Mengenang Dusun Sumberglatik yang Hilang Jadi Lokasi PLTU Paiton Probolinggo

Urban Legend

Mengenang Dusun Sumberglatik yang Hilang Jadi Lokasi PLTU Paiton Probolinggo

M Rofiq - detikJatim
Kamis, 22 Feb 2024 14:56 WIB
PLTU Paiton
PLTU Paiton di Probolinggo (Foto: M Rofiq)
Probolinggo -

PLTU Paiton merupakan salah satu PLTU terbesar di Indonesia. Berlokasi di Probolinggo, PLTU Paiton yang mempunyai kapasitas total 4.700 MW memasok listriknya ke Jawa, Madura, dan Bali.

Sebelum dibangun, lokasi tempat berdirinya PLTU Paiton dulunya merupakan sebuah dusun yang bernama Sumberglatik. Dusun itu bernama Sumberglatik karena memang ada banyak burung glatik di dusun tersebut.

Dusun Sumberglatik, merupakan salah satu dari 4 dusun di Desa Binor. Dusun itu diisi oleh sekitar 20 Kartu Keluarga (KK) saja yang mayoritas merupakan warga pendatang dan bekerja sebagai penjaga ataupun polisi hutan yang ada di Desa Binor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian di bibir pantainya terdapat sumber mata air tawar yang biasa digunakan warga setempat untuk mandi dan minum. Bahkan para pengendara yang melintas, baik dari arah Probolinggo-Situbondo atau sebaliknya sering berhenti untuk sekadar mandi dan mengambil air minum di lokasi tersebut.

Uniknya, meski berada di bibir pantai, air tersebut tetap tawar dan sama sekali tidak terkontaminasi dengan air laut yang asin. Ketika air laut pasang, sumber mata air itu seakan menutup agar air laut tidak masuk. Dan ketika surut, sumber air itu muncul kembali.

ADVERTISEMENT

Kepala Desa Binor Hostifawati mengatakan perencanaan pembangunan PLTU Paiton itu dimulai sekitar tahun 80-an. Tepat pada tahun 1981 dilakukan survei awal untuk pemindahan jalan raya di mana jalan raya tersebut akan dipindah dari bawah menuju atas bukit.

Pembangunan jalan selesai dan diresmikan sekitar tahun 1987 oleh Menteri Dalam Negeri era Presiden Suharto yakni Amir Machmud.

"Setelah berhasil memindahkan jalan utama, baru dimulai pembangunan PLTU nya, dengan luas sekitar 450 hektare. Dan PLTU itu seingat saya beroperasi sekitar tahun 1994, untuk yang meresmikan itu presiden Suharto," ujar Hostifawati kepada detikJatim, Kamis (22/2/2024)

Hostifawati menjelaskan pembangunan PLTU Paiton memakan satu dusun, yakni Dusun Sumberglatik. Nama dusun itu diambil dari adanya sumber mata air tawar yang terkenal dan burung Glatik yang kala itu banyak ditemukan di lokasi sumber mata air. Saat PLTU Paiton dibangun, warga setempat pun berpindah ke dusun lainnya dan ada yang pulang ke kampungnya.

"Dulu ada 4 dusun, yakni Dusun Krajan, Dusun Pesisir, Dusun Klompangan, dan Dusun Sumberglatik. Dan sekarang hanya tersisa tiga, karena Dusun Sumberglatik sudah dipakai untuk pembangunan PLTU," papar Hostifawati.

Hal tersebut dibenarkan oleh tokoh masyarakat setempat Suyono. Pria 54 tahun itu menceritakan dulunya daerah PLTU Paiton merupakan pantai yang cukup indah, bahkan daratannya berbentuk huruf U menjulang ke laut.

Sehingga sering digunakan para nelayan sekitar untuk menaruh perahunya agar terhindar dari amukan ombak laut. Di lokasi itu juga terdapat banyak pohon bakau yang dihuni sejumlah spesies burung, utamanya burung glatik.

"Saya waktu kecil suka mandi di laut PLTU itu, kalau sudah selesai baru bilas di sumber mata air yang tawar, jadi di sana memang sering dijadikan tempat bermain oleh anak-anak seusia saya dulu," ucap pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Desa Binor itu.




(sun/iwd)


Hide Ads