- Apa Itu Geguritan?
- Ciri-ciri Geguritan 1. Struktur dan Metrum Tetap 2. Pilihan Kata yang Khas 3. Rima dan Larik 4. Isi tentang Cinta atau Alam 5. Puisi Klasik 6. Bahasa Puitis 7. Menggunakan Gending 8. Nilai-nilai Moral atau Pendidikan
- Macam-macam Geguritan 1. Geguritan Tembang Macapat 2. Geguritan Gendhing 3. Geguritan Kidung 4. Geguritan Maskumambang 5. Geguritan Carakan 6. Geguritan Wulang Swara 7. Geguritan Pupuh 8. Geguritan Serat
- Contoh Geguritan Bahasa Jawa 1. Geguritan Tema Kehidupan 2. Geguritan Tema Kehidupan 3. Geguritan Tema Keluarga 4. Geguritan Tema Kebudayaan 5. Geguritan Tema Cinta 6. Geguritan Tema Kehidupan 7. Geguritan Tema Pendidikan 8. Geguritan Tema Cinta 9. Geguritan Tema Kehidupan 10. Geguritan Tema Kehidupan
Geguritan adalah bentuk puisi tradisional Jawa yang memiliki ciri khas tersendiri. Berikut sederet contoh geguritan bahasa Jawa singkat dengan ragam tema.
Masyarakat Jawa tentu sudah tak asing dengan istilah geguritan. Geguritan memiliki karakteristik unik yang mencerminkan budaya dan kekayaan bahasa Jawa.
Geguritan adalah salah satu bentuk puisi tradisional yang memiliki sejarah panjang di budaya Jawa, dan masih dihargai hingga saat ini. Untuk lebih jelasnya, simak ulasan berikut ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa Itu Geguritan?
Mengutip laman resmi Pemerintah Kota Surakarta, geguritan adalah salah satu karya sastra Jawa yang berbentuk puisi Jawa modern, yang bersifat imajinatif serta tidak terikat oleh aturan. Aturan itu seperti guru gatra, guru lagu, dan guru wilangun.
Kata geguritan berasal dari bahasa Jawa, gurit, yang berarti sajak atau puisi. Puisi ini biasanya ditulis dalam bahasa Jawa dan terdiri dari beberapa bait atau baris.
Salah satu ciri khas geguritan adalah penggunaan bait tetap yang disebut babad atau isi, yang mengandung makna utama, serta guritan atau gending, yang biasanya berfungsi sebagai penghubung atau penutup.
Geguritan sering kali digunakan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, atau cerita dengan gaya sastra yang khas. Saat ini, geguritan juga dapat ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa-bahasa lain sesuai dengan preferensi penulis.
Geguritan biasanya menggunakan berbagai gaya sastra seperti perumpamaan, kiasan, dan penggunaan kata-kata yang indah. Biasanya, geguritan mengikuti aturan tertentu dalam penyusunan bait dan sajak, dan sering kali memiliki pesan moral atau filosofis.
Ciri-ciri Geguritan
Geguritan adalah bentuk puisi tradisional dalam bahasa Jawa yang memiliki ciri-ciri khusus. Berikut beberapa ciri-ciri umum dari geguritan bahasa Jawa:
1. Struktur dan Metrum Tetap
Geguritan biasanya mengikuti struktur dan metrum tetap. Misalnya, geguritan sering kali ditulis dalam bentuk pantun atau quatrain dengan jumlah baris yang tetap, seperti 4 atau 8 baris per bait. Metrum atau irama yang digunakan juga biasanya tetap dan mengikuti pola tertentu.
2. Pilihan Kata yang Khas
Geguritan menggunakan kosakata dan frasa yang khas dalam bahasa Jawa. Bahasa Jawa memiliki kekayaan kata yang khusus, dan ini tercermin dalam geguritan.
3. Rima dan Larik
Geguritan sering menggunakan rima dalam baris-barisnya, yang berarti suara akhir kata pada setiap baris berulang atau berirama. Ini dapat memberikan keindahan suara dan ritme dalam puisi.
4. Isi tentang Cinta atau Alam
Tema yang sering muncul dalam geguritan adalah cinta, alam, kemanusiaan dan kehidupan sehari-hari. Puisi ini sering kali berbicara tentang perasaan, keindahan alam, atau pengalaman manusia dalam konteks budaya Jawa.
5. Puisi Klasik
Geguritan sering dianggap sebagai puisi klasik dalam tradisi sastra Jawa. Ini mencerminkan nilai-nilai budaya dan sejarah Jawa yang dalam.
6. Bahasa Puitis
Geguritan cenderung menggunakan bahasa yang puitis dan kiasan. Ini dapat membuat puisi ini lebih sulit dipahami bagi pembaca yang tidak akrab dengan bahasa Jawa. Selain itu, pemilihan bahasa dalam geguritan juga tak menggunakan bahasa padinan atau bahasa yang digunakan sehari-hari.
7. Menggunakan Gending
Geguritan seringkali dibacakan atau dinyanyikan dengan iringan musik tradisional Jawa yang disebut gending. Musik ini dapat menambah nuansa dan emosi dalam pertunjukan geguritan.
8. Nilai-nilai Moral atau Pendidikan
Beberapa geguritan mungkin memiliki pesan moral atau pendidikan yang tersembunyi dalam puisinya, yang sering kali diungkapkan melalui metafora atau alegori.
![]() |
Macam-macam Geguritan
Geguritan menjadi bentuk puisi tradisional dalam bahasa Jawa yang memiliki berbagai jenis dan variasi sesuai dengan tema, metrum, dan strukturnya. Berikut macam geguritan yang umum dijumpai.
1. Geguritan Tembang Macapat
Geguritan ini memiliki struktur yang ketat dan mengikuti metrum tertentu yang disebut macapat. Macapat adalah jenis metrum dalam puisi Jawa yang memiliki pola yang rumit.
Geguritan tembang macapat sering mengandung pesan moral atau ajaran.
2. Geguritan Gendhing
Geguritan ini sering diiringi oleh musik tradisional Jawa yang disebut gendhing. Biasanya, geguritan gendhing digunakan dalam upacara-upacara adat atau pertunjukan seni.
3. Geguritan Kidung
Kidung adalah bentuk puisi Jawa yang umumnya panjang dan menceritakan cerita atau epik tertentu. Geguritan kidung adalah versi puisi dari kidung dan sering mengandung kisah-kisah pahlawan atau tokoh-tokoh terkenal dalam mitologi Jawa.
4. Geguritan Maskumambang
Geguritan ini memiliki ciri khas berupa sifat abstrak atau simbolis. Maskumambang sering digunakan untuk mengungkapkan perasaan cinta atau keindahan alam dengan bahasa puitis.
5. Geguritan Carakan
Geguritan carakan adalah jenis geguritan yang menggunakan huruf Jawa atau carakan dalam penulisan. Ini menambah nuansa tradisional dan estetika dalam puisi.
6. Geguritan Wulang Swara
Geguritan ini juga dikenal sebagai wulang swara dan umumnya dibawakan dalam bentuk nyanyian atau recital bersama. Wulang swara adalah pengulangan bait-bait dalam geguritan dengan melodi yang berbeda.
7. Geguritan Pupuh
Geguritan pupuh adalah bentuk geguritan yang mengikuti aturan tertentu dalam hal struktur bait dan jumlah suku kata dalam tiap baris. Ini memberikan kesan simetris dalam puisi.
8. Geguritan Serat
Geguritan serat adalah jenis geguritan yang mengambil inspirasi dari literatur lama atau serat. Ini sering berisi pesan moral atau ajaran.
Contoh Geguritan Bahasa Jawa
Mengutip buku Antologi Geguritan Kidung Karangkitri terbitan Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2020, Berikut 10 contoh geguritan dalam bahasa Jawa.
1. Geguritan Tema Kehidupan
Judul: Wewayangan (Supriyadi)
Panguripanmu wus ginurit
Ing gelare kelir jagad gumelar
Surya pinangka blenconge
Bumi pinangka deboge
Lelakonmu dadi gancare carita
Kang sinanggit Kang Murba Kawasa
Binabar ing pangucap lan polah tingkah
Tangis lan guyu gegen hingane
Banjur kapan babare lelakon
Sawangen polahe kayon
Jejeg miring mirong ngetan mangulon
Sabdane Hyang Manon humiring gen hing sabda kun
Ginarebeg pra widadara widadari
Mungkasi lakon sawengi iki
(Dlingo, 13 Februari 2020)
2. Geguritan Tema Kehidupan
Judul: Kadang Bakul Pasar Bantul (Dalle Dalminto)
Bagaskara ing brang wetan durung methungul
Ngatonake praupan lan sunare njedhul
Bun esuk isih pating grandul
Ing pucuking godhong lan grumbul
Para kadang bakul cancut sengkut
Mecaki dalan miyak kandele pedhut
Gumregah ngangkah jangkah
Gumbregut nekuk dengkul lan sikut
Hawa adem nyocoki kulit ari
Kadya lincip dan landhepe eri
Ora bakal gawe gigrige ati
Semangat kadhung anjenggirat
Tinalenan niat
Beburu berkat sing sumebar ing jagad
Ing Pasar Bantul
Para kadang bakul ngebaki wakul
Jumangkah nyadhong berkah
Kanthi ati pasrah sumarah
(Bantul, 2020)
3. Geguritan Tema Keluarga
Judul: Ibuku (Alfia Nisa Arahma)
Ibu...
Sapa kang bisa ngerti aku
Kajaba ibuku
Saben dina saben wektu
Ibu tansah ndidik awakku
Saben ibu duka marang aku
Lara tenan rasane atiku
Ibu...
Aku njaluk restu
Supaya anggonku sinau
Bisa migunani kanggo masa depanku
Ibu...
Au tresna marang ibu
Tanpa ibu aku dudu sapa-sapa
Amarga ibu aku ana ning donya
Maturnuwun ibu
Aku tresna ibu
4. Geguritan Tema Kebudayaan
Judul: Carita Wayang (Eko Wahyu Nugroho)
Sapa kandha wayang kuwi kuna?
Yen durung ngerti lakuning crita
Wiwit jejer tekaning paripurna
Dudu amung rikala gara-gara
Rentep-rentep piwulang kagambarna
Tindak-tanduk uga tata krama
Kang bisa tansah ngrembaka
Saka isining carita kang kababar
Kababar pitutur suci tumrap dhiri
Dhiri kang tansah nguri-uri
Nguri-uri kabudayan Jawa suci
Miguna mring nagari
(Ngayogyakarta, Februari 2020)
5. Geguritan Tema Cinta
Judul: Tresnoku Kepalang Pangestu (Azizah Nana)
Marang Gusti Kang Kuoso, Panyuwunku amung siji
Soko mletheke srengenge tekan metune rembulan
Ati iki ora bakal ayem sedurung weruh slirane
Duhh Gusti Kang Moho Agung
Tresnaku tan tekan marang awake
Liwat angin tak titipke roso kangenku
Senajan tan biso tekan nanging aku ora biso lumaku
Pangestune wong tuo ne ora biso tak tuku
Mesem bebarengan awake mung dadi ngimpiku
Tanganku tan biso gandeng tangane
Amung rogo iki kesekso tekane pati
Mergo awake cah ayu sing tak tunggu
Tresnoku kepalang pengestune wong tuo ne
Pati ku mugo dadi dalan biso nyanding slirane
6. Geguritan Tema Kehidupan
Judul: Sun Gegurit
Kaanan jaman saiki
Sipat pemudha-pemudhi
Srawunge saya ndadi
Raket wewekane sepi
Tan kadi duk jaman nguni
Srawung sarwa ngati-ati
Yen manut wasiteng kuna
Priya srawung lan wanita
Gampang ketaman panggodha
Nerak ing laku susila
Temah darbe jeneng ala
Wusanane tibeng papa
7. Geguritan Tema Pendidikan
Judul: Guru
Cahyaning ati
Polahmu digugu lan ditiru
Pahlawan ilang tanpa pamrih
Jasamu sak dawaning jaman
Mula...
Bektia marang guru
Kang dadi boring pendidikan
Kan mandhengani pembangunan moral
8. Geguritan Tema Cinta
Judul: Aja Ngrangkul Rembulan (Bambang Hermanto (Larangan, Gayam, Sukoharjo))
Nimas wong ayu aja pengin ngrangkul rembulan.
Rembulan kuwi ana sing duwe wong ayu duweke joko umbaran.
Ing jaba obor mobat mabit katiyup angin aku lan sliramu.
Ing wengi iki nyambung katresnan nyuntake rasa kangen.
Nimas wong ayu sigaring nyawa ingsun nganti kapan
wae aku setyo tuhu marang sliramu wong ayu.
9. Geguritan Tema Kehidupan
Judul: Pak Tani
Pancen luhur bebudenmu
Urip prasaja ora kesusu
Ana ing desa kang asri
Urip rukun dadi petani
Tanduran digulawenthah ngati-ati
Gotong royong iku wis mesthi
Asile dienteni wong sanagari
Ora lali syukur rina wengi
Bu tani uga polah
Nyiapake dhaharan ana ing omah
Banjur digawa menyang sawah
Dhahar ing galengan kanthi bungah
10. Geguritan Tema Kehidupan
Judul: Pemut (Biyung Amie)
Jeng,
Sumenekna penggalihmu ing jembare rasa darana
Aywa kongsi kentir ing ilining bena bang ludira
Nepi ing gisik dolanan othak-athik mathuke sanepa
Denwolak-walik kanthi waskitha werdi kang sanyata
Waspadakna, piji endi kang becik lan endi kang ala
Nulya gage gumregah sigra nuruta ilining tirta amerta
(Bawen, Ambarawa, Semarang)
Artikel ini ditulis oleh Aujana Mahalia, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(sun/fat)