Menelisik Sejarah Situbondo dan Lika-likunya hingga Jadi Nama Kabupaten

Urban Legend

Menelisik Sejarah Situbondo dan Lika-likunya hingga Jadi Nama Kabupaten

Chuk S Widarsha - detikJatim
Kamis, 14 Mar 2024 15:01 WIB
Pemkab Situbondo
Pendopo Aryo Situbondo (Foto: Chuk S Widarsha)
Situbondo -

Mendengar nama Situbondo, ingatan kita tentu tak lepas nama jalan poros peninggalan Daendels, Anyer Panarukan. Sebab, Panarukan berada di Kabupaten Situbondo. Bagaimana sejarahnya?

Terletak di ujung timur Pulau Jawa bagian utara, Kabupaten Situbondo memiliki luas sekitar 1.638,50 km2. Terdiri dari 17 kecamatan serta 132 desa.

Secara geografis Situbondo berbatasan langsung dengan beberapa kabupaten tetangga. Yakni sebelah barat Probolinggo, selatan Bondowoso, dan timur Banyuwangi. Sementara wilayah utara berbatasan langsung dengan Selat Madura.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan sejumlah literasi, sejarah Situbondo tidak terlepas dari salah satu wilayah kecamatannya, yakni Besuki. Kala itu, Besuki berada di bawah kepemimpinan Adipati Suroadikusumo yang memerintah sekitar abad ke-17.

Tampuk pimpinan kadipaten Besuki lantas dilanjutkan oleh Joyo Lelono, yang bergelar tumenggung. Saat itu bertepatan dengan Belanda yang telah menguasai Pulau Jawa.

ADVERTISEMENT

Karena Tumenggung Joyo Lelono dalam kondisi tak berbuat banyak, Besuki dan wilayah sekitarnya akhirnya dikuasai sepenuhnya oleh Belanda.

Secara bersamaan, pemerintahan Belanda saat itu mengalami krisis keuangan. Maka, untuk menutupi kondisi itu sebagian Pulau Jawa dikontrakkan kepada orang-orang Cina.

Setelah bangsa Inggris, melalui gubernurnya bernama Thomas Stamford Raffles datang untuk menggantikan kekuasaan Belanda, sebagian pulau Jawa yang sempat dikuasai pengusaha Cina dapat diambil alih.

Namun, penguasaan Inggris di pulau Jawa rupanya tak berlangsung lama. Beberapa saat kemudian bangsa Belanda dapat mengambil alih kembali Pulau Jawa. Saat itu Pangeran Sumenep yang bergelar Raden Tumenggung Prawirodiningrat I diangkat sebagai residen pertama di wilayah Besuki dan sekitarnya.

Pemerintahan Belanda ketika itu banyak dibantu oleh Raden Prawirodiningrat I membangun Situbondo yang kala itu masih bernama Kadipaten Panarukan.

Kepemimpinan Raden Prawirodiningrat I lantas digantikan oleh Raden Prawirodiningrat II. Adipati pengganti ini oleh Belanda dinilai menorehkan prestasi. Atas jasa-jasanya pemerintah Belanda menganugerahinya sebuah kalung emas bergambar singa.

Setelah Raden Prawirodiningrat II mangkat, sebagai penggantinya Raden Prawirodiningrat III. Hanya saja, di bawah kepemimpinannya wilayah Besuki semakin meredup.

Sementara wilayah Panarukan semakin berkembang pesat. Itulah sebabnya pemerintahan Besuki akhirnya dipindahkan ke Kadipaten Panarukan, dengan bupati pertama Raden Tumenggung Aryo Soeryo Dipoetro.

Dalam perkembangannya Panarukan akhirnya diubah menjadi Kabupaten Situbondo pada1972. Hal itu tertuang dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 28/1972 tentang Perubahan Nama dan Pemindahan Tempat Kedudukan Pemerintah Daerah.




(sun/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads