Mengenal Wayang Thengul, Ikon Kesenian Bojonegoro

Mengenal Wayang Thengul, Ikon Kesenian Bojonegoro

Nadza Qurrotun A - detikJatim
Senin, 06 Nov 2023 11:07 WIB
Wayang Thengul ikon kesenian Bojonegoro.
Wayang Thengul ikon kesenian Bojonegoro. Foto: Kominfo Jatim
Bojonegoro -

Wayang thengul adalah ikon kesenian Bojonegoro. Wayang thengul hampir sama dengan wayang golek, namun perbedaannya pada cerita yang diangkat.

Melansir DPAD Provinsi Yogyakarta, thengul sudah diakui secara nasional sebagai ikon Bojonegoro, dan telah berkembang pesat. Thengul berasal dari kata dasar "methentheng" dan "methungul".

Methentheng memiliki arti dalang harus mengeluarkan tenaga ekstra (methentheng) saat mengangkat wayang yang terbuat dari kayu berbentuk tiga dimensi. Sementara menthungul berarti wayang yang diangkat dalang muncul dan dapat dilihat penonton (menthungul).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wayang thengul dibalut pakaian sesuai cerita yang dibawakan. Saat membawakan ceritanya, tangan dalang akan masuk ke dalam bawah baju dan menggerak-gerakan wayang thengul dengan jari telunjuk dan ibu jari, sedangkan tiga jari yang lain memegang tangkai wayang.

Wayang Thengul Bojonegoro

1. Sejarah Wayang Thengul

Melansir laman Kemdikbud, konon terdapat pemuda Bojonegoro bernama Samijan dari Desa Banjarjo, Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro mendapat inspirasi saat menonton wayang golek menak dari Kudus pada 1930.

ADVERTISEMENT

Saat itu, wayang menak menjadi media untuk menyebarkan agama Islam. Sedangkan, Samijan membuat wayang thengul sebagai sarana ngamen. Ia pun berkeliling dari desa ke desa untuk mencari uang dengan wayang thengul.

2. Perkembangan Wayang Thengul

Wayang thengul indentik dipentaskan untuk sarana hiburan seperti hajatan, sunatan, pernikahan, dan lain sebagainya. Wayang Thengul juga berkaitan dengan upacara tradisional seperti nazar dan ruwatan.

Dulu, wayang thengul dimainkan hanya dengan wayang selama satu malam yang panjang. Saat ini, dalang memberikan variasi nyanyian saat pementasan, sehingga penonton tertarik ikut bernyanyi dan tidak bosan. Ditambah lagi ada adegan lucu seperti pelawak, juga tarian remo, ketoprak humor, campursari, bahkan tarian ular.

Jika dulu penampilan wayang thengul menggunakan gamelan pelog atau slendro yang dinilai membosankan, mulai tahun 2000-an perlengkapan pementasan wayang thengul ditambah gamelan.

Seperti gamelan laras selendro, demung, bonang, saron, slenthem, peking, kenong, gender, gong/kempul, dan gambang. Juga ditambah warenggana atau vokal untuk menambah karakter wayang agar terlihat original dan spesifik.

3. Karakter Wayang Thengul

Melansir Kominfo Provinsi Jawa Timur, wayang thengul memang mirip wayang golek, tetapi memiliki perbedaan dari sisi cerita yang diangkat dan karakter tokohnya. Di mana wayang golek mengangkat cerita wayang purwa seperti Ramayana dan Mahabharata.

Sementara wayang thengul menceritakan tentang cerita rakyat seperti cerita wali pada masa Kerajaan Demak, cerita panji, kisah Kerajaan Majapahit, wayang menak Kerajaan Kediri, dan lain sebagainya.

4. Kampung Wayang Thengul di Bojonegoro

Wintari mendirikan Kampung Thengul di Desa Sumberrejo, Kecamatan Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro. Dalang yang terkenal di sana bernama Mbah Sumarno. Tujuan pendirian kampung ini untuk melestarikan budaya atau kesenian khas Bojonegoro agar tidak hilang ditelan perkembangan zaman.

Juga agar generasi muda bisa mengenal kesenian khas Kota Ledre ini. Bentuk pelestarian yang dilakukan Kampung Thengul adalah menampilkan wayang thengul, membuat suvenir bertema thengul, bahkan mendirikan Sanggar Tari., selain itu terdapat juga dalang dari kesenian wayang Thengul yang bernama Mbah Sumarno.

Artikel ini ditulis oleh Nadza Qurrotun A, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(irb/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads