Melihat Geliat Pande Besi yang Masih Eksis di Surabaya

Melihat Geliat Pande Besi yang Masih Eksis di Surabaya

Aprilia Devi - detikJatim
Sabtu, 27 Jan 2024 18:32 WIB
Pande besi Sumber Rejeki yang berada di Wonokromo, ialah salah satu pande besi legendaris yang masih bertahan di Surabaya, Rabu (17/1/2024).
Pande Besi Sumber Rezeki yang masih eksis di Surabaya (Foto: Deny Prastyo/detikJatim)
Surabaya -

Pekerjaan pande besi saat ini bisa dibilang hampir tak terdengar. Namun siapa sangka di Kota Pahlawan pekerjaan langka ini masih ada hingga sekarang.

Berdiri sejak 2003, Pande Besi Sumber Rezeki yang berada di Jalan Jagir Wonokromo No.182 masih eksis memproduksi berbagai perkakas.

Sebut saja plaser, betel, ubut, bor, pecok, pisau, gaco, dan berang, semua bisa dihasilkan di sini. Untuk menjaga kualitas, perkakas tersebut bukan dikerjakan dengan mesin tapi masih dengan cara manual dan harus melalui berbagai tahapan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tahapan tersebut mulai dari pembakaran bahan baku, ditempa hingga menjadi bentuk yang diinginkan, hingga didinginkan. Proses produksi ini yang membedakan dengan perkakas yang dibuat dengan mesin.

Muhammad Rofiq, salah satu pekerja di pande besi mengamini hal itu. Sebab produksi perkakas yang dibuatnya berbeda dengan pande besi yang saat ini sistem produksinya secara massal.

ADVERTISEMENT
Pande besi Sumber Rejeki yang berada di Kawasan Wonokromo, ialah salah satu pande besi legendaris yang masih bertahan di Surabaya, Rabu (17/1/2024).Pande besi Sumber Rejeki yang berada di Kawasan Wonokromo, ialah salah satu pande besi legendaris yang masih bertahan di Surabaya. (Foto: Deny Prastyo/detikJatim)

"Kalau di sini kualitasnya jelas unggul. Kita juga ada garansi 3 bulan. Harganya jelas berbeda dengan yang produksi borongan. Tapi kami selalu jaga kualitas," ujar Rofiq saat ditemui detikJatim, Sabtu (27/1/2024).

Karena kualitasnya ini, pesanan pun tak datang dari Jawa saja, namun Kalimantan hingga Papua. "Banyak orderan dari Kalimantan, paling jauh dari Papua. Kebanyakan yang ambil memang perorangan," tuturnya.

Sayangnya, jumlah omzet dari pande besi ini makin tak pasti, lantaran jumlah orderan yang tidak terlalu banyak. Perbulan omzet yang didapat hanya sekitar Rp 10-15 juta, sedangkan biaya operasional mereka juga cukup besar.

"Omzet perbulan 10-15 juta, itu kotor, belum untuk bahan baku, gaji karyawan dan lainnya," ujarnya.

Namun pande besi ini akan terus berjalan, tujuannya bukan hanya untuk bisnis, namun juga melestarikan usaha pande besi yang masih mengedepankan kualitas dan seni.

"Kita setiap hari akan terus produksi. Setiap hari dari pukul 08.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB. Kita juga optimis orderan akan terus lancar," ujar Rofiq.

Menurut Rofiq, momen Idul Adha merupakan berkah bagi pekerja pande besi. Sebab pada momen tersebut, order dipastikan berlimpah.

"Momen yang dinanti yaitu untuk kurban. Kurban biasanya kita banjir pesanan alat pemotong karena dari kita kualitasnya memang terbaik," tandas Rofiq.




(abq/iwd)


Hide Ads