Kapal van der Wijck telah menginspirasi Buya Hamka menyusun novel berjudul 'Tenggelamnya Kapal van der Wijck' yang kini termasuk jajaran karya sastra klasik Indonesia. Bangkai kapal yang dikenal 'Titanic Indonesia' itu saat ini berada di Kecamatan Brondong, Lamongan.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Lamongan Siti Rubikah menyebutkan ada kemungkinan pembangunan museum khusus Kapal van der Wijck di Lamongan. Meski, itu masih rencana dan tergantung hasil eksplorasi lanjutan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI (BPK XI) Jatim.
Intinya, kata Rubikah, pihaknya akan menindaklanjuti apapun hasil eksplorasi yang dilakukan oleh BPK, termasuk jika BPK merekomendasikan untuk membangun museum. "Kami akan menunggu hasil eksplorasi, rekomendasinya seperti apa," ujarnya kepada detikJatim di sela perayaan Hari Jadi Lamongan, Jumat (26/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rubikah mengakui bahwa Pemerintah Kabupaten Lamongan bermimpi memiliki museum yang mengoleksi berbagai artefak Kapal van der Wijck yang bangkainya diperkirakan berada di kedalaman 60 meter dari permukaan laut itu.
"Pembuatan museum yang berkaitan dengan Kapal van der Wijck ini memang menjadi mimpi Lamongan. Hanya saja, kami belum sampai membuat desain maupun menganggarkan pembangunan museum itu," katanya.
Karena belum bisa merencanakan pembangunan itu, Pemkab Lamongan sendiri pada tahun ini telah mengagendakan revitalisasi monumen tenggelamnya Kapal van der Wijck di Brondong, Lamongan.
"Kami akan melakukan revitalisasi terhadap Monumen van der Wijck," jelasnya.
Monumen di Pelabuhan Brondong, Lamongan itu bertuliskan "Tanda Pengingatan Kepada Penoeloeng-Penoeloeng Waktoe Tenggelamnja Kapal van der Wijck." Ya, nelayan warga Brondong memang cukup berperan dalam penyelamatan para penumpang dan awak kapal yang selamat.
Dalam malapetaka itu diketahui sebanyak 58 orang dinyatakan meninggal, baik penumpang maupun awak kapal. Selain itu, setidaknya ada 75 orang penumpang yang dinyatakan hilang saat itu.
Lantas bagaimana kelanjutan eksplorasi bangkai kapal bersejarah yang juga dikenal sebagai 'Titanic Indonesia' itu? Rubikah menyatakan bahwa pelaksanaannya diserahkan kepada Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI (BPK XI) Jawa Timur.
Soal anggaran dari Pemkab Lamongan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan eksplorasi lanjutan ini, Rubikah menyatakan bahwa dirinya masih menunggu finalisasi anggaran itu dari BPK XI.
"Tahun ini mau ada kegiatan eksplorasi lanjutan. Eksplorasi lanjutan tetap dari BPK wilayah XI Jatim," ujarnya.
Sebaliknya, Kepala BPK XI Endah Budi Heryani mengakui bahwa diperlukan adanya eksplorasi lanjutan berkaitan bangkai Kapal van der Wijck di Lamongan. Namun, tindak lanjut itu tidak bisa dilakukan pada 2023 ini.
"Untuk tindak lanjut kapal. Ini lagi-lagi masalah klise, ya. Tahun ini karena adanya keterbatasan anggaran kami belum bisa menindaklanjuti apa yang sudah dilakukan di tahun sebelumnya. Jadi memang tahun ini kami belum ada anggaran untuk ke sana lagi," ujarnya.
(dpe/iwd)