Misteri di Balik Punden Cindelaras Balas Klumprik Surabaya

Misteri di Balik Punden Cindelaras Balas Klumprik Surabaya

Aujana Mahalia - detikJatim
Sabtu, 28 Okt 2023 17:43 WIB
Punden Cindelaras di Dusun Balas, Kelurahan Balas Klumprik, Kecamatan Wiyung, Surabaya.
Punden Cindelaras di Dusun Balas, Kelurahan Balas Klumprik, Kecamatan Wiyung, Surabaya. Foto: Aujana Mahalia/detikJatim
Surabaya -

Di Surabaya, Jawa Timur, tepatnya di Dusun Balas, Kelurahan Balas Klumprik, Kecamatan Wiyung terdapat sebuah lokasi yang dianggap keramat. Tempat itu dikenal dengan Punden Cindelaras.

Tampak punden tersebut hanya berupa gundukan tanah dan dibalut dengan kain mori putih. Menurut kisah tutur yang beredar, punden tersebut diyakini sebagai tempat petarangan Cindelaras atau kandang Cindelaras.

Sebagaimana diketahui, dalam cerita rakyat Jawa Timur dituturkan bahwa Cindelaras adalah ayam jago raja Majapahit kedua yang berjuluk Kalagemet, alias Prabu Jayanegara (1294-1328 M) yang memerintah 1309-1328 M, ketika ia melakukan penyamaran sebelum menduduki takhta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nama samarannya saat itu adalah Panjilaras. Selama ini, situs yang mahsyur diyakini sebagai makam ayam jago Cindelaras berada di Desa Lebak Jabung, Kecamatan Jatirejo, Mojokerto.

Menurut warga setempat, Rokhim, beragam cerita misteri mewarnai punden tersebut. Salah satu cerita yang mahsyur, konon puluhan tahun lalu, ada sebuah kejadian yang menimpa seorang pemuda berusia belasan tahun.

ADVERTISEMENT
Punden Cindelaras di Dusun Balas, Kelurahan Balas Klumprik, Kecamatan Wiyung, Surabaya.Punden Cindelaras di Dusun Balas, Kelurahan Balas Klumprik, Kecamatan Wiyung, Surabaya. Foto: Aujana Mahalia/detikJatim

Kala itu, saat pemuda tersebut sedang bermain di sekitar punden bersama teman-temannya, pemuda itu hendak mengambil buah di atas pohon. Tak lama kemudian, pemuda tersebut terpeleset lalu jatuh. Namun, terdapat sebuah keganjilan pada saat itu, pemuda tersebut bisa berdiri tanpa mengalami luka apapun.

"Banyak orang yang bilang itu mistis, tapi sebenarnya penunggu punden itu baik dan ndak minta apa-apa. Buktinya pada saat itu, anak itu juga ndak kenapa-kenapa, orang di sini percayanya yang nolong juga penunggu punden pastinya," ungkap Rokhim saat ditemui detikJatim.

Selain cerita tersebut, Rokhim menambahkan, jika masyarakat memiliki sebuah hajat, mereka meyakini harus memberikan kain putih dan sesajen ke punden tersebut sebagai penghormatan. Masyarakat setempat meyakini, jika tak segera memberikan hal tersebut, konon tak lama kemudian akan kesurupan.

"Dulu pernah itu, ada yang ndak percaya, mungkin orang baru juga, dia sudah diingatkan harus ngasih tapi lupa, terus ya gitu, nggak lama dia kesurupan, ya istilahnya kan pasti meri (iri) harus dihormati," tuturnya.

Seperti tempat sakral di wilayah agraris lainnya, di Punden Cindelaras juga seringkali diadakan acara sedekah bumi. Rokhim mengungkapkan, seiring waktu, Punden Cindelaras dianggap bukan sebagai tempat mistis, namun tempat yang disakralkan.

"Banyak kejadiannya ya dulu-dulu aja, sekarang katanya penunggunya sudah ndak ada, ya sesekali diyakini pulang buat nengok, jadi seiring waktu udah biasa aja, ndak terlalu keramat," tegas Rokhim.

Senada dengan Rokhim, pegiat sejarah Komunitas Begandring Surabaya, Kuncarsono Prasetyo menjelaskan bahwa punden merupakan tempat yang dianggap sakral dan berjasa untuk masyarakat.

"Kalau soal mistis itu pasti ya cuma omongan orang-orang aja. Punden ini kan jadi tempat yang disakralkan sebenarnya, istilahnya jadi "penjaga" kampung, makanya biasanya cerita-cerita yang beredar juga cerita dari pitutur," ungkapnya.




(irb/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads