Langgar Gantung Berusia Hampir 2 Abad Ada di Kota Blitar

Langgar Gantung Berusia Hampir 2 Abad Ada di Kota Blitar

Fima Purwanti - detikJatim
Rabu, 20 Mar 2024 03:30 WIB
Langgar gantung berusia hampir 2 abad di Kota Blitar yang masih eksis hingga saat ini
Langgar gantung berusia hampir 2 abad di Kota Blitar yang masih eksis hingga saat ini (Foto: Fima Purwanti/detikJatim)
Blitar -

Langgar Gantung di Jalan Kemuning, Plosokerep, Kecamatan Sananwetan merupakan salah satu bukti penyebaran Islam di Kota Blitar. Langgar gantung ini telah berusia hampir dua abad, atau berdiri sejak 1825.

Meski begitu, langgar yang juga dikenal dengan nama Annur ini masih tetap eksis hingga saat ini. Langgar atau musala tetap difungsikan sebagai tempat ibadah bagi masyarakat sekitar.

Ketua Takmir Langgar Gantung Isman Hadi mengatakan, penyebutan langgar gantung ini karena bangunannya seperti rumah panggung. Di mana ada jarak antara lantai dan tanah. Kala itu, wilayah Plosokerep masih berupa hutan belantara, sehingga langgar dibuat panggung untuk menghindari hewan buas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Langgar gantung ini didirikan oleh Irodikoro, seorang prajurit laskar Pangeran Diponegoro dari Jawa Tengah yang bergerilya melawan penjajah Belanda. Ya dibangun sejak sekitar 1825," katanya kepada detikJatim, Selasa (19/3/2024).

Langgar gantung berusia hampir 2 abad di Kota Blitar yang masih eksis hingga saat iniLanggar gantung berusia hampir 2 abad di Kota Blitar yang masih eksis hingga saat ini Foto: Fima Purwanti/detikJatim

Saat ini, langgar gantung masih tetap digunakan sebagai tempat ibadah oleh masyarakat sekitar. Seperti untuk salat berjemaah, salat tarawih, pengajian dan sebagainya.

ADVERTISEMENT

"Sampai sekarang ya masih (difungsikan) untuk salat, tadarus dan sebagainya. Tapi kalau untuk mengaji anak-anak sudah dialihkan ke madrasah yang lebih besar," terangnya.

Bangunan langgar gantung juga masih kokoh berdiri dan hanya direnovasi sekali. Konstruksinya terdiri dari kayu dan bambu dengan gaya arsitektur rumah Jawa atau limasan. Pilar penyangga dan lantai langgar terbuat dari kayu jati asli. Sedangkan dinding dan plafonnya terbuat dari anyaman bambu.

Selain itu, ornamen ukiran kayu juga terdapat di tempat imam salat. Pintu masuk langgar maupun jendela juga terbuat dari kayu.

"Semuanya masih asli, hanya sekali direvonasi itu tahun 1995. Pada bagian genteng, kayu usuk dan kayu reng. Sempat juga plafonnya diganti triplek, tapi diganti ke anyaman bambu lagi yang dipesan dari Jawa Barat," imbuhnya.

Langgar gantung berusia hampir 2 abad di Kota Blitar yang masih eksis hingga saat iniLanggar gantung berusia hampir 2 abad di Kota Blitar yang masih eksis hingga saat ini Foto: Fima Purwanti/detikJatim

Langgar Gantung juga dilengkapi dengan bedug yang berusia sama dengan usia langgar. Bedug itu diletakkan di serambi atau dekat pintu masuk langgar.

"Kalau bedugnya juga sudah ada sejak langgar berdiri, cuma sekali ganti kulit. Sampai sekarang masih difungsikan. Sebenarnya ada juga ada kentongan, tapi sudah rusak dan disimpan di bawah langgar," terang Isman.

Isman berharap, langgar gantung tetap bisa difungsikan dan semakin dikenal banyak orang. Sebab, langgar gantung merupakan salah satu peninggalan maupun bukti penyebaran Islam pertama di wilayah Blitar. Sehingga, perlu dikenalkan kepada generasi penerus.

"Iya semoga tetap dikenal oleh banyak orang, dan generasi berikutnya tentang penyebaran Islam. Dan juga tetap bisa difungsikan," tandanya.




(hil/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads