Dalam melaksanakan titah Bupati Besuki Suroadikusumo untuk pengembangan dan syi'ar agama Islam ke wilayah yang sekarang disebut Bondowoso, Raden Bagus Asra atau Ki Ronggo muda dibekali sejumlah benda yang diyakini memiliki karomah. Apa saja?
Barang-barang tersebut di antaranya adalah Calok Ngandung. Yakni alat menyerupai celurit. Namun bedanya benda tajam ini memiliki tonjolan ke depan pada bagian bawahnya. Sepintas mirip orang sedang bunting.
Itulah sebabnya dibilang calok ngandung, yang artinya dalam bahasa Madura ; bunting. Alat ini berfungsi sebagai pemotong atau untuk menebang. Gagangnya agak panjang. Dapat digunakan untuk menumbuk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan cerita berkembang di masyarakat, Calok Ngandung ini memiliki karomah. Karena dapat memotong atau menebas benda sekeras apapun. Sehingga sangat membantu perjalanan Ki Ronggo saat membabat hutan.
![]() |
Berikutnya yaitu 2 tandan jagung berisi 48 buah jagung. Konon, buah jagung ini digunakan sebagai bekal makanan Ki Ronggo bersama puluhan pengikutnya selama perjalanan. Konon satu butir jagung bisa dimakan oleh pengikut Ki Ronggo.
Barang keramat lainnya yaitu seekor kerbau putih jenis dongkol. Yaitu kerbau yang tanduknya melengkung ke bawah. Konon, berbau putih yang diberi nama Si Melati ini dapat mengetahui tempat-tempat subur yang cocok dijadikan tempat bercocok tanam.
Kerbau ini pula yang menentukan titik digunakan pusat pemerintahan. Yaitu dengan cara melepas begitu saja kerbau putih itu. Di mana ia berhenti, di situlah tempat yang dinilai cocok untuk pusat keramaian.
Tempat itu kelak menjadi alun-alun Bondowoso yang memiliki nama Alun-alun Ki Bagus Asra. Sementara di sebelah selatan kantor Pemkab, dan sebelah utara merupakan pendapa.
Kerbau putih jenis dongkol berjuluk Si Melati ini dimakamkan di alun-alun Ki Bagus Asra saat mati. Sebagai penanda, ditanamlah pohon beringin yang hingga kini masih ada.
"Barang-barang yang dibawa Ki Ronggo sebagai bekal itu memang benar. Berdasarkan cerita dari kakek buyut," tutur salah seorang keturunan Ki Ronggo, Supriyadi Imam Supeno, saat berbincang dengan detikJatim, Kamis (15/2/2022).
Pria yang merupakan generasi ke-5 Ki Ronggo itu menceritakan semua barang dan bekal yang dibawa leluhurnya ketika datang pertama kali ke Bondowoso itu juga diamini masyarakat setempat.
Bukan cuma itu. Bagi semua keturunan langsung Ki Ronggo ada pantangan yang tak boleh dilanggar. Yakni memakan daging rusa dan ayam hutan.
"Kenapa? Karena kedua jenis hewan ini yang membantu dan menuntun Ki Ronggo dalam perjalanannya," kata Supriyadi.
Raden Bagus Asra alias Abhiseka Ngabehi Mas Astrotruno merupakan bupati pertama Bondowoso. Setelah menjadi bupati, ia kemudian bergelar Ki Ronggo Kertonegoro.
Ki Ronggo menjadi bupati sejak Bondowoso ditetapkan sebagai keranggan atau kabupaten, yaitu 17 Agustus 1819. Ki Ronggo memerintah selama 11 tahun. Yaitu pada tahun 1819 sampai 1830 Masehi.
(sun/iwd)