Setidaknya ada 17 ogoh-ogoh yang diarak dalam pawai perayaan Tawur Agung Kesanga di jalanan Desa Sumbermulyo, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi. Salah satu di antaranya adalah ogoh-ogoh Koruptor.
Belasan ogoh-ogoh itu dibopong belasan pemuda. Ogoh-ogoh raksasa itu bergoyang-goyang di antara kerumunan manusia. Pawai Ogoh-ogoh ini bagian dari prosesi Tawur Kesanga, salah satu ibadah umat Hindu menuju puncak upacara Catur Brata Penyepian.
Yang unik dari perayaan ogoh-ogoh ini ada sosok koruptor raksasa yang turut mengikuti pawai bersama ogoh-ogoh lainnya seperti tokoh anime, sejumlah sosok dewa, dan raksasa barong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Romo Mangku Pura Sindhu Gangga Sidayu Hadi Santoso (46) mengungkapkan ogoh-ogoh koruptor di Tawur Agung Kesanga ini adalah manifestasi dari sifat buruk manusia yang harus dihanguskan. Sebelumnya, dalam upacara Melasti seluruh umat telah menjalani prosesi pensucian.
"Iya, itu penggambaran sifat buruk. Kita tahu korupsi itu Khan perilaku buruk, dan akhir-akhir ini juga banyak kasus korupsi dimana koruptor nya juga masih dalam proses hukum ada juga yang belum selesai," tutur Hadi Santoso.
![]() |
Hadi menambahkan, perayaan pawai ogoh-ogoh tahun ini lebih meriah dibanding tahun sebelumnya. Sebelum digelar pawai, masyarakat terlebih dahulu dihibur dengan aneka door prize. Setidaknya ada 1.000 warga yang hadir dalam pawai itu.
"Tahun ini meriah, ada undian door prize juga. Masyarakat antusias dan Ogoh-ogohnya juga banyak mengakomodir kreasi seni juga," terangnya.
Bagi umat Hindu, Ogoh-ogoh dimaknai sebagai sifat buruk manusia, diarak dalam jarak 3 kilometer, ogoh-ogoh ini menjadi tontonan menarik. Sejumlah umat Hindu yang mengikuti upacara tawur agung kasanga pun berebut untuk menyentuh Ogoh-ogoh.
Salah satu ogoh-ogoh terfavorit adalah ogoh-ogoh koruptor dalam bentuk tikus buncit yang membawa segepok uang.
"Masyarakat paling tertarik dengan ogoh-ogoh koruptor yang digambarkan dengan tikus perut buncit membawa segepok uang," pungkas Hadi.
(dpe/iwd)