Mengenal Dua Jenis Reog dari Jawa Timur

Mengenal Dua Jenis Reog dari Jawa Timur

Nabila Meidy Sugita - detikJatim
Selasa, 28 Nov 2023 01:00 WIB
Sejumlah seniman memainkan tari barongan atau reog Ponorogo di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Minggu (27/8/2023).
Reog Ponorogo (Foto: Rifkianto Nugroho)
Surabaya -

Orang lebih mengenal Reog sebagai kesenian yang berasal dari Ponorogo. Padahal ada reog lain yang bukan berasal dari Ponorogo. Berikut ulasan singkat mengenai dua jenis reog yang ada di Jawa Timur.

Reog Ponorogo

Dilansir dari situs resmi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Reog Ponorogo merupakan kesenian tradisional yang berasal dari Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Kesenian ini berasal dari cerita rakyat Reog Ponorogo yang ada pada zaman Kerajaan Kediri sekitar abad XI Masehi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diceritakan, Prabu Klono Sewandono selaku raja Kerajaan Bantarangin mendapatkan mimpi bertemu dengan seorang putri cantik bernama Putri Songgolangit. Ia pun jatuh cinta dengan sang putri dan melamar sang putri.

Putri Songgo Langit pun menerima pinangan Prabu Klono Sewandono, tetapi dengan satu syarat Prabu Klono Sewandono harus mempersembahkan sebuah pertunjukan yang belum pernah ada.

ADVERTISEMENT

Akhirnya patih Raja Bantarangin, Patih Pujangga Anom kemudian menemukan ide dengan memanfaatkan Raja Singo Barong sebagai persembahan. Raja Singa Barong merupakan seorang raja dengan kepala harimau dan di atasnya bertengger burung merak. Raja Singa Barong tersebut kemudian menjadi tawanan Prabu Klono Sewandono karena ia tidak berhasil menang melawan sang prabu.

Reog Ponorogo ini tampil dengan menggunakan iringan instrumen seperti kempul, ketuk, kenong, genggam, ketipung, angklung, slompret, slendro, dan pelog. Adapun pemain Reog Ponorogo ini terdiri dari 20 hingga 30 orang dengan peran di antaranya warok tua, warok muda, pembarong, penari Bujang Ganong, dan Prabu Kelono Sewandono.

Sementara itu, lagu pengiring kesenian Reog Ponorogo ini di antaranya Putrajaya, Ponoragan, Sampak, Obyok, dan Kebo Giro. Selain itu juga ada lagu selingan yakni Ijo-ijo dan Walang Kekek.

Pertunjukan Reog Ponorogo ini tersaji dalam empat babak sebagai berikut:

1. Babak pertama: babak ini menampilkan penampilan jaranan atau jathilan di mana juga akan muncul tokoh Penthul-Tembem yang menari dan melucu/ Kemudian dilanjutkan dengan prajurit yang sedang berlatih perang.

2. Babak kedua: pada babak ini menampilkan adegan tokoh Singo Barong yang menari sambil sesekali bergerak layaknya seorang pantomim, serta gerakan tiruan layaknya harimau. Gerakan ini kemudian dilanjutkan dengan perang yang terjadi antara prajurit dan Singo Barong. Pada adegan ini, Singa Barong tampak agresif terlihat dari lompatan dan tindakan.

3. Babak Ketiga yakni dengan tampilan menari. Pada babak ini, terjadi perang antara Bujangganong dan Singa Barong di mana Singa Barong kalah dan menjadi tawanan Bujangganong.

4. Babak keempat yakni menampilkan Klono Sewandono yang menari kemudian dilanjut dengan Bujangganong yang mempersembahkan Singo Barong.

Reog Cemandi

Dilansir dari situs resmi Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum & HAM RI, Reog Cemandi merupakan jenis kesenian reog yang berasal dari Desa Cemandi, Sedati, Kabupaten Sidoarjo.

Seni pertunjukan ini ditampilkan dengan menggunakan iringan dari kendang, pedang, dan angklung. Adapun aksesoris yang digunakan oleh para pemain yakni berupa topeng barongan.

Reog Cemandi ini sudah ada sejak tahun 1922. Pada masa itu, kesenian Reog Cemandi ini digunakan sebagai sarana mengusir penjajah Belanda. Pengusiran dengan menggunakan kesenian reog cemandi ini dicetuskan oleh salah seorang santri Ponpes Sidosermo Surabaya yang merasa dibebani oleh tindakan pemungutan pajak Belanda.

Reog Cemandi ini kemudian dimainkan saat tentara Belanda datang menyerang. Belanda pun takut dan melarikan diri melihat tampang dari Reog Cemandi yang menyeramkan.

Kesenian Reog Cemandi ini secara umum terdiri dari dua tokoh topeng barongan yakni Barongan Lanang merupakan jenis topeng barongan yang dibuat dari kayu nangka dengan tampilan menyerupai seorang lelaki berparas seram dengan wajah merah dan berkumis. Barongan lanang ini menggunakan pakaian serba hitam seperti penadon ponorogo serta kaos polos merah sambil membawa pedang.

Barongan Wadon merupakan jenis topeng yang dibuat dari kayu nangka yang menampilkan paras perempuan yang cantik. Adapun pakaian yang dikenakan oleh barongan wadon ini yakni kebaya, batik dengan membawa selendang.




(sun/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads