Ekskavasi Ungkap Gapura Bajangratu Akses Halaman Suci Pendarmaan Jayanegara

Ekskavasi Ungkap Gapura Bajangratu Akses Halaman Suci Pendarmaan Jayanegara

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Selasa, 12 Sep 2023 20:00 WIB
Gapura Bajangratu di Mojokerto terungkap sebagai akses masuk ke halaman suci di kompleks pendarmaan Jayanegara. Jayanegara, raja kedua Majapahit.
Gapura Bajangratu di Mojokerto akses masuk ke halaman suci di kompleks pendarmaan Jayanegara (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Mojokerto -

6 Hari ekskavasi mengungkap fakta baru bahwa Gapura Bajangratu di Mojokerto mempunyai komponen pagar. Gapura kuno ini sebagai akses masuk ke halaman suci di kompleks pendarmaan Jayanegara, raja kedua Majapahit.

Ekskavasi buah kerja sama Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jatim dengan Disbudporapar Kabupaten Mojokerto bergulir 6 hari. Yakni 6-12 September 2023. Penggalian arkeologi ini menjadi yang pertama sejak Gapura Bajangratu selesai dipugar 1992 silam.

"Kesimpulan dari ekskavasi ini, Gapura Bajangratu didukung komponen lain, yaitu pagar," kata Ketua Tim Ekskavasi Gapura Bajangratu, Muhammad Ichwan kepada wartawan di lokasi, Dusun Kraton, Desa Temon, Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Selasa (12/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama 6 hari ekskavasi, tim dari BPK Wilayah XI Jatim menemukan struktur pagar kuno berbahan bata merah di timur dan barat Gapura Bajangratu. Pagar timur membentang dari gapura ke timur sepanjang 11,5 meter. Tebalnya mencapai 93 cm. Ketinggian pagar yang tersisa hanya 10 lapis bata.

"Ujung pagar timur membentuk sudut timur laut, terdapat struktur sepatu sudutan berbentuk bujur sangkar 180 x 180 cm. Pagar berlanjut ke selatan," terang Ichwan.

ADVERTISEMENT

Pagar barat juga mempunyai ketebalan yang sama. Struktur yang tersusun dari bata merah kuno ini membentang dari Gapura Bajangratu ke barat. Berbeda dengan pagar timur, lanjut Ichwan, pagar barat ini berbelok ke utara, selatan dan berlanjut ke barat layaknya simpang 4. Sehingga belum ditemukan ujungnya.

"Pagar barat kondisinya banyak mengalami kerusakan," ujarnya.

Gapura Bajangratu bagian dari kompleks bangunan suci untuk mendarmakan Raja Jayanegara yang wafat tahun 1328 masehi. Raja kedua Majapahit yang memerintah sejak 1309 masehi itu putra Raden Wijaya dengan Dara Petak atau Indreswari. Setelah wafat, tahtanya diwarisi adik tirinya, Tribhuwana Tunggadewi.

Model gapura kuno ini paduraksa dengan lorong pintu yang lebarnya sekitar 1,4 meter. Tinggi Bajangratu mencapai 16,5 meter. Sedangkan luasnya 11,5 x 10,5 meter persegi. Situs purbakala ini ditemukan peneliti Belanda tahun 1915.

Ichwan menjelaskan, pola keruangan sebuah kompleks pendarmaan raja Majapahit biasa dibagi 3 halaman. Yaitu halaman depan atau nista mandala, madya mandala atau halaman semi sakral, serta utama mandala atau halaman suci. Akses masuk ke setiap halaman lazimnya berupa gapura.

"Gapura ke nista dan madya mandala biasanya berbentuk candi bentar seperti Candi Wringinlawang. Untuk memasuki utama mandala biasanya gapura paduraksa. Yang jelas gapura (Bajangratu) ini menghubungkan madya mandala dengan utama mandala," jelasnya.

Namun, selama ini belum ditemukan bangunan suci di utama mandala kompleks pendarmaan Jayanegara ini. Menurut Ichwan, pihaknya merekomendasikan agar ekskavasi Gapura Bajangratu dilanjutkan.

"Kami rekomendasikan untuk ditindaklanjuti untuk menemukan komponen Bajangratu, bentuk, denah dan keruangannya," tandasnya.




(dpe/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads