Wayang: Sejarah, Jenis hingga Perannya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Wayang: Sejarah, Jenis hingga Perannya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Nabila Meidy Sugita - detikJatim
Rabu, 01 Nov 2023 17:35 WIB
ilustrasi wayang kulit
Ilustrasi wayang kulit/Foto: Getty Images/iStockphoto/Kadek Bonit Permadi
Surabaya -

Hari Wayang Nasional diperingati setiap 7 November. Tak ada salahnya mengenal wayang menjelang hari peringatannya. Mulai dari sejarah dan perkembangan, jenis, hingga peranannya dalam kehidupan masyarakat Jawa.

Wayang adalah kesenian yang berasal dari Pulau Jawa. UNESCO telah menetapkan sebagai Warisan Mahakarya Dunia yang Tak Ternilai dalam Seni Bertutur atau Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity.

Mengenal Wayang

1. Sejarah Wayang

Dirangkum dari buku berjudul Peranan Koleksi Wayang dalam Kehidupan Masyarakat yang diterbitkan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, ada berbagai versi tentang sejarah munculnya wayang. Salah satunya Prasasti Balitung pada tahun 907.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prasasti tersebut menyebutkan Sigaligi mawayang buat Hyang macarita Rimayakumara. Tulisan tersebut ditafsirkan bahwa pertunjukan wayang saat itu untuk menyembah kepada Hyang. Wayang juga ditujukan untuk upacara atau kegiatan berlandaskan pada agama dan kepercayaan masyarakat.

Sementara itu, cerita wayang disebutkan sudah muncul pada abad ke-10. Hal ini dibuktikan dengan adanya relief candi yang memuat sejumlah cerita wayang, seperti Ramayana, Kresnayana, Sayembara Drupadi, dan Arjuna Wiwaha.

ADVERTISEMENT

Wayang ini disebut wayang purwa. Di mana jenis wayang purwa telah diciptakan pada 1031 atau bertepatan tahun 1109 AD. Wayang Purwa diciptakan Prabu Widayaka di Purwacarita.

Sementara pertunjukan wayang diperkirakan muncul di abad ke-11. Kala itu, pertunjukan wayang menarik perhatian para penonton. Ada yang menangis hingga tertawa saat melihat pertunjukan wayang tersebut.

2. Perkembangan Wayang

Zaman Demak

Perkembangan wayang di zaman Demak tidak terlepas dari berdirinya Kesultanan Demak. Adapun jenis wayang yang dikembangkan yakni Wayang Beber. Wayang Beber yang berasal dari Majapahit disesuaikan dengan Kitab Fikih.

Seiring berjalannya waktu, terjadi perubahan bentuk gambar. Wayang Beber juga ditambah dengan iringan di antaranya terbang (rebana), kendang, angklung, dan keprak.

Zaman Pajang

Seorang Sultan Hadiwijaya yang berkuasa di Pajang, Jaka Tingkir menciptakan wayang purwa yang merujuk pada Wayang Purwa Demak. Topeng wayang jenis ini dibuat dari kayu.

Adapun pertunjukan wayang dirujuk pada pagelaran Wayang Gedog, dengan ciri-ciri seperti topeng raksasa, tekes, sumping, rapek, celana panjang, serta diiringi gamelan slendro.

Zaman Mataram

Wayang pada zaman Mataram ditandai dengan keberlanjutan budaya wayang zaman Kesultanan Pajang.

Zaman Kartasura

Perkembangan wayang pada zaman Kartasura dilatarbelakangi adanya Perang Trunojoyo. Wayang kemudian dikembangkan oleh sejumlah pemerintah yang bertakhta pada saat itu, dengan merujuk pada wayang zaman Mataraman dan wayang purwa.

Zaman Surakarta

Perkembangan wayang pada zaman ini menandai lahirnya sejumlah jenis wayang. Di antaranya, wayang wong, wayang pramukanya, wayang purwa, wayang rama, wayang madya, hingga wayang dupara.

Abad ke-20

Jenis wayang yang berkembang pada abad ke-20 dikembangkan mulai tahun 1925. Adapun sejumlah wayang yang diciptakan abad ini, di antaranya wayang kancil, wayang dobel, wayang wahana, wayang suluh, wayang diponegaran, wayang pancasila, wayang sadat, hingga wayang ukur.


3. Jenis-jenis Wayang

Seiring berkembangnya wayang sebagai seni pertunjukan memunculkan beragam jenis wayang. Secara umum, wayang diklasifikasikan menjadi 10 jenis wayang. Berikut daftarnya.

Wayang Purwa

Pertunjukan wayang purwa menjadi yang terfavorit. Hal ini lantaran cerita yang disajikan lebih beragam.

Wayang Madya

Wayang madya diciptakan Mangkunegara IV. Wayang Madya diciptakan sebagai penyambung antara wayang purwa dan wayang gedog. Cerita yang dipentaskan merupakan peralihan cerita purwa ke gedog atau panji.

Wayang Gedog

Jenis wayang gedog ini diciptakan Sunan Giri. Wayang ini dipentaskan dengan iringan gamelan pelog dengan sendon (lagu selingan). Cerita yang dibawa bersumber dari ceritera panji yang muncul pada zaman Kediri dan Majapahit.

Wayang Klitik

Wayang klitik dibuat dari bahan kulit. Disebut wayang klitik karena saat pentas wayang ini akan berbunyi klitik, klitik.

Wayang Menak

Wayang ini mulai berkembang pada masa pemerintahan Sinuhun Paku Buwana II. Jenis wayang ini tidak terlepas dari adanya pengaruh Islam di Pulau Jawa.

Wayang Cina

Wayang cina muncul bermula dengan cerita roman sejarah di Negeri Cina. Adapun satu-satunya wayang cina yakni Kapitein Liem Kie Tjwan (Kapitein der Chinesen).

Wayang Dupara

Wayang dupara mengisahkan peristiwa atau legenda pada zaman Majapahit hingga Perang Diponegoro. Adapun bentuk jenis wayang ini hampir serupa jenis wayang klitik.

Wayang Beber

Jenis wayang ini hampir punah. Adapun cerita wayang beber ini dibedakan menjadi wayang beber purwa dan wayang beber gedog.

Wayang Wong

Seperti namanya, wong ini berarti manusia. Artinya, wayang ini diperagakan manusia sebagai pengganti tokoh cerita wayang tersebut.

Beberapa wayang yang dikategorikan sebagai wayang wong yakni wayang wong purwa, wayang wong gedog, wayang wong klitik, dan wayang wong menak.

Wayang Kontemporer

Terakhir, jenis wayang ini merujuk pada wayang yang muncul pada abad ke-20. Di antaranya, seperti wayang dobel, wayang kancil, wayang wahyu, wayang pancasila, wayang suluh, wayang ukur, dan wayang dipanegara.


4. Peranan Wayang dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Kebudayaan wayang menyatu dalam kehidupan masyarakat Jawa. Hal ini terwujud melalui sejumlah legenda yang mengisahkan wayang berasal dari Pulau Jawa.

Tak hanya itu, ternyata wayang juga turut berperan dalam kehidupan Masyarakat Jawa. Berikut empat peranan wayang dalam kehidupan masyarakat Jawa.

Upacara Ritual

  • Murwakala
  • Bersih desa
  • Congkokan
  • Upacara Menujuh Bulan atau Tingkeban
  • Upacara Jumenengan bagi Raja
  • Penutupan Peringatan Hari Besar oleh Keraton

Media Pendidikan

  • Pendidikan Filsafat
  • Pendidikan Genetika
  • Pendidikan Berumah Tangga
  • Pendidikan Moral
  • Pendidikan Patriotisme
  • Pendidikan Kesetiaan kepada Negara

Media Penerangan

Hiburan

Artikel ini ditulis oleh Nabila Meidy Sugita, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(irb/sun)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads