Pengamat Sejarah Sebut Benowo Surabaya Mendapat Nama dari Kata Jawa Kuno

Urban Legend

Pengamat Sejarah Sebut Benowo Surabaya Mendapat Nama dari Kata Jawa Kuno

Jemmi Purwodianto - detikJatim
Kamis, 11 Jan 2024 15:54 WIB
Kelurahan Benowo
Kantor Kelurahan Benowo (Foto: Dok. Pemkot Surabaya)
Surabaya -

Benowo yang merupakan salah satu nama kecamatan di Surabaya dipercaya mendapatkan namanya dari anak Jaka Tingkir yang bernama Pangeran Benowo. Namun pemerhati sejarah punya pandangan sendiri tentang dari mana nama Benowo berasal.

Kuncarsono Prasetyo, pemerhati sejarah dari Begandring Soerabaya mengatakan nama Benowo sendiri berasal dari bahasa Jawa kuno Benawa yang berarti perahu. Dari hasil studi yang ia dapatkan, kebanyakan suatu wilayah atau tempat di kawasan Surabaya mendapatkan namanya berdasarkan lokasi, tumbuhan, ataupun adanya sesuatu di kawasan tersebut.

"Secara dasar, penamaan Benowo itu dugaannya diambil dari kata Benawa. Dalam bahasa Jawa kuno itu berarti perahu," ujar Kuncar kepada detikJatim, Kamis (11/1/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Kuncar, dasar penamaan suatu wilayah terutama di Jawa, biasanya berdasarkan Topomini. Dari persentase 100 persen, biasanya masyarakat Jawa menamakan suatu wilayah 70 persen dari tumbuhan, 30 persen dari lokasi, dan 10 persen diambil dari peristiwa yang terjadi.

"Misalnya dulu nama Majapahit. Itu kan diambil dari nama tumbuhan atau buah Maja yang rasanya pahit. Adalagi kelurahan Jeruk, Bringin dan Sawo. Kalau pengambilan nama dari lokasi itu biasanya di kawasan tersebut banyak tempat yang menjadi penamaan. Misalnya saja Tambak Osowilangon atau nama Made yang dari kata Madya atau tengah," jelas Kuncar.

ADVERTISEMENT

Kuncar menjelaskan wilayah Benowo sebelum dipadati penduduk seperti saat ini, merupakan kawasan rawa hingga pesisir lautan. Dahulu di kawasan tersebut banyak perahu-perahu kecil yang digunakan masyarakat sekitar untuk mencari ikan.

"Secara geografis, letak Benowo berada dekat dengan selat Madura. Lantas lautnya di mana, ya di sebelah Utara itu. Di peta lama, dulu Benowo itu perairan rawa dan banyak tambak sebelum menyusut membentuk daratan. Itu yang lebih masuk logika bahwa penamaan Benowo dari Benawa," jelas Kuncar.

"Itu baru-baru saja airnya surut dan membentuk daratan. Belum lagi banyak yang menguruk tambak-tambak untuk dijadikan perumahan hingga stadion GBT," lanjut Kuncar.

Kuncar juga memberi contoh keberadaan jalur kereta api yang melintasi Benowo. Padahal, pembangunan rel kereta api tersebut dibangun sekitar tahun 1912.

"Makanya kereta api itu relnya tidak ada yang dibangun di daerah Kalianak. Karena Kalianak itu bukan tanah padat. berarti pada tahun 1912 dulu di sebelah utara Benowo itu perairan ujung rawa-rawa dari selat Madura," tambah Kuncar.

Kuncar menambahkan kata Benawa merupakan nama dalam bahasa Jawa yang sudah lama tidak dipakai. Seperti halnya nama Mangga dalam bahasa Jawa yang dulu biasa disebut Poh.

"Ini kata Poh itu artinya kan mangga. Tapi penyebutan itu di Jawa Timur mulai jarang terdengar. Begitu pula Benawa, banyak yang menyebut ketika orang menuju ke perahu mengatakan mau pergi ke Benowo," pungkasnya.

Kuncar sendiri tidak menolak adanya keberadaan Makam Pangeran Benowo atau Mbah Tosari yang berada di Belakang RSI Pakal, Surabaya. Namun ia juga tidak bisa membenarkan makam siapa tersebut karena masih perlu kajian lebih dalam mengenai hal tersebut.

"Kita gak mungkin menolak adanya kepercayaan warga terhadap Makam yang disebut menjadi makam Pangeran Benowo. Karena kita juga belum mendapat kajian bahwa keberadaan makam tersebut adalah makam Pangeran Benowo," tandas Kuncar.




(sun/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads