5 Contoh Cerpen Tema Persahabatan hingga Kehidupan

5 Contoh Cerpen Tema Persahabatan hingga Kehidupan

Sofia Emanuella Wijaya - detikJatim
Jumat, 15 Sep 2023 13:45 WIB
ilustrasi cerpen
Ilustrasi cerpen/Foto: Edi Wahyono
Surabaya -

Cerpen atau cerita pendek merupakan salah satu bentuk karya sastra yang populer. Berikut sederet contoh cerpen tema persahabatan hingga kehidupan.

Cerpen biasanya berisi cerita fiksi yang dikemas secara pendek, jelas, dan ringkas. Meski hanya terdiri dari beberapa halaman bahkan hanya dalam 1 halaman, cerpen mampu merangkai alur yang kuat, menghidupkan karakter-karakter dan permasalahan yang kompleks dalam waktu dan alur yang singkat. Cerpen juga dapat membangun dunia fiksi yang memikat pembaca.

Cerpen biasanya hanya mengisahkan cerita permasalahan yang dialami satu tokoh saja. Permasalahan yang dikisahkan juga tidak terlalu rumit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ciri-ciri Cerpen

Berikut ini ciri-ciri cerpen yang umum ditemukan, yang membedakan dari karya sastra lainnya:

  1. Ceritanya fiktif atau rekaan.
  2. Fokus pada satu aspek cerita atau suatu konflik atau masalah.
  3. Mengungkapkan masalah yang penting saja atau permasalahannya tunggal.
  4. Menyajikan peristiwa dengan cermat dan jelas .
  5. Ceritanya pendek dan singkat.
  6. Menggunakan bahasa yang tajam, sugestif, dan provokatif atau menarik perhatian .
  7. Tokoh yang ditampilkan terbatas sekitar 1-3 orang saja.
  8. Dapat dibaca dalam waktu singkat.
  9. Keterbatasan latar tempat dan waktu.
ilustrasi cerpenIlustrasi cerpen/ Foto: ilustrasi: edi wahyono

Contoh Cerpen Tema Persahabatan hingga Kehidupan

Berikut ini adalah sederet contoh cerpen singkat dan menarik dari berbagai tema, yang bisa dijadikan inspirasi dalam membuat cerita pendek. Contoh cerpen ini dikutip dari situs Komunitas Penulis Cerpen Indonesia dan situs Universitas PGRI Semarang.

1. Cerpen Tema Persahabatan

  • Judul: Mona Lisa
  • Karya: Grace Paris

Cahaya matahari begitu bersinar pagi ini, Lisa siswi SMA yang sedang terburu-buru ke sekolah terlihat begitu bersemangat tetapi baru di gerbang sekolah terlihat mobil mewah terparkir dan tak beberapa lama kemudian seorang gadis turun sambil dipapah kemudian didudukkan di kursi roda, sambil tersenyum Lisa menghampirinya "Mona", sapa Lisa dan gadis bernama Mona itu memegang tangan Lisa, "biar Lisa saja yang mendorongku", ucap Mona pada pengasuhnya.

Mereka berdua melewati lorong sekolah menuju ke kelas, sepanjang perjalanan mereka menjadi bahan tontonan, Lisa dan Mona memang sudah lama bersahabat sejak kecil namun, keadaan Mona yang lumpuh karena sebuah kecelakaan tak membuat persahabatan mereka luntur bahkan Lisa senantiasa menemaninya.

Di sekolah hampir dikatakan mereka selalu bersama bahkan mereka satu kelas, layaknya saudara kandung karena Mona sendiri memang anak tunggal sedangkan Lisa mempunyai seorang kakak tiri yang tidak tinggal bersamanya yang bahkan belum pernah Mona lihat. Setiap akhir pekan mereka saling mengunjungi, bermain dan belajar bersama, namun akhir-akhir ini Mona merasa aneh dengan sikap Lisa, bila Ia ke rumah Lisa saat akhir pekan Ia selalu tidak dapat menemui Lisa, ketika Mona mencoba mengkonfirmasinya Lisa mengungkapkan berbagai alasan.

Suatu hari saat pulang sekolah Lisa dan Mona berjalan-jalan di halaman belakang sekolah, nampak seorang pemuda yang merupakan kakak kelas mereka bernama Willy untuk waktu yang lama Mona tak berhenti menatap pemuda itu. Willy memang terlihat jarang berada di sekolah karena terkenal dengan kenakalannya dan sering bolos tetapi anehnya selalu mendapat nilai tertinggi di ujian.

"Tunggu.." ucap Mona saat Willy melewatinya

"Ada apa?" ucap Willy datar

"Ohh tidak.." gugup Mona dan Willy dengan cueknya terus berjalan.

Sejak pertemuan itu Mona selalu tampak ceria dan sering mengunjungi halaman belakang sekolah. Disana, dia pun akhirnya bisa mengobrol dengan Willy. Melihat itu, Lisa sangat senang karena Mona yang selama ini ia kenal tidak begitu ceria. Sejak ia lumpuh, Lisa pun juga hanya mengamati dari kejauhan. Menurutnya jika Mona bahagia maka dirinya juga bahagia bahkan ia tak ingin Mona sedih suatu hari nanti.

Mona akhir-akhir ini sibuk dengan pertemuannya dengan Willy. Ia tak pernah melihat Lisa kecuali dalam kelas. Merasa bersalah dengan sikapnya sendiri, Mona memutuskan mencari Lisa dan setelah mencari kemana-mana kini Ia harus dihadapkan apa yang dilihatnya. Lisa sedang memeluk Willy. Namun, isak tangis Mona ternyata terdengar oleh Willy dan Lisa.

"Mona.. itu.. gak.." belum sempat Lisa menjelaskan, Mona telah pergi. Namun, karena terlalu sedih, dirinya tak tahu harus kemana dan keluar dari sekolah. Tiba-tiba, Mona malah tertabrak di jalan dan dilarikan ke rumah sakit.

Untuk beberapa hari Mona mengalami koma dan setelah sadar, dirinya melihat keluarganya dan Willy

"Untuk apa kau ke sini?", tanya Mona sinis kepada Willy.

"Lihat ini..", Willy memberinya cermin.

"Apa maksudmu? Wajahku tak apa-apa.." ucap Mona sambil bercermin.

"Mata..dan ini dia titipkan untukmu", ucap Willy keluar meninggalkan Mona dan keluarganya.

'Hai Mona.. apa kamu baik-baik saja? Kuharap begitu, aku minta maaf atas semuanya bahkan untuk kenangan buruk yang kau lihat sebelum kecelakaan itu. Aku harap kau tak salah paham atas diriku dan Willy. Dia itu kakak tiriku yang belum pernah kau lihat. Aku hanya menyesal tak dapat menemuimu tetapi aku dapat melihat dunia bersamamu. Salam Lisa' tulis Lisa dalam sepucuk surat itu.

Mona menangis sambil membacanya dan mengetahui bahwa Lisa selama ini mengidap sakit kanker dan selalu pergi berobat saat akhir pekan. Mata yang dirinya 'pakai' saat ini adalah milik Lisa.

2. Cerpen Tema Fantasi

  • Judul: Peri dan Penebang Pohon
  • Karya: Daniel Heriadi Samaia

Di sebuah hutan, terdapat seorang penebang pohon bernama arjit. Sehari-hari dia bekerja untuk menebang pohon, tapi setelah ditebang, arjit menanam tunas pohon yang baru sehingga pohon di hutan tetap terjaga.

Suatu hari, kapak arjit terjatuh di sungai, dia sangat panik, sebab kapak itu adalah warisan dari ayahnya.

Tiba-tiba datanglah seorang peri bernama Peri Giaa, dia melihat Arjit sedang panik lalu dia bertanya "Ada apa pak? kenapa kamu terlihat sedih?"

"Kapak warisan ayahku terjatuh di sungai! bagaimana aku bisa menebang pohon lagi?" jawab Arjit sambil terisak.

Lalu, Peri Giaa memperlihat sebuah kapak berlian dan bertanya "pak, apa ini kapakmu?" Arjit hanya menggelengkan kepalanya. Kemudian Peri Giaa memperlihatkan sebuah kapak emas dan bertanya lagi "apa ini kapakmu, pak?" "bukan, ini bukan punyaku?" jawab Arjit. Sekali lagi Peri Giaa memperlihatkan kapak tua dan usang, lalu bertanya "Pak, apa ini punyamu?" dengan semangat Arjit menjawab "Ya, ini punyaku.."

Lalu Peri Giaa memberikan ketiga kapak itu pada Arjit sambil berkata "karena kamu jujur, akan aku berikan ketiga kapak ini". "Wah, terima kasih Peri Giaa" ucap Arjit kegirangan.

3. Cerpen Tema Keluarga

  • Judul: Pelangi Sehabis Hujan
  • Karya: Faomasi

Gemuruh ombak sayup-sayup terdengar memecah keheningan, membuat suasana malam itu terasa semakin dingin. Etta yang pada saat itu masih berusia 5 tahun tampak sedang berbaring sembari menatap remang-remang cahaya yang menyusup melalui celah pintu kamarnya. Tak lama kemudian, terdengar suara keributan dari ruang tamu.

"Sekarang kamu harus memilih, aku atau dia," ujar bu Marta

sambil menunjuk perempuan itu.

"Aku memilih dia," ujar Pak Ann sambil menunjuk wanita tersebut.

"Baiklah, jika kamu memilih wanita ini maka aku akan pergi bersama anak-anak,"

ujar bu Marta lagi. Ia terdiam, dan hanya bisa mendengarkan pembicaraan kedua orang tuanya. Ia tak mampu melakukan apa-apa pada saat itu, mengingat usianya yang masih sangat kecil.

Pertengkaran kedua orang tuanya merupakan hal yang paling dia benci. Entah mengapa mereka selalu bertengkar, ini bukan pertengkaran yang pertama. Ada rasa kesedihan yang mendalam dalam hatinya. Ia tak bisa melakukan apapun selain melihat segala yang terjadi dengan keluarganya dan menyimpan kesedihan itu dalam hatinya. Beberapa saat kemudian, "Eta, ayo ikut mama. Kita pergi nak," ujar bu Marta sambil membangunkan Etta dari tempat tidur.

Etta pun segera bangkit dan menggandeng tangan ibunya. Sesampainya di pintu

"Aku memilihmu saja, karena anakku ada bersamamu", ujar Pak Ann tiba-tiba.

Bu Marta pun terdiam sesaat, dan kemudian berkata

"Baiklah, jika kau memilihku maka wanita ini harus pergi dari sini".

Pertengkaran pun akhirnya mereda, malam pun kembali sunyi. Etta pun kembali ke tempat tidur dan terlelap. Peristiwa ini bukan yang pertama kali terjadi dalam keluarganya, beberapa waktu lalu hal seperti ini juga pernah terjadi. Entah sejak kapan Pak Ann yang pada awalnya sangat mencintai Bu Marta berpaling menghianatinya saat ini. Pak Ann adalah seorang supir antar kota yang jarang pulang ke rumahnya. Dalam pekerjaannya ia bertemu dengan banyak klien yang diantaranya adalah wanita-wanita penggoda. Para wanita tersebut sering memberikan barang-barang kepada Pak Ann. Pak Ann pun selalu berusaha menutupi kesalahannya, dan anehnya bu Marta selalu berhasil mengungkapnya. Ketika Bu Marta mencoba untuk mengungkapkan kesalahan suaminya itu, Pak Ann selalu memukulnya dan melakukan hal-hal lain yang bagi Etta itu sangat menyakitkan, sehingga membuatnya sempat trauma dan memutuskan untuk tak ingin menikah. Keesokan harinya, wanita itu berpamitan kepada ibuku dan bersiap-siap untuk meninggalkan rumah kami. Ada perasaan lega dalam hatiku, dan aku berharap wanita tersebut tidak akan kembali.

Beberapa minggu setelah peristiwa itu, Bu Marta dan Pak Ann memutuskan untuk pindah tempat tinggal. Etta merasa cukup sedih, karena harus meninggalkan kampung halamannya dan saudara-saudaranya. Kebersamaan yang selama ini mereka rasakan terpaksa terhenti karena kepindahannya. Dengan berat hati dan berlinang air mata Etta memasuki mobil L300 yang berwarna biru tua itu. Ada kecemasan, kesedihan dan kerinduan yang dalam akan kampung halamannya itu.

"Sampai bertemu kembali kampung halamanku", bisiknya dalam hati.

Beberapa lama setelah kepindahan keluarga Pak Ann, tiba tiba terdengar kabar yang begitu memilukan. Tempat tinggal mereka dahulu terkena bencana alam. Ombak menyapu habis seluruh rumah dan isinya, termasuk beberapa dari saudara Pak Ann juga ikut menjadi korban bencana alam yang dahsyat itu. Beberapa tahun setelah peristiwa itu, Etta pun menyadari bahwa kalau bukan Tuhan yang berencana memindahkan mereka, maka mungkin mereka akan menjadi salah satu korban peristiwa tersebut.

4. Cerpen Tema Horror

  • Judul: Mimpi Buruk
  • Karya: Yohany Renata

Malam itu aku sedang berada di belakang halaman rumahku dan tiada angin dan hujan, tiba-tiba suasana hatiku menjadi tidak enak, dan aku selalu merasa ada "seseorang" yang selalu mengamatiku secara diam-diam. Awalnya aku mencoba untuk mengabaikan hal itu, mungkin hanya perasaan dan halusinasi semata saja, tetapi lama-kelamaan, tidak tahu kenapa walaupun aku sudah mencoba sebisa mungkin untuk mengabaikannya, hatiku pun tetap gelisah dan perasaanku juga semakin tidak enak dan aku semakin memikirkan hal itu.

Karena suasana hatiku semakin tidak enak maka aku memutuskan untuk kembali ke rumahku. dan saat aku ingin membalikkan badanku belakang, terdapat suara di sekitar semak-semak yang ada di belakang halaman rumahku, awalnya aku tidak ingin menggubris. Tetapi, lama-lama suara itu semakin terdengar nyaring.

Akhirnya aku memutuskan untuk berjalan mendekati semak-semak tersebut dan benar saja, muncullah hantu tanpa muka, wajahnya sudah hancur dan tangannya buntung. Aku lari sekencang mungkin menuju ke rumahku dan menutup serta mengunci pintu rumahku.

Aku pikir aku sudah aman, tetapi dugaanku salah. Saat aku membalikkan badanku ke belakang, hantu itu ada di belakangku dan aku berteriak sekencang mungkin sampai aku bangun dari tempat tidurku dan saat itu aku sadar, ternyata itu hanyalah mimpi dan hatiku terasa lebih tenang.

5. Cerpen Tema Kehidupan

  • Judul: Pak Guru
  • Karya: Yudi Hendra

Tak ada orang sukses yang bercita-cita jadi guru. Kalimat pahit yang terus aku dengan selama menuntut ilmu di kampus keguruan. Lalu mengapa mereka ada di sini. Kalau mereka ada di kampus ini artinya suatu saat mereka akan menjadi seorang guru. Demikianlah, sebuah kalimat yang kamu lontarkan tak mesti dijelaskan.

Aku sendiri terganggu dengan kalimat itu. Lama-kelamaan ikut-ikut menyetujuinya, walau tidak seratus persen. Setelah aku jadi guru nanti, pada teman-teman yang aku tanya, aku hampir tak bertemu mereka yang memang menjadikan guru sebagai cita-cita.

Setelah aku jadi guru nanti, ternyata setiap anak muridku yang aku tanyai cita-citanya, tak ada yang berniat menjadi guru.

Semua orang tahu jawabannya. Tapi, biarlah aku ulangi untuk menghilangkan keraguan. Karena guru itu miskin. Karena guru tidak terlalu terhormat di tengah masyarakat. Karena guru bukan tergolong orang pintar. Karena guru tidak tergolong orang hebat.

Mata anak itu begitu tajam. Seumur hidup baru ini aku melihat mata setajam itu. Tajam menusuk, mengiris hati. Penuh amarah, perlawanan.

"Kamu kan melanggar aturan. Itu artinya kamu harus mendapat sanksi."

"Salah saya apa Pak"

Badannya tegap berisi. Tinggi sedang.

"Kamu terlambat tiap hari. Satu lagi, coba kamu belajar sopan pada gurumu."

Aku coba pegangi tangannya untuk membawa ke meja admin piket harian. Namanya harus dicatat sebagai siswa yang terlambat hari itu. Anak ini memang selalu, selalu terlambat.

Di luar dugaan, ia menangkis uluran tanganku. Lalu berjalan menjauh. Badannya tegak dan dadanya membusung. Aku yakin, ia memiliki kekuatan yang sempurna. Anak kelas akhir sekolah menengah atas.

Penyakitku kambuh lagi. Penyakit tak bisa mengendalikan emosi.

"Kamu mau taati aturan sekolah ini atau tidak!!!"

Prakk!! Telapak tanganku menghantam meja piket. Menimbulkan suara dentuman yang mendekati ledakan Hirosima.

Terkejut juga.

Guru-guru berhamburan dari kantor. Segera ruang piket jadi ramai. Kepala sekolah langsung menengahi. Aku dan si anak dibawa ke ruang kepala sekolah. Singkatnya, kepala sekolah memberi nasihat, dan kami berdamai.

Ekonomi sebagai guru jalan di tempat. Emang begitu. Aku sering memaksa diriku sendiri untuk mencintai profesi ini. Karena tak ada pilihan lain selain harus mencintai profesi ini. Karena aku akan bahagia kalau menjalani dengan penuh cinta.

Bertahun-tahun sejak awal mengajar, aku telah belajar. Belajar mencintai status sebagai guru.

Aku berhasil. Tak banyak.

Aku akan terus jadi guru. Iya.

Aku akan mati sebagai Pak Guru. Iya.

Insya Allah.

Dari contoh-contoh cerpen singkat di atas, dapat dilihat bahwa cerpen bisa mengisahkan berbagai tema yang menarik dan seru. Dengan membaca cerpen, pembaca dapat memperluas wawasan dan imajinasi, serta mengambil hikmah dari kisah yang diangkat. Namun sebelum menulis cerpen, perlu diketahui bahwa cerpen adalah sebuah cerita yang tak benar-benar terjadi pada dunia nyata, ceritanya singkat, serta juga pendek. Batas isi dari cerpen ini ditujukan agar pembaca bisa menyelesaikannya dalam waktu yang singkat, yaitu sekitar 5 menit hingga 30 menit saja.

Setiap cerpen menawarkan sudut pandang unik yang mencerminkan keragaman manusia. Kisah yang diangkat pada cerpen hanya memuat satu permasalahan utama saja, Cerpen terbentuk melalui pengalaman manusia dalam berbagai bentuk. Maka dari itu, cerpen selalu disajikan dengan kisah mengenai kehidupan sehari-hari, yang meliputi, percintaan, konflik, batin, tragedi, atau bahkan fantasi. Dengan membaca cerpen, kita dapat memahami pengalaman orang lain, menjalin empati, dan membuka pikiran kita terhadap realitas yang berbeda-beda.


Artikel ini ditulis oleh Sofia Emanuella Wijaya, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(sun/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads