10 Prosesi Pernikahan Adat Jawa serta Maknanya

10 Prosesi Pernikahan Adat Jawa serta Maknanya

Nadza Qur’rotun A - detikJatim
Rabu, 25 Okt 2023 15:30 WIB
Ilustrasi pernikahan Jawa
Ilustrasi pernikahan adat Jawa/Foto: Getty Images/iStockphoto/Royaax
Surabaya -

Pernikahan menjadi momen sakral bagi setiap orang. Setiap daerah memiliki ritual pernikahan berbeda-beda. Tak terkecuali di Jawa.

Meski saat ini banyak konsep pernikahan modern yang menjadi pilihan, pernikahan adat Jawa masih dilestarikan dan tetap digunakan.

Prosesi Pernikahan Adat Jawa

Setiap prosesi pernikahan adat Jawa memiliki makna tersendiri. Makna ritual pernikahan adat Jawa berkaitan tentang kehidupan rumah tangga. Berikut detikJatim rangkumkan urutan ritual adat Jawa beserta maknanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Pasang Tratag dan Tarub

Pasang tratag adalah pasang tenda atau tratag di depan rumah. Pemasangan tratag biasanya bersamaan dengan pemasangan tarub. Tarub adalah hiasan yang dipasang di pintu rumah calon mempelai.

Tarub menandakan rumah tersebut sedang menggelar acara pernikahan. Tarub dipasang dengan daun kelapa lengkung warna kuning sebagai harapan calon mempelai mendapat keberkahan dan kemakmuran.

ADVERTISEMENT

2. Kembar Mayang

Kembar mayang adalah hiasan yang terbuat dari bunga, buah, akar, dan batang. Bahan-bahan tersebut dilipat dan dimasukkan pada batang pisang dan membentuk gunung, payung, keris, cambuk, burung, dan belalang. Kembar mayang dibuat sebagai bentuk motivasi dan hikmah untuk calon mempelai setelah menikah nanti.

3. Pasang Tuwuhan

Pasang tuwuhan adalah sepasang pengantin memberikan tanaman dan buah-buahan di sekitar kawasan siraman. Biasanya buah-buahan yang dipakai adalah pisang.

Alasannya pisang dipercaya memiliki manfaat untuk kemakmuran hidup. Pasang tuwuhan sebagai bentuk harapan agar pengantin segera mendapatkan keturunan setelah menikah.

4. Sungkeman

Sungkeman memiliki makna meminta doa dan restu pengantin kepada kedua orang tua. Sungkeman juga sebagai bentuk ucapan terima kasih pengantin kepada kedua orang tua karena sudah membesarkan dirinya.

5. Siraman

Siraman dilakukan pengantin menggunakan air yang telah dicampur bunga tujuh rupa. 7 orang akan menyiramkan air ke badan mempelai. Siraman terakhir harus dilakukan ayah mempelai perempuan, kemudian si ayah akan menggendong anak perempuannya.

6. Adol Dawet

Adol memiliki makna menjual, sedangkan dawet adalah minuman khas Jawa. Nantinya orang tua mempelai menjual dawet kepada para tamu yang hadir dan pengantin.

Kemudian pengantin membeli dawet tersebut menggunakan kreweng koin dari tanah liat. Makna ritual adat adol dawet terletak pada alat pembayarannya, yaitu kebutuhan hidup yang berasal dari bumi.

7. Potong Tumpeng dan Dulang Pungkasan

Potong tumpang dilakukan oleh pengantin. Potong tumpeng memiliki makna ucapan rasa syukur sang pengantin kepada Tuhan. Setelah tumpeng dipotong, maka kedua mempelai harus saling menyuapi.

8. Tanam Rambut dan Lepas Ayam

Rambut pengantin akan ditanam untuk menjauhkan hal-hal buruk dalam rumah tangga. Setelah tanam rambut dilanjutkan dengan melepaskan ayam hitam sebagai tanda orang tua ikhlas melepas anak memasuki bahtera rumah tangga.

9. Midodareni

Midodareni sebagai bentuk tanda melepas masa lajang bagi perempuan. Saat midodareni mempelai perempuan tidak diizinkan bertemu mempelai laki-laki antara pukul 18.00 hingga tengah malam.

10. Srah-Srahan

Srah-srahan adalah prosesi menyerahkan barang dari mempelai laki-laki kepada mempelai perempuan, yang diterima orang tua mempelai perempuan. Sebab, proses srah-srahan dilakukan ketika midodareni. Maknanya sebagai tanda mempelai pria telah menerima mempelai perempuan untuk dijadikan sebagai istri.

Artikel ini ditulis oleh Nadza Qur'rotun A, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(irb/sun)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads