10 November diperingati sebagai hari pahlawan. Pahlawan di sini adalah pejuang yang mengabdikan diri berjuang melawan penjajah Belanda baik merebut maupun mempertahankan kemerdekaan.
Bagi warga Lamongan, salah satu pahlawannya adalah Soewoko. Warga Lamongan mengenalnya sebagai Kadet Soewoko. Keberanian Kadet Soewoko diabadikan dalam patung dirinya di jalur poros Surabaya - Lamongan.
Sosok patung Kadet Soewoko digambarkan berdiri dengan gagah memanggul senjata di tepi jalan poros. Patungnya yang gagah seakan mengingatkan sosok dan kiprah heroik patung tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kadet Soewoko, adalah sosok pahlawan yang kisah heroiknya bisa menginspirasi kaum muda. Soewoko yang kelahiran Desa Lumbangsari, Kecamatan Krebet, Malang pada 1928 ini meninggal pada usia yang muda, 21 tahun. Soewoko gugur saat menjadi komandan regu I seksi I kompi I pasukan tamtama Kodim Lamongan.
Berdasarkan catatan sejarah Kodim 0812 Lamongan, Soewoko meninggal pada 9 Maret 1949 ketika pertempuran yang sengit melawan tentara Belanda di wilayah Desa Gumantuk, Sekaran, Lamongan.
Jenazah Soewoko kemudian dimakamkan oleh warga setempat di desa Gumantuk, Sekaran. Kini, jenazah Kadet Soewoko bersama tiga temannya sudah dipindah ke taman makam pahlawan Kusuma Bangsa Lamongan.
Kisah heroik Kadet Soewoko tersebut kemudian diabadikan dengan dibangunnya patung Kadet Soewoko pada 1975 dan kata-katanya terakhir juga dipahatkan di patung tersebut. Selain diabadikan menjadi monumen di pintu masuk Lamongan, nama Kadet Soewoko juga diabadikan menjadi nama salah satu jalan di Lamongan.
Untuk mengenang semangat kepahlawanan kadet Soewoko, tiap tahun di Lamongan juga digelar napak tilas perjalanan Kadet Soewoko dari Desa Gumantuk ke Patung Kadet Soewoko
(sun/iwd)