Kita bisa mengetahui sejarah Nusantara melalui benda-benda peninggalan kerajaan, seperti prasasti. Ada banyak prasasti peninggalan kerajaan yang ditemukan di Jawa Timur.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prasasti merupakan piagam yang tertulis pada batu, tembaga, dan sebagainya. Prasasti menjadi wujud peninggalan arkeologis yang terdapat keterangan secara tertulis di dalamnya.
Prasasti Peninggalan Kerajaan di Jawa Timur
Berikut sederet prasasti peninggalan kerajaan yang ditemukan para arkeolog di kawasan Jawa Timur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Prasasti Adan-adan
Prasasti Adan-adan merupakan peninggalan pada masa kejayaan Raja Kertarajasa Jayawardhana. Prasasti ini berupa 17 lempeng berbahan perunggu yang ditulis menggunakan bahasa Jawa Kuno dengan aksara Kawi pada Sabtu Legi 1223 Saka atau 1301 Masehi.
Prasasti ini ditemukan di Mayangrejo, Kalitudu, Kabupaten Bojonegoro pada 2 Maret 1992. Prasasti Adan-adan dinobatkan sebagai Benda Cagar Budaya tingkat provinsi dan disimpan dalam koleksi Museum Mpu Tantular Sidoarjo.
2. Prasasti Anjuk Ladang
Prasasti Anjuk Ladang merupakan piagam berbahan batu berangka yang ditulis pada 859 Saka atau 857 Saka, sekitar 935 M pada masa kejayaan Raja Sri Isyana (Pu Sindok) dari Kerajaan Medang. Prasasti ini disimpan di Museum Nasional di Jakarta.
Prasasti ini juga dikenal sebagai Prasasti Candi Lor karena ditemukan di reruntuhan Candi Lor, Desa Candirejo, Loceret, Kota Nganjuk. Benda peninggalan ini berisi informasi mengenai keberadaan bangunan suci.
3. Prasasti Batur
Prasasti Batur merupakan benda peninggalan yang diciptakan Hayam Wuruk pada pertengahan abad ke-14 M. Prasasti ini ditemukan di Desa Batur, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo.
Prasasti ini mengungkap pembagian waktu pemujaan kepada Sang Hyang Kabuyutan di Kalyasem dan Sang Hyang Kabuyutan di Kalihan, yang harus dilakukan mandala di Kandawa, Talun, Wasana, dan Sagara.
4. Prasasti Camundi
Prasasti Camundi atau Prasasti Camunda merupakan bangunan prasasti dari Kerajaan Singasari yang ditemukan di Desa Ardimulyo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.
Prasasti ini ditulis menggunakan aksara zaman Singhasari-Majapahit, di mana menyebutkan nama Sri Maharaja Digwijaya ring Sakalaloka yang merupakan gelar dari Sri Kertanagara, raja terakhir Singasari.
Penanggalan menyebutkan benda ini berasal dari 14 Krsnapaksa bulan Caitra 1214 Saka atau sekitar 17 April 1292. Kini prasasti ini tersimpan di Museum Trowulan, Kabupaten Mojokerto.
5. Prasasti Dinoyo
Prasasti Dinoyo atau Prasasti Kanjuruhan merupakan benda peninggalan berupa lempengan berbahan batu yang bertuliskan masa kejayaan Kerajaan Kanjuruhan saat dipimpin Raja Dewa Simha pada 682 Saka atau 760 Masehi yang mengungkap masa lalu Kota Malang.
Prasasti ini ditulis menggunakan bahasa Sansekerta dengan huruf Kawi. Ditemukan di Desa Dinoyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, dan sekarang disimpan di Museum Nasional Jakarta.
6. Prasasti Garaman
Prasasti Garaman merupakan benda peninggalan dari Majapanji Garasakan dari Kerajaan Janggala, yang memiliki gelar Sri Maharaja Rake Halu pada 975 Saka atau 1053 Masehi bertuliskan bahasa Jawa Kuno periode Kediri dengan huruf aksara.
Prasasti ini ditemukan di Dusun Mandungan, Kelurahan Widang, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan pada 1 Juni 1985. Benda ini berisi anugerah dari Mapanji Garasakan kepada para penduduk Desa Garaman atas bantuan mereka ketika raja melawan sang adik Aji Panjalu.
Prasasti Garaman juga membuktikan keberadaan Kerajaan Jenggala dan Panjalu yang pada awalnya merupakan satu kerajaan di bawah pemerintahan Airlangga. Kini prasasti ini disimpan dalam Museum Nasional Jakarta.
7. Prasasti Horren
Prasasti Horren merupakan prasasti peninggalan zaman Kerajaan Airlangga berupa keping tembaga, yang bertuliskan serangan Kerajaan Sunda yang menghancurkan pemukiman penduduk Horren dalam bahasa Sunda.
Prasasti ini ditemukan di Kecamatan Campur Darat, Tulungagung. Sekarang benda ini disimpan dalam Museum Sonobudoyo, Kota Yogyakarta.
8. Prasasti Jaring
Prasasti Jaring merupakan prasasti berbahan batu andesit yang dibuat pada masa Kerajaan Kediri. Prasasti ini dibuat oleh Raja Sri Gandra saat proses pemberian anugerah Sima kepada penduduk Jaring, sebagaimana janji raja sebelumnya Sri Aryeswara atas bentuk baktinya kepada raja.
Prasasti ini memuat penanggalan 11 bulan Margasira 1103 Saka atau 19 November 1181 M. Ditulis menggunakan bahasa dan aksara Jawa Kuno. Benda ini ditemukan di Dukuh Jaring, Kelurahan Kembang Arum, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar.
9. Prasasti Kaladi
Prasasti Kaladi merupakan benda peninggalan berbahan tembaga dari masa Mataram Kuno saat dipimpin Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung Sri Dharmmodaya Mahasambhu.
Berisikan penetapan Sima di Desa Kaladi, Gayam, dan Pyapya. Penanggalan yang termuat 831 Saka atau 909 Masehi. Prasasti ini ditemukan di area Gunung Penanggungan, dan sekarang tersimpan di Museum Nasional Jakarta.
10. Prasasti Sapu Angin
Prasasti Sapu Angin merupakan prasasti berbahan batu yang dibuat pada masa Kerajaan Kediri, yang dipimpin Kertajaya ketika masih menjadi putra mahkota. Kertajaya mengeluarkan benda ini pada 1190 Masehi.
Prasasti ini ditulis menggunakan bahasa Jawa Kuno dengan aksara Kadiri kwadrat, di mana di dalamnya mengungkap hibah zuhud dari Kertajaya. Benda ini ditemukan di Gunung Sapu Angin, Distrik Karangrejo, Kabupaten Tulungagung. Kini disimpan di Museum Nasional Jakarta.
Nah, itulah informasi mengenai benda-benda peninggalan zaman prasejarah yang ditemukan di Jawa Timur. Selamat belajar!
Artikel ini ditulis oleh Savira Oktavia, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(irb/sun)