Dalam menjalankan tradisi atau upacara adat Suku Tengger, dibutuhkan seorang dukun. Dukun tersebut disebut dengan Dukun Pandita.
Dukun Pandita dikenal sebagai pemangku terpenting bagi masyarakat Suku Tengger. Untuk mengenal lebih jauh, berikut peran dan fungsi hingga kedudukan Dukun Pandita di Suku Tengger, yang dikutip dari jurnal berjudul Kedudukan, Peran, dan Fungsi Dukun Pandita di Suku Tengger karya Syifa Sakinah Hidayat.
Peran dan Fungsi Dukun Pandita
Pandita menjadi unsur terpenting dalam masyarakat Suku Tengger. Dukun Pandita mengemban tugas sebagai penjaga nilai-nilai adat, agar tetap berjalan sesuai dengan ketentuan adat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain sebagai pemimpin adat, tugas lain dari Dukun Pandita ialah sebagai pemimpin doa atau mantra dalam setiap upacara adat. Dalam melakukan tugasnya, Dukun Pandita dibantu dua orang pembantu dukun yang disebut legen dan wong sepuh.
Sistem Pemilihan Dukun Pandita
Dukun Pandita dipilih kepala desa/perangkat desa atau atas rekomendasi masyarakat. Sebelum dilakukan pemilihan, kepala desa akan melakukan pemilihan calon Dukun Pandita. Bakal calon Dukun Pandita harus memenuhi sejumlah syarat sebagai berikut:
- Ijazah minimal jenjang SMP (Sekolah Menengah Pertama)
- Berusia minimal 25 tahun
- Warga dari Desa Ngadisari
- Bisa membaca dan menulis
- Sudah menikah
Selain itu, bakal calon Dukun Pandita juga harus memenuhi syarat administratif. Di antaranya, Dukun Pandita tidak boleh atau tidak sedang terlibat dalam urusan politik. Artinya, mereka harus netral. Syarat selanjutnya yakni bakal calon Dukun Pandita tidak pernah terlibat dalam permasalahan kriminal.
Jika telah memenuhi persyaratan dan persetujuan oleh Paruman, Dukun Pandita akan mendapatkan ajaran dari kepala dukun Tengger ataupun Dukun Pandita lainnya. Ajaran dapat berupa mantra.
Mantra tersebut harus dihafalkan untuk kemudian diujikan pada saat upacara Kasada (Mulunan) seluruh Suku Tengger. Bakal calon dukun akan ditemani oleh sesepuh dari desanya masing-masing. Ujian ini dilakukan pada dini hari sekitar pukul 01.00.
Baca juga: 5 Upacara Adat Suku Tengger |
Calon Dukun Pandita harus mengikuti ujian. Selanjutnya, kepala dukun akan memberikan pengumuman hasil ujian. Bakal calon Dukun Pandita harus dapat melafalkan mantra secara jelas, lancar, dan tidak terbata-bata. Masing-masing calon Dukun Pandita diberi kesempatan sebanyak tiga kali untuk menghafal, bila melebihi dianggap gagal.
Pemilihan dilakukan secara musyawarah yang dilakukan oleh para dukun senior. Kemudian, calon dukun akan dibacakan surat keputusan (SK) sebagai penanda resmi calon dukun menjadi Dukun Pandita.
Saat itu pula, Dukun Pandita sudah dapat melakukan kewajiban dan tugasnya. Pemilihan usai kemudian dilanjut dengan Upacara Kasada.
Dukun Pandita tidak memiliki ketentuan masa jabatan. Ia dapat mengemban jabatan tersebut hingga tutup usia. Atau Dukun Pandita dapat melakukan undur diri yang ditujukan kepada kepala desa dan Paruman (paguyuban dukun di seluruh kawasan Tengger).
Kedudukan Dukun Pandita Sebagai Bigman
Bigman merupakan julukan yang diberikan kepada seorang laki-laki yang memiliki kekuasaan dalam suatu masyarakat. Dalam hal ini, Dukun Pandita berperan sebagai bigman bagi masyarakat Tengger.
Dukun Pandita berkuasa di bidang keagamaan serta menjadi perantara seseorang untuk memanjatkan doa permohonan keselamatan pada Sang Hyang Widhi.
Kemampuan pemahaman mantra yang dimiliki Dukun Pandita ini menjadikannya sebagai pihak penting yang turut menetapkan apa yang baik dan buruk bagi masyarakat di Desa Ngadisari. Penetapan itu tentunya dilandaskan pada keagamaan dan adat.
Artikel ini ditulis oleh Nabila Meidy Sugita, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(sun/iwd)