Situs Watu Dukun di Ponorogo Sakral, Sering Digunakan Peziarah Bertapa

Urban Legend

Situs Watu Dukun di Ponorogo Sakral, Sering Digunakan Peziarah Bertapa

Imam Wahyudiyanta - detikJatim
Kamis, 31 Agu 2023 14:57 WIB
Situs Watu Dukun di Ponorogo
Situs Watu Dukun di Ponorogo (Foto: Charolin Pebrianti)
Ponorogo -

Situs Watu Dukun di Ponorogo merupakan tempat Airlangga dan Empu Narotama berguru kepada Empu Barada. Situs yang berjarak sekitar 30 km di sebelah barat Alun-Alun Ponorogo ini dianggap sakral oleh warga.

Situs yang ada di perbatasan Ponorogo dengan Wonogiri ini sering digunakan warga yang datang atau peziarah untuk memenangkan diri alias bertapa.

"Biasanya saat bulan Suro selalu banyak tamu yang datang. Mereka bertapa, menenangkan diri," ujar juru kunci Situs Watu Dukun Bibit Santoso.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bibit menjelaskan warga setempat juga sering menggelar kendurian atau doa bersama memohon keselamatan kepada Tuhan YME.

"Kami kan orang Jawa yang meneruskan adat, jadi ya kendurian bersama di situs. Dulu masyarakat menyebutnya punden atau tempat keramat," jelas Bibit.

ADVERTISEMENT

Menurut Bibit, situs saat ini terawat semenjak ada donatur serta perhatian dari BPCB Trowulan Mojokerto dan Badan Arkeologi Yogyakarta.

"Kalau dulu bentuknya masih alami, sekarang sudah ada bangunan untuk warga yang mau menyepi," pungkas Bibit.

Situs Watu Dukun merupakan tempat Airlangga mendapat pondasi ilmu untuk mendirikan Kerajaan Kahuripan.

Saat itu sekitar tahun 1016 masehi, terjadi peristiwa Paralaya. Kerajaan Medang saat itu di bawah kekuasaan Dharmawangsa diserang Kerajaan Sriwijaya, Wengker dan Wura-wari.

Padahal saat itu di Medang, sedang dilangsungkan pernikahan Airlangga dengan salah satu putri Dharmawangsa. Saat peristiwa tersebut hanya Airlangga yang selamat. Airlangga yang saat itu masih berusia 16 tahun berhasil lolos dari serangan dan melarikan diri.

Airlangga melarikan diri bersama Narotama dan digembleng oleh Empu Barada di Pagerukir di tempat yang sekarang menjadi Situs Watu Dukun.

Setelah 6 tahun, ada seorang utusan dari rakyat Medang datang dan menginginkan Airlangga membangun kembali Kerajaan Medang yang runtuh dihancurkan musuh dalam peristiwa Paralaya. Dengan keyakinan kuat dan restu Empu Barada, akhirnya Airlangga dan Narotama menyusun kekuatan mengambil Kerajaan Medang dari musuh.

Airlangga pun berhasil merebut kerajaan Medang dan kemudian mendirikan kerajaan utuh. Oleh Airlangga nama Kerajaan Medang diubah menjadi Kerajaan Kahuripan. Raja Airlangga pun membangun kebesaran Kerajaan Kahuripan menjadi kerajaan makmur, adil, aman dan tenteram.

"Di Watu Dukun ini, Airlangga memperoleh ketenangan diri, memupuk semangat meraih kembali apa yang sudah runtuh dan menyejahterakan rakyatnya," terang Bibit.




(sun/iwd)


Hide Ads