10 Cerita Rakyat Asal Jawa Timur

10 Cerita Rakyat Asal Jawa Timur

Savira Oktavia - detikJatim
Senin, 18 Sep 2023 16:30 WIB
Ilustrasi Buku
Ilustrasi buku cerita rakyat asal Jawa Timur/Foto: Freepik
Surabaya -

Cerita rakyat tergolong dalam karya sastra lisan yang diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat. Berikut sederet contoh cerita rakyat asal Jawa Timur.

Cerita rakyat menjadi salah satu media komunikasi budaya, yang mempunyai nilai luhur dengan karakteristiknya. Sehingga seiring berjalannya waktu, masyarakat khususnya generasi muda dapat memahami pesan moral tersebut.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), cerita rakyat merupakan cerita dari zaman dahulu yang hidup di kalangan rakyat dan diwariskan secara lisan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari jurnal berjudul Cerita Rakyat Sebagai Fragmentaris Sastra Anak dan Kesesuaiannya Dengan Perkembangan Anak karya Septian Adi Kurniawan dan Asman, ada sekitar 365 cerita rakyat tersebar di Indonesia dan diperkirakan jumlahnya akan terus bertambah.

Di Jawa Timur, terdapat banyak cerita rakyat yang masih melegenda. Baik masyarakat setempat maupun pemerintah, masih mengupayakan pelestarian cerita rakyat dengan mengangkat kisah tersebut ke dalam berbagai seni pertunjukan, bahkan dijadikan sebagai materi pembelajaran di sekolah.

Ilustrasi Rak Buku BerkualitasIlustrasi buku cerita rakyat/ Foto: iStock

Cerita Rakyat Asal Jawa Timur:

1. Cindelaras

Di Kerajaan Jenggala, hiduplah seorang Raja, Ratu, dan selirnya. Raja tersebut bernama Raden Putra. Meski keduanya berparas rupawan, akan tetapi Ratu dan Selir memiliki kepribadian yang berlawanan. Sifat Sang Ratu baik hati, pintar dan bijaksana, sedangkan Si Selir selalu menyimpan kecemburuan setiap kali melihat kemesraan yang terjadi antara Raja dan Ratu.

Suatu hari, Selir menyusun rencana jahatnya bersama seorang tabib dengan mengatakan kebohongannya kepada Raja bahwa Sang Ratu berniat meracuninya. Akibatnya, Sang Ratu diusir dari istana.

Setelah beberapa bulan menetap di hutan belantara, Ratu dikaruniai seorang putra yang tampan dan sehat yang diberi nama Cindelaras. Cindelaras tumbuh menjadi seorang laki-laki tampan dan gagah perkasa.

Suatu hari dia menemukan sebutir telur, dan seekor ayam jago ajaib menetas dari dalamnya. Berkat kemampuan gaib ayam tersebut, ayam jago itu selalu memenangkan pertarungan, dan nama Cindelaras semakin dikenal.

Kabar mengenai Cindelaras dengan ayam jagonya terdengar sampai ke telinga Raja. Ia pun mengadakan taruhan. Apabila kemenangan ada di pihaknya, maka Cindelaras akan dipenjara. Dan jika Cindelaras menang, maka Raja harus menyerahkan segala harta yang dimilikinya.

Pertarungan dimenangi oleh Cindelaras bersamaan dengan hal itu Raja mengetahui kebenaran bahwa Cindelaras adalah darah dagingnya berkat kemampuan gaib yang dimiliki ayamnya. Kebohongan pun terbongkar, selir di penjara. Raja mendatangi Ratu yang tinggal di hutan untuk meminta maaf. Ratu pun kembali ke singgasananya bersama Raja, dan Cindelaras menjadi seorang putra mahkota.

2. Jantur dan Menur

Jantur dan Menur adalah saudara kembar, Janur merupakan seorang anak laki-laki, sedangkan Menur sebaliknya. Sifat keduanya saling berlawanan.

Menur dikenal sebagai pribadi yang baik, rajin, penyabar, dan selalu membantu kedua orang tuanya. Sedangkan Jantur merupakan seorang yang pemalas, pemarah, selalu berbicara kasar, dan tidak pernah membantu kedua orang tua.

Suatu ketika sikap Jantur semakin menjadi-jadi. Dengan berat hati, Menur bersama kedua orang tuanya pergi meninggalkan rumah. Tinggallah Jantur seorang diri. Ia pun merasa senang karena bebas melakukan apa saja.

Jantur menghabiskan segala harta benda hingga tak tersisa. Di sisi lain, Menur dan kedua orang tuanya banting tulang untuk mengubah nasib mereka, hingga akhirnya segala kebutuhan mereka tercukupi, dan tinggal di sebuah rumah.

Sementara itu, Jantur tak memiliki harta yang tersisa, dan hidup di jalanan. Ditambah lagi dia mengalami penyakit kulit yang membuat tubuhnya kurus kering.

Menur yang tak sengaja bertemu dengan Jantur terkejut. Jantur memohon ampunan atas segala sikap buruknya terhadap keluarganya sendiri. Menur dan kedua orang tua mereka memaafkan kesalahan Jantur.

Anehnya, penyakit yang diderita oleh Jantur mendadak hilang. Jantur pun menepati janjinya akan berubah menjadi orang baik. Kini, mereka kembali berkumpul dan hidup bahagia.

3. Asal-usul Surabaya

Alkisah hiduplah dua binatang yang kuat, yaitu Sura yang merupakan seekor hiu dan Baya merupakan seekor buaya. Keduanya berteman dengan baik.

Namun pertengkaran di antara keduanya tak dapat terelakan ketika mereka berebut makanan, karena keduanya mempunyai sifat yang sama, yaitu rakus.

Tidak ada yang dapat menghentikan pertengkaran mereka. Suatu ketika mereka memperebutkan buruan. Sayangnya buruan itu tak sempat mereka santap lantaran mereka sibuk bertengkar.

Sura pun mengusulkan ide untuk membagi wilayah buruan mereka. Sura berada di laut, sedangkan Baya di darat. Mereka pun menyepakatinya.

Suatu hari keduanya tak mendapatkan hasil buruan apapun. Diam-diam Sura memasuki wilayah perburuan Baya. Baya tidak terima, ia pun marah karena Sura melanggar janjinya.

Keduanya berkelahi. Perkelahian hebat itu dimenangkan oleh Baya. Sura pun memutuskan kembali ke wilayahnya.

4. Topeng Kembar

Alkisah, Raja Bontolo di Kerajaan Bintolo Jawa Timur mempunyai seorang putri yang cantik jelita. Banyak pemuda yang datang ke kerajaan hendak meminang sang putri.

Sementara itu, di suatu desa kecil hiduplah seorang pemuda bersama ibunya. Keseharian pemuda itu membuat topeng. Selain itu, pemuda itu mempunyai wajah yang buruk.

Karena wajahnya yang buruk rupa, pemuda itu tidak percaya diri untuk meminang sang putri. Namun, dia tidak dapat membohongi perasaan. Setiap hari, ia terus membayangkan sang putri, hingga dirinya jatuh sakit.

Mengikuti saran sang ibu, pemuda itu membuat topeng terbaik yang dapat mengubah wajahnya menjadi tampan. Tibalah saatnya ia datang untuk meminang sang putri. Keduanya pun jatuh cinta.

Namun, pemuda itu menyadari kesalahannya. Ia mengatakan perihal sebenarnya, hal itu membuat dirinya dijatuhi hukuman oleh sang raja. Rupanya, sang putri justru tidak marah sama sekali. Sang putri menyatakan bahwa cintanya benar-benar tulus.

Akhirnya, keduanya pun memutuskan untuk menikah dan selama acara pernikahan keduanya memakai topeng yang sama. Kejadian tersebut mengilhami sebagian orang untuk menciptakan sebuah tarian yang diberi nama Joged Topeng Kembar yang terkenal di Jawa Timur, khususnya di wilayah Lumajang.

5. Lembusura

Dikisahkan Raja Brawijaya dari Kerajaan Majapahit mempunyai seorang putri bernama Dyah Ayu Pusparani yang cantik jelita. Karena keinginannya untuk melihat putrinya menikah, Putri Dyah mengadakan sayembara.

Barangsiapa yang berhasil menggunakan busur Garudayaksa dan Gong Kyai Skardelima mempunyai kekuatan gaib, maka ia akan menikah dengannya. Tak ada satupun yang berhasil menggunakan kedua benda tersebut. Raja berniat menghentikan sayembara tersebut.

Mendadak seorang pemuda bernama Lembusura datang untuk mencobanya. Sayembara itu dimenangkan oleh Lembusura. Tiba saatnya upacara pernikahan, Putri Dyah bersedih, dia tak ingin menikah dengan seorang pemuda berkepala lembu.

Putri Dyah memohon agar dibuatkan sumur di puncak Gunung Kelud untuk mandi. Lembusura menyanggupinya. Ketika dirinya menggali puncak tersebut, beberapa prajurit menimbun Lembusura hidup-hidup di dalamnya. Sebelum menemui ajalnya, Lembusura bersumpah akan menghancurkan Kerajaan Majapahit.

Hingga sekarang, masyarakat mempercayai letusan Gunung Kelud merupakan ulah Lembusura yang sedang membalaskan dendamnya.

6. Empu Supa

Empu Supa dikenal sebagai pembuat pusaka yang sakti dari Dusun Winongan, Pasuruan. Dia berkeinginan menambah keahliannya. Dia pun berkelana ke arah selatan.

Berkat kegigihannya dalam menimba ilmu, Empu Supa dipertemukan dengan Resi Tunggul Wulung yang terkenal sebagai seorang sakti yang arif dan bijaksana, setelah melalui perjalanan yang begitu panjang.

Resi Tunggul Wulung memberikan satu permintaan kepada Empu Supa apabila dirinya ingin diangkat menjadi murid. Ia meminta Empu Supa menikahi salah satu muridnya bernama Lupi, seorang anak pembesar dari Kerajaan Jenggolo.

Empu Supa pun menyanggupinya. Mereka akhirnya hidup bahagia.

7. Ajisaka

Diceritakan Ajisaka, seorang satria tampan yang tinggal di Dusun Dadapan, tepat di seberang Kerajaan Medangkamulan. Medangkamulan diperintah oleh Prabu Dewata Cengkar yang mempunyai kegemaran memangsa perjaka muda dan sehat untuk dimakan.

Ajisaka dipertemukan oleh seorang pemuda yang mencoba kabur dari kejaran para prajurit kerajaan. Setelah mendengar kebenaran mengenai sikap Prabu Dewata Cengkar yang merugikan rakyatnya, Ajisaka mencoba menemuinya.

Ajisaka menyerahkan dirinya kepada Raja, akan tetapi sebagai imbalan dia meminta sebidang tanah seluas ikat kepalanya di sebelah selatan Kerajaan Medangkamulan.

Prabu menuruti keinginannya. Ajaibnya, ikat kepala itu semakin melebar hingga mencapai Pantai Selatan. Tubuh Prabu terlempar jauh ke tengah laut dan nasibnya berakhir menjadi seekor buaya putih. Tak lama kemudian, Ajisaka memimpin kerajaan.

Esoknya, jasad buaya putih yang dipercaya sebagai Prabu Dewata Cengkar ditemukan di pinggir pantai. Rakyat pun bersuka cita. Mereka hidup sejahtera di Kerajaan Jenggala.

8. Bambang Durjana

Dikisahkan Bambang Durjana yang merupakan putra dari pasangan Ki Kures dan Nyi Kures merupakan sosok yang berperangai buruk karena suka mencuri dan berjudi. Kebiasaan buruk itu terbawa hingga ia menikah.

Suatu hari Ki Kures yang sedang mencari kayu di hutan beroda meminta pertolongan kepada Tuhan. Beberapa hari setelah bertapa, ia membakar tempat bertapanya. Begitu api padam muncul seekor naga besar.

Ular naga itu meminta kepada Ki Kures supaya dicarikan air susu, dan sebagai imbalan ia dijanjikan hidup yang sejahtera. Setelah memasukkan air susu tersebut ke dalam mulut ular naga, ia diberikan beberapa barang berharga. Dengan satu persyaratan, ular naga meminta merahasiakan hal itu agar tidak menimbulkan rasa iri.

Sejak itu Ki Kures dan Nyi Kures hidup berkecukupan. Durjana datang meminta pertolongan agar diberikan uang untuk membelikan istrinya yang sedang hamil muda sebuah cincin. Ki Kures membeberkan rahasia kepada sang anak.

Durjana pun pergi menemui ular naga tersebut. Terbesit ide jahat untuk melenyapkan makhluk itu agar ia mendapatkan harta lebih banyak lagi. Usahanya itu tidak berhasil. Alhasil, Durjana lenyap dibunuh naga itu.

9. Bawang Putih dan Bawang Merah

Bawang Putih merupakan seorang anak perempuan dari pedagang kaya. Kehidupannya yang teramat bahagia mendadak lenyap setelah Ibunya meninggal. Sang ayah memutuskan untuk menikah lagi.

Setiap hari ibu dan saudara tirinya yang bernama Bawang Merah memperlakukannya seperti seorang pesuruh. Bawang Merah justru diperlakukan bak seorang putri di rumah milik ayahnya.

Suatu ketika, Bawang Putih diperintah untuk mencuci pakaian ke sungai. Namun pakaian itu hanyut ke sungai. Sang ibu tiri memarahinya, dan melarang Bawang Putih kembali ke rumah sebelum pakaian itu ditemukan.

Bawang Putih bertemu dengan seorang Nenek. Ternyata nenek tersebut merupakan istri dari seorang raksasa bernama Kala Glugutbumi yang suka menyantap manusia.

Mendengar kisah hidup Bawang Putih membuat raksasa itu iba. Raksasa itu menghadiahkan labu kepadanya. Alangkah terkejutnya ketika dibuka labu itu berisikan banyak perhiasan.

Bawang Merah diminta oleh ibunya melakukan seperti apa yang telah dialami Bawang Putih. Mereka berpura-pura mencari pakaian yang hanyut. Awalnya mereka mendapat perlakuan yang sama. Rencana mereka membawa pulang sebuah labu pun berhasil.

Namun, alangkah terkejutnya Bawang Merah dan sang ibu ketika melihat isi labu tersebut bukanlah perhiasan, melainkan binatang mematikan. Keduanya pun tewas seketika karena diserang oleh binatang-binatang itu.

10. Bagus Setya dan Bagus Tuhu

Bagus Setya dan Bagus Tuhu merupakan dua bersaudara dari pasangan Kiai Durung dan Mbok Asri di daerah Tumpang. Setelah beranjak dewasa, mereka memutuskan untuk mengabdi di Kerajaan Jenggala sebagai prajurit atas izin kedua orang tuanya.

Suatu ketika Bagus Setya pergi mencari ayahnya yang tak kunjung pulang, sedangkan Bagus Tuhu memaksanya untuk kembali ke kerajaan atas perintah Paduka Raja. Terjadilah pertarungan antar keduanya, hingga akhirnya keduanya tewas di tempat karena kekuatan yang dimilikinya.

Kedua saudara itu dimakamnya di Dusun Wanaasri, Kabupaten Malang. Masyarakat Tengger senantiasa berziarah ke makam tersebut ketika hari besar Karo.

Demikian informasi mengenai cerita rakyat asal Jawa Timur. Semoga bermanfaat.

Artikel ini ditulis oleh Savira Oktavia, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(sun/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads