Cinta Tragis Joko Lancur-Siti Amirah Buat Warga Golan-Mirah Tak Bisa Disatukan

Urban Legend

Cinta Tragis Joko Lancur-Siti Amirah Buat Warga Golan-Mirah Tak Bisa Disatukan

Imam Wahyudiyanta - detikJatim
Kamis, 05 Okt 2023 15:54 WIB
Legenda Golan Mirah Tersohor di Ponorogo
Gapura Makam Ki Ageng Honggolono (Foto: Charolin Pebrianti)
Ponorogo -

Kisah cinta Joko Lancur dan Siti Amirah yang berakhir tragis meninggalkan cerita tersendiri bagi warga Desa Golan dan Mirah. Warga dua desa tersebut hingga kini dipercaya tak bisa disatukan dalam berbagai hal.

Joko Lancur yang asal Desa Golan gagal mempersunting Siti Amirah yang berasal dari Desa Mirah. Penderitaan cinta itu dilampiaskan Joko Lancur dengan bunuh diri saat mengetahui Siti Amirah meninggal.

Bila ada dua warga Golan dan Mirah bertautan atau berhubungan dalam beberapa hal baik sengaja maupun tak sengaja keduanya harus segera dipisahkan. Bila tidak, maka hal tersebut tak akan terjadi atau gagal dilaksanakan. Pertemuan antara warga Desa Golan dan Mirah tidak bisa bersatu bagaikan air dan minyak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pegiat seni dan sejarah, Sudirman membenarkan hal itu. Bahkan dirinya pernah beberapa kali menemui cerita soal legenda Golan Mirah. Percaya atau tidak, tetap saja legenda itu tetap ada hingga kini.

"Air pertemuan dua sungai di desa itu saja sampai sekarang tidak bisa menyatu, seperti ada minyak dan air" ujar Dirman saat berbincang dengan detikJatim.

ADVERTISEMENT

Dirman mengatakan istrinya sendiri berasal dari Desa Golan, Sukorejo, Ponorogo. Saat itu istrinya membantu masak di rumah kakak sepupu, namun ternyata masakan itu tidak matang-matang. Padahal gas dan api yang keluar tidak ada gangguan.

"Ternyata ada tamu yang berasal dari Mirah, masakan tadi tidak matang. Padahal sudah banyak tamu yang datang, akhirnya tamu tadi setelah selesai dipersilakan kembali. Selepas tamu itu pergi kemudian masakan di dapur pun bisa matang dan disajikan ke tamu undangan," jelas Dirman.

Dia pun mengisahkan kejadian lain saat motor seorang Sekdes Golan atau carik rusak. Motor itu kemudian dibawa ke bengkel pinggir jalan. Saat berhenti di bengkel, mekanik bengkel segera melihat kondisi motor. Namun saat dicoba diperbaiki berulang kali, motor tersebut tidak bisa dibongkar.

"Terus diajak ngobrol, ternyata dia Carik Golan. Akhirnya mekaniknya menyerah bilang tidak bisa memperbaiki karena si mekanik berasal dari Desa Mirah," terang Dirman.

Kejadian lain juga terjadi. Dirman menceritakan waktu itu istrinya bekerja sebagai perias pengantin di Desa Golan. Pengantin tersebut menikah dengan pria idamannya. Saat prosesi pernikahan berbagai ritual dilakukan. Keduanya menikah. Namun setelah prosesi, mereka justru bercerai.

"Ternyata pengantin pria ada keturunan dari Mirah, keduanya harus berpisah karena taruhannya nyawa," imbuh Dirman.

Melihat legenda Golan Mirah yang melekat di masyarakat dua desa tersebut, Dirman pun berpesan ke depan agar selalu berhati-hati dalam bersikap, bertindak dan berucap.

Pun jika berbuat baik maka teruskan, jika ragu-ragu bisa berakibat buruk atau langsung ditinggalkan saja.

"Karena kata-kata adalah doa, pujian, dan harapan. Harusnya kata-kata yang keluar baik saja," pungkasnya.




(sun/iwd)


Hide Ads