Keistimewaan Kiai Amin, Kebal Peluru hingga Hafal Al-Qur'an Dalam Sebulan

Urban Legend

Keistimewaan Kiai Amin, Kebal Peluru hingga Hafal Al-Qur'an Dalam Sebulan

Imam Wahyudiyanta - detikJatim
Kamis, 04 Jan 2024 18:12 WIB
Kiai Amin, Sosok Santri yang Namanya Diabadikan Jadi Nama Jalan di Lamongan
Kiai Amin, sosok ulama yang namanya diabadikan jadi nama jalan di Lamongan (Foto: Eko Sudjarwo)
Lamongan -

Kiai Amin merupakan sosok santri, ulama, sekaligus pahlawan asal Lamongan. Sejak muda, santri yang bernama lengkap Muhammad Amin Musthafa ini telah mempunyai keistimewaan dan cara berpikir yang lebih maju di zamannya.

Amin muda belajar pertama kali di ponpes ayahnya sendiri, Kiai Abdul Karim. Di Pondok Tarbiyatut Tholabah Kranji Lamongan itu Amin diajarkan dengan berbagai kitab klasik. Amin belajar di ponpes ayahnya sendiri sekitar 25 tahun.

Setelahnya ia berkelana dari satu ponpes ke ponpes lainnya untuk menimba ilmu lebih luas dan dalam. Amin muda pernah nyantri di Tebuireng, Tremas, Ngeloh, Sepanjang, Kediri, dan Maskumambang. Ia juga pernah mencari ilmu ke Makkah di tahun 1936.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Amin dikenal cerdas dalam menyerap ilmu yang diajarkan. Materi pelajaran yang diberikan guru dan kiai dilalapnya dengan mudah. Bahkan Amin mampu menghafal Al-Qur'an dalam waktu satu bulan saja.

"Beliau mampu menghafal Al-Qur'an dalam waktu sebulan. Beliau juga menguasai beragam kitab kuning warisan pendahulunya," ujar Mantan Sekretaris Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Lamongan, Imam Ghazali.

ADVERTISEMENT

Saat itu ponpes didirikan atau dibentuk oleh kiai-kiai yang sudah matang atau berumur. Namun tidak bagi Amin yang mendirikan sekaligus mengasuh Ponpes Al-Iman Wal Islam saat usianya baru 24 tahun.

Di Lamongan, Ponpes yang didirikan Kiai Amin merupakan ponpes tertua kedua setelah ponpes tertua pertama yang didirikan ayah Amin sendiri. Dalam perkembangannya, Ponpes yang juga bernama Ponpes Tunggul ini diasuh oleh KH Ahmad Hazim Amin, putra sulung Kiai Amin.

Sebagai pejuang, Kiai Amin juga dikenal karena kecakapan dan keberaniannya dalam perang. Sosoknya disiarkan radio saat peristiwa 10 November di Surabaya yang digambarkan sebagai seseorang yang tidak mempan senjata maupun peluru.

Kiai Amin juga dikabarkan tidak mati, meski dilempari bom. Tapi beliau dengan rendah hati selalu mengatakan bahwa ia tidak mati karena bomnya meleset.

"Keahlian dan keberanian Kiai Amin melawan penjajah menjadikannya diangkat sebagai pemimpin hizbullah. Tugasnya mempertahankan Lamongan dari serangan sekutu, tepatnya Surabaya wilayah utara. Bahkan saat itu ada stasiun radio yang menyiarkan bahwa KH Amin adalah seorang yang tidak mempan senjata maupun peluru saat bertempur di Surabaya," kata Imam.

Sebagai wujud penghargaan atas jasa Kiai Amin dalam sumbangsihnya terhadap pendidikan dan perjuangan, Pemkab Lamongan mengabadikan namanya menjadi nama salah satu ruas jalan. Di Jalan Kyai Amin ini pula dua ormas Islam di Indonesia, yakni PCNU Lamongan dan LDII berkantor.




(sun/iwd)


Hide Ads