Khidmatnya Umat Hindu Tulungagung Gelar Tawur Agung Kesanga Sebelum Nyepi

Khidmatnya Umat Hindu Tulungagung Gelar Tawur Agung Kesanga Sebelum Nyepi

Adhar Muttaqin - detikJatim
Selasa, 21 Mar 2023 22:30 WIB
tawur kesanga tulungagung
Upacara tawur kesanga di Tulungagung sebelum Nyepi (Foto: Adhar Muttaqin)
Tulungagung -

Puluhan umat Hindu Tulungagung menggelar upacara Tawur Agung Kesanga. Rangkaian Hari Raya Nyepi tahun baru Saka 1945 ini digelar di Pura Giri Amerta, Desa Sawo, Campurdarat.

Rangkaian Tawur Kesanga digelar mulai Selasa (21/3/2023) sore hingga malam. Prosesi diawali dengan sembahyang bersama dan memanjatkan doa di dalam pura yang dipimpin oleh mangku atau pendeta.

Salah seorang tokoh umat Hindu Tulungagung I Nengah Suteja mengatakan setelah rangakaian sembahyang di dalam pura selesai, dilanjutkan dengan upacara Tawur Agung Kesanga yang digelar di halaman pura.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Upacara Tawur Agung Kesanga ini adalah upacara kesejahteraan dan keselarasan serta keseimbangan alam semesta, beserta seluruh umat manusia, supaya kehidupannya seimbang, alam semesta seimbang," kata I Nengah Suteja.

tawur kesanga tulungagungTawur kesanga di Tulungagung (Foto: Adhar Muttaqin)

Dalam upacara ini umat Hindu secara beriringan berkeliling pura sambil memercikkan air suci, menyapu dan membunyikan aneka tetabuhan.

ADVERTISEMENT

"Air ini sudah disucikan oleh mangku atau romo pendeta sehingga dapat membersihkan baik diri manusia maupun alam ini. Sapu itu maknanya untuk membersihkan alam semesta, sedangkan tetabuhan sebagai pengiring," ujarnya.

Menurutnya puncak Hari Raya Nyepi akan dilakukan seluruh umat Hindu mulai tengah nanti selama 24 jam penuh hingga 23 Maret malam. Selama Nyepi, umat Hindu harus melakukan catur brata penyepian.

"Catur brata penyepian itu kami melakukan amati geni tidak menyalakan lampu atau api terutama api yang ada di dalam diri kita. Kita redam sehingga kita menjadi orang-orang yang sabar," ujarnya.

Berikutnya amati karya, selama 24 umat Hindu tidsk bekerja dan hanya fokus di rumah. Ketiga amati lelungan atau tidak bepergian dan yang keempat amati lelanguan atau tidak menikmati hiburan.

Catur brata penyepian tersebut sebagai sarana untuk introspeksi diri terhadap apa yang dilakukan selama setahun terakhir. Dengan itu diharapakan, umat Hindu akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dan memperbaiki kesalahan yang diperbuat sebelumnya.

"Kita introspeksi yang kurang-kurang kita perbaiki, yang lebih minimal kita pertahankan dan kita tingkatkan, sehingga kita selalu di jalan dharma dan kita hindari jalan adharma atau jalan keburukan. Dalam Nyepi ini mulat sarira ini besok kita setiap saat dipanggil oleh Tuhan kita bisa manunggaling kawula Gusti," jelas I Nengah Suteja.




(abq/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads