5 Fakta Cerita Panji Asal Kediri yang Jadi Ingatan Kolektif Dunia

5 Fakta Cerita Panji Asal Kediri yang Jadi Ingatan Kolektif Dunia

Savira Oktavia - detikJatim
Senin, 04 Des 2023 17:15 WIB
cerita panji direncanakan jadi ekstra kurikuler wajib di sekolah kediri
Cerita Panji direncanakan jadi ekstrakurikuler wajib di sekolah Kediri/Foto: Andhika Saputra
Kediri -

Cerita Panji adalah kumpulan dongeng klasik dari Kediri yang populer di kalangan masyarakat. Dongeng ini mengisahkan kehidupan asmara pangeran asal Kerajaan Jenggala bernama Raden Panji Inu Kertapati dan puteri Kerajaan Kediri bernama Dewi Sekartaji atau Galuh Candrakirana.

Menariknya, cerita Panji tidak hanya dikaitkan dengan sastra lokal. Melainkan menyangkut beberapa aspek kehidupan seperti sejarah, arkeologi, antropologi, pertanian, politik, dan budaya dalam cakupan luas.

Fakta Cerita Panji Asal Kediri

Hingga kini, dongeng klasik ini melahirkan banyak karya baru berupa cerita Panji dalam berbagai versi. Termasuk bertransformasi dalam karya seni dan budaya. Berikut fakta-fakta cerita Panji.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Populer Sejak Era Majapahit

Mengutip jurnal berjudul Cerita Panji dalam Perspektif Sejarah karya Sunu Catur Budiyono, cerita Panji ditulis dalam bahasa Jawa Pertengahan bermetrum kidung atau tembang macapat. Populer pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit di Jawa Timur.

Dongeng klasik ini menyebar ke seluruh wilayah Kerajaan Majapahit. Meliputi Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Lombok, Wanin, Seran, hingga Semananjung Melayu, Thailand, dan Kamboja. Sehingga cerita Panji semakin dikenal secara global.

ADVERTISEMENT

2. Ditemukan pada 20 Relief Candi

Mengutip jurnal berjudul Keberadaan dan Bentuk Transformasi Cerita Panji karya Ida dkk, seorang arkeolog bernama Kieven berhasil menemukan 20 relief candi di Jawa Timur yang berhubungan dengan cerita Panji. Misalnya Candi Jolotundo, Panataran, Kendalisodo, dan Prambanan, serta banyak bukti-bukti peninggalan lainnya di Gunung Penanggungan.

Pada Candi Panataran (abad ke 14-15) dan Candi Kendalisodo (pertengahan abad ke-15), Panji digambarkan sebagai sosok pria yang mengenakan topi tekes serupa blangkon Jawa. Panji merupakan bangsawan yang termasuk golongan keraton.

3. Cerita Rakyat sebagai Bentuk Transformasi

Masyarakat Indonesia pastinya sudah mengenal beberapa cerita rakyat yang cukup populer seperti Ande-ande Lumut (Jawa), Timun Mas (Jawa), Keong Mas (Jawa), Thotok Kerot (Jawa), Utheg-utheg Ugel (Jawa).

Ada juga cerita Hikayat Cekelat (Makassar), Dewi Limaran (Malang), dan lain sebagainya. Namun, banyak masyarakat yang belum tahu bahwa cerita-cerita tersebut merupakan varian dari cerita Panji yang dituturkan secara lisan.

4. Simbolisme Kesuburan dan Perjuangan Politik

Menurut mitologi Jawa, Panji dan Dewi Sekartaji dipercaya sebagai titisan Dewa Wisnu. Sementara permaisurinya yang bernama Sri Kemanunggalan, yang mana keduanya merupakan lambang dari sebuah kesuburan.

Tak hanya itu, dongeng ini melambangkan bentuk kesatuan politik. Di mana Panji merepresentasikan perjuangan politik pangeran muda dalam menyatukan kerajaan pada zaman Majapahit.

5. Jadi Ingatan Kolektif Dunia

Pada 31 Oktober 2017, cerita Panji resmi didaftarkan sebagai Ingatan Kolektif Dunia untuk kateoori Naskah Kuno atau Memory of the World. Pendaftaran dilakukan perpustakaan nasional didukung beberapa negara lain seperti Malaysia, Kamboja, British Library, dan Leiden Universitetit di UNESCO.

Artikel ini ditulis oleh Savira Oktavia, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(irb/sun)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads