- Cara Hitung Weton dalam Pernikahan Jawa Nilai Hari Nilai Pasaran
- Makna Perhitungan Weton dalam Pernikahan Jawa 1. Pegat (1, 9, 17, 25 & 33) 2. Ratu (2, 10, 18, 26 & 34) 3. Jodoh (3, 11, 19, 27 & 35) 4. Topo (4, 12, 20, 28, & 36) 5. Tinari (5, 13, 21, & 29) 6. Padu (6, 14, 22 & 30) 7. Sujanan (7, 15, 23, & 31) 8. Pesthi (8, 16, 24, & 32)
- Contoh Perhitungan Weton dalam Pernikahan Jawa
Budaya pernikahan menggunakan perhitungan tanggal lahir sebagai penentu jodoh masih digunakan masyarakat Jawa. Perhitungan tanggal ini disebut juga sebagai weton. Tujuan utama tradisi perhitungan weton dalam pernikahan adat Jawa adalah menemukan hari baik pengantin pria maupun wanita.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), weton adalah hari lahir seseorang dengan pasangannya yang terdiri atas Legi, Paing, Pon, Wage, dan Kliwon. Secara bahasa, weton berasal dari kosakata "wetu" yang diambil dari bahasa Jawa, yang artinya keluar atau lahir.
Berdasarkan perspektif hukum agama, Tuhan telah menciptakan seluruh hari, di antaranya hari yang baik dan mempunyai daya atau kekuatan. Namun, masyarakat Jawa mempercayai Tuhan memberi wewenang kepada manusia agar memilih sendiri hari yang diyakini paling baik atau tepat untuk mengadakan pernikahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Kalender dan Weton Jawa |
Adapun, konsep hari baik menurut masyarakat Jawa yaitu waktu-waktu tertentu yang dinilai sebagai bentuk usaha memperoleh kelancaran dan keselamatan dalam menyelenggarakan pernikahan.
Apabila masyarakat Jawa melaksanakan pernikahan pada hari yang tidak baik, maka dipercaya akan mengundang reaksi ataupun energi negatif dari lingkungan. Dan, secara tidak disengaja dapat mendatangkan nasib buruk bagi pasangan tersebut.
Cara Hitung Weton dalam Pernikahan Jawa
Mengutip jurnal berjudul Analisis Bentuk dan Makna Perhitungan Weton pada Tradisi Pernikahan Adat Jawa Masyarakat Desa Ngingit Tumpang yang disusun Andika Simamora dkk, masing-masing orang Jawa mempunyai weton.
Ketika hendak melangsungkan pernikahan, mereka terlebih dahulu menanyakan perihal perhitungan weton kepada seseorang yang memiliki pengetahuan, sekaligus orang yang menjadi pawang hujan.
Nilai Hari
- Senin: 4
- Selasa: 3
- Rabu: 7
- Kamis: 8
- Jumat: 6
- Sabtu: 9
- Ahad: 5
Nilai Pasaran
- Legi: 5
- Pahing: 9
- Pon: 7
- Wage: 4
- Kliwon: 8
Dilansir detikJateng, cara menghitung weton dilakukan dengan menjumlahkan masing-masing hari kelahiran calon pengantin. Misalnya, calon laki-laki lahir Selasa Kliwon, maka memiliki angka 3 + 8 = 11. Sedangkan calon perempuan lahir Senin Pon, maka memiliki angka 4 + 7 = 11.
Kemudian, hasil penjumlahan hari lahir masing-masing calon kembali dijumlahkan, 11 + 11 = 22. Berdasarkan hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui makna perhitungan weton yang dihasilkan.
Baca juga: 5 Mitos Jawa tentang Pernikahan dan Jodoh |
Makna Perhitungan Weton dalam Pernikahan Jawa
Setelah mengetahui hasil perhitungan weton, maka bisa dilihat maknanya. Hasil hitungan weton pernikahan ada 1-36. Berikut makna perhitungan weton dalam pernikahan Jawa.
1. Pegat (1, 9, 17, 25 & 33)
Pegat bermakna cerai atau berpisah. Pasangan dengan hasil perhitungan ini akan menghadapi berbagai masalah yang berakhir pada perceraian, baik dikarenakan faktor ekonomi maupun perselingkuhan.
Hal ini berkaitan dengan falsafah masyarakat Jawa yang mengedepankan keselarasan, kesesuaian, dan kecocokan dalam kehidupan. Sehingga perceraian akan terjadi apabila tidak terdapat keselarasan.
Oleh karena itu, perhitungan ini sangat dihindari karena kemungkinan terburuk dalam pernikahan yang akan dijalani berujung pada perceraian. Terdapat solusi untuk mengatasi pernikahan yang dinilai pegat, meliputi beberapa unsur, di antaranya sanggar waringin, lembu katiup angin, dan bumi kapetak.
Sebelum melaksanakan pernikahan hindari hitungan mengenai tibo wangke atau jatuh buntel mayat, tidak dianjurkan mengikuti nagahari yaitu pemasangan tenda (tarup). Pasangan diwajibkan memperbanyak bersedekah kepada anak yatim piatu, juga janda-janda tua, sekaligus memperbanyak ikhtiar dan berdoa.
2. Ratu (2, 10, 18, 26 & 34)
Ratu bermakna sosok yang dihormati. Pasangan dengan hasil perhitungan weton ini dinilai cocok dan berjodoh karena memiliki karakteristik yang sangat dihormati dan disegani masyarakat sekitar.
Pasangan ini seringkali membuat beberapa orang iri karena kedamaian yang terjadi di dalam rumah tangga, sehingga hitungan ini tergolong istimewa di antara hitungan weton lainnya. Pasangan dengan hasil hitungan ini akan menjadi jodoh sehidup semati.
3. Jodoh (3, 11, 19, 27 & 35)
Jodoh bermakna pasangan tersebut memang ditakdirkan berjodoh. Pasangan dengan hasil perhitungan weton ini dapat saling menerima kelebihan maupun kekurangan masing-masing.
Dengan begitu, terciptalah rumah tangga yang harmonis. Hasil perhitungan ini menunjukkan sepasang insan yang akan bersatu dalam suatu pernikahan, sehingga hitungan ini tergolong baik.
4. Topo (4, 12, 20, 28, & 36)
Topo bermakna masalah. Pasangan yang ditakdirkan mengalami banyak cobaan. Pasangan dengan hasil perhitungan ini akan menghadapi berbagai rintangan di awal pernikahan karena masih berupaya saling memahami, akan tetapi hal ini membawa keduanya pada kebahagiaan.
Banyak hal yang melatarbelakangi timbulnya permasalahan dalam pernikahan, salah satunya faktor ekonomi. Namun, pasangan dengan hitungan weton ini akan segera menemukan kebahagiaannya apabila telah memperoleh keturunan.
5. Tinari (5, 13, 21, & 29)
Tinari bermakna kebahagiaan. Pasangan dengan hasil perhitungan ini akan menjalani kehidupan yang diselimuti dengan kebahagiaan dan kondisi finansial yang baik serta berkecukupan.
Masyarakat Jawa menganggap weton ini lebih baik daripada weton jodoh. Menurut primbon Jawa, kesuksesan pasangan di masa yang akan datang dapat ditentukan menggunakan salah satu bagian dari pedoman neptu, yaitu tinari.
6. Padu (6, 14, 22 & 30)
Padu bermakna pertengkaran. Pasangan akan sering menghadapi pertengkaran, akan tetapi tidak berujung pada perceraian. Pertengkaran ini dapat terjadi karena hal-hal sepele.
Oleh karena itu, weton ini diyakini tidak cocok bagi pasangan yang hendak melangsungkan pernikahan. Namun, hal tersebut dapat diatasi dengan cara melaksanakan ruwatan atau memilih hari pernikahan khusus dan tertentu untuk menghindari kesialan karena ketidakcocokan weton pasangan.
7. Sujanan (7, 15, 23, & 31)
Sujanan bermakna perselingkuhan. Pasangan dengan hasil perhitungan weton ini akan menghadapi perselingkuhan maupun pertengkaran, baik dari laki-laki maupun perempuan. Maka dari itu, weton ini sangat dihindari pasangan, dan memilih tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih serius.
8. Pesthi (8, 16, 24, & 32)
Pesthi bermakna harmonis. Pasangan dengan hitungan weton ini akan menjalani kehidupan rumah tangga yang aman, damai, dan tenteram, serta rukun sampai usia renta.
Meskipun akan datang suatu permasalahan dalam pernikahan, hal ini tidak meruntuhkan keharmonisan rumah tangga yang telah dibangun. Menurut masyarakat Jawa yang agamis, weton ini dinilai paling baik karena sejatinya kebahagiaan tidak hanya di dunia saja, melainkan di akhirat.
Contoh Perhitungan Weton dalam Pernikahan Jawa
Terdapat pasangan bernama Reza dan Paramitha. Reza dilahirkan pada Senin Wage (4+4=8), sedangkan Paramitha dilahirkan Sabtu Pahing (9+9), maka akan menghasilkan angka 13.
Angka ini merujuk pada tinari, yang artinya kehidupan pernikahan pasangan ini akan dipenuhi kebahagiaan. Pasangan weton ini juga bakal memiliki kondisi finansial yang stabil dan berkecukupan.
Artikel ini ditulis oleh Savira Oktavia, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(irb/sun)