Di Probolinggo ada sebuah batu yang dianggap warga istimewa. Batu itu jika dipukul akan mengeluarkan suara seperti suara kenong. Karena itu warga menyebut batu itu sebagai betoh kennong atau batu kenong.
Batu kenong berada di perbukitan Desa Pasembon, Kecamatan Kotaanyar, Probolinggo. Di perbukitan di bagian selatan itu ada sebuah batu besar dengan lebar sekitar 4 meter dan tinggi sekitar 2 meter.
Di titik yang tepat atau titik tertentu, batu tersebut jika dipukul dengan batu lain akan berbunyi 'nong nong' layaknya bunyi kenong. Di sebelah utara yang berjarak sekitar 200 meter dari batu kenong, ada batu lain yang berukuran lebih kecil. Batu itu jika dipukul dengan batu lain juga akan berbunyi mirip bunyi gamelan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Siapapun yang berkunjung, sebelum sampai ke titik batu kenong berada nantinya juga akan disambut rindangnya pepohonan, gemericik air sungai aliran Gunung Argopuro serta suasana sejuk. Hingga saat ini, masyarakat sekitar tidak mengetahui sejak kapan batu itu ada.
Sesepuh Desa Pasembon, Kecamatan Kotaanyar, Mahrus mengatakan meski tidak diketahui pasti asal usul munculnya batu kenong itu. Warga sekitar meyakini jika batu tersebut sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit. Dan kisahnya dimulai dengan adanya iring-iringan pengantin.
Mahrus bercerita saat itu iring-iringan pengantin melewati sebuah bukit yang saat ini oleh warga disebut bukit mantan (dari kata kemantan yang artinya pengantin). Namun saat lewat bukit tersebut, entah apa yang terjadi rombongan pengantin itu tiba-tiba menghilang.
"Konon dari ceritanya, batu kenong ini adalah rombongan atau iring-iringan pengantin kerajaan yang ketika lewat di sekitar lokasi bebatuan itu tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Sehingga, diyakini 2 batu ini adalah jelmaan sepasang pengantin kerajaan," ujar Mahrus kepada detikJatim, Kamis (28/12/2023).
Anehnya, kata Mahrus, usai rombongan pengantin itu menghilang, tiba-tiba muncul bebatuan besar di 100 meter ke arah selatan dari Bukit Mantan. Dan anehnya lagi, batu itu mengeluaran suara nyaring seperti kenong ketika dipukul dengan batu lain.
"Leluhur bilang batu besar yang laki-laki. Yang lebih kecil yang perempuan," cerita Mahrus yang menunjukkan tentang pasangan pengantin laki-laki dan perempuan.
Keanehan lain adalah pada malam Jumat Legi biasanya terdengar suara ringkik kuda dari area perbukitan batu kenong. Warga meyakini kuda itu adalah kuda yang mengiringi rombongan pengantin yang hilang di Bukit Mantan.
(sun/iwd)