Mitos Warga Lamongan Dilarang Nikahi Orang Kediri, Benarkah Dilakukan?

Urban Legend

Mitos Warga Lamongan Dilarang Nikahi Orang Kediri, Benarkah Dilakukan?

Imam Wahyudiyanta - detikJatim
Kamis, 25 Jan 2024 14:47 WIB
Gapura Lamongan
Gapura Lamongan (Foto: Eko Sudjarwo)
Lamongan -

Legenda Panji Laras dan Panji Liris serta Dewi Andansari dan Dewi Andanwangi melatarbelakangi mitos warga Lamongan dilarang menikah dengan warga Kediri. Apakah mitos itu dilakukan oleh warga Lamongan?

Sekdin Disparbud Lamongan Mifta Alamuddin mengakui adanya mitos tersebut. Namun menurutnya, mitos ini berhenti menjadi cerita tutur di masyarakat dan sudah banyak yang tak mempercayainya.

Udin mengatakan banyak teman-temannya yang kini beristri atau bersuamikan orang Kediri dan tidak terjadi apa-apa. Menurutnya, mitos atau larangan menikah antara orang Lamongan dengan Kediri sudah luntur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kini sudah banyak orang Lamongan dan orang Kediri yang menikah. Hal yang sama juga terjadi pada mitos perempuan melamar laki-laki yang juga sudah mulai luntur," tutur Udin.

Pendapat yang sama disampaikan warga Kecamatan Sukodadi, Zulkifli. Menurutnya banyak yang tidak percaya mitos itu dan kini warga Lamongan banyak yang memiliki istri atau suami warga Kediri.

ADVERTISEMENT

Zulkifli menuturkan salah seorang tetangganya juga ada yang beristrikan orang Kediri dan masih lenggeng hingga kini.

"Banyak yang menganggap mitos. Buktinya tetangga saya hingga kini sudah lebih 10 tahun berumah tangga ya tetap langgeng karena mungkin sudah jodohnya," ujar Zulkifli.

Warga lain yakni Umi Maftuha (25) mengatakan ia menikah dengan laki-laki kediri bernama Ryan Aldi.

"Suami saya orang Kediri, sekarang kami tinggal di Lamongan," kata Umi yang merupakan warga Kelurahan Tumenggungan, Kecamatan Lamongan.

Umi mengaku mendengar mitos tentang larangan menikah antara warga Lamongan dengan Kediri itu. "Iya, mitosnya memang begitu. Saya juga pernah dengar mitos kalau orang Lamongan gak boleh nikah sama orang Kediri," kata Umi.

Menurut Umi, ia mengembalikan mitos itu pada diri masing-masing. Umi mengaku, mitos tersebut biarlah menjadi cerita agar selama mengarungi bahtera rumah tangga bisa kekal dan bahagia.

Ia hanya berserah dan berdoa pada Tuhan dan berharap laki-laki pilihannya itu merupakan jodohnya seumur hidup. "Mitos itu bergantung pada masing-masing orangnya. Mau percaya apa tidaknya. Kalau saya, saya pasrahkan saja sama Allah," lanjutnya.

Umi mengungkapkan saat ini sudah banyak warga Lamongan dan Kediri yang menikah dan mereka juga baik-baik saja. Sehingga, ia pun berdoa agar pernikahannya dengan warga Kediri juga akan baik-baik saja.

"Sekarang sudah banyak yang menikah dengan orang Kediri dan pernikahan mereka juga tidak apa-apa dan baik-baik saja," imbuhnya.




(sun/iwd)


Hide Ads