Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Lamongan melakukan revitalisasi monumen van der Wijck. Revitalisasi monumen yang berada di Desa Brondong tersebut sebagai upaya pelestarian cagar budaya.
"Benar, monumen van der Wijck tengah dilakukan revitalisasi," kata Kepala Disparbud Lamongan Siti Rubikah saat dikonfirmasi detikJatim, Rabu (1/11/2023).
Disparbud Lamongan menganggarkan sebesar Rp 92 juta untuk proses revitalisasi ini. Sedangkan revitalisasi telah dilakukan sejak September hingga November.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Revitalisasi dianggarkan sebesar Rp 92 juta dan dilakukan mulai September sampai November nanti," ujarnya.
Selain menjaga kelestarian cagar budaya, revitalisasi juga diharapkan bisa semakin mempercantik lokasi monumen yang berada di tepat jalur Jalan Daendels itu.
![]() |
Meski belum selesai, hasil revitalisasi juga sudah terlihat. Nampak dari depan ada tulisan Monumen van der Wijck yang berupa logam. Dinding monumen juga tersentuh revitalisasi berupa cat berwarna krem.
Monumen van der Wijck dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda untuk mengenang tenggelamnya kapal van der Wijck pada 20 Oktober 1936 di perairan Brondong.
Saat tenggelam, kapal mengangkut sekitar 300 penumpang dari pribumi dan 30 Eropa. Sebagian para penumpang kapal ini kemudian diselamatkan nelayan setempat.
Dalam tragedi ini, tercatat sebanyak 58 orang, baik penumpang maupun awak kapal dinyatakan meninggal. Selain itu, setidaknya ada 75 orang penumpang yang dinyatakan hilang.
Atas peristiwa itu, kemudian pemerintah Kolonial Belanda membangun monumen tersebut di Pelabuhan Brondong, Lamongan yang bertuliskan 'Tanda Pengingatan Kepada Penoeloeng-Penoeloeng Waktoe Tenggelamnja Kapan van der Wijck'.
(abq/iwd)