930-an.
Motif-motif batik Kota Mojokerto terinspirasi berbagai peninggalan Kerajaan Majapahit dan alam sekitar. Sejak 2023, batik Kota Mojokerto berkembang ke motif kontemporer menggunakan pewarna alami sehingga ramah lingkungan.
"Sampai dengan saat ini total pengrajin Batik di Kota Mojokerto mencapai 30 pengrajin dan telah mendaftarkan HKI ratusan motif batik, baik yang tradisonal maupun kontemporer," tandas Ali.
(abq/iwd)