Candi Gambar Wetan Blitar Pernah Dijarah, Relief Hilang hingga Sekarang

Urban Legend

Candi Gambar Wetan Blitar Pernah Dijarah, Relief Hilang hingga Sekarang

Fima Purwanti - detikJatim
Kamis, 07 Sep 2023 15:29 WIB
Candi Gambar Wetan Blitar
Candi Gambar Wetan di Blitar pernah dijarah (Foto: Fima Purwanti)
Blitar -

Candi Gambar Wetan di Nglegok, Kabupaten Blitar pernah dijarah. Penjarahan itu terjadi sekitar 1990-an. Sebanyak 37 batu candi hingga relief dicuri dan tidak kembali.

Hal itu dibenarkan oleh Arkeolog Balai Pelestarian Kebudayaan (Bapelbud) Wilayah XI, Nugroho Harjo Lukito. Nugroho mengatakan penjarahan itu dilakukan oleh warga sekitar.

Pada saat itu pelaku penjarahan batu candi sempat ditangkap polisi Polsek Nglegok. Barang bukti berupa batu candi dan relief juga turut diamankan pada saat itu. Namun, batu candi dan relief itu tidak dikembalikan ataupun diserahkan kepada BPCB atau yang saat ini disebut Bapelbud.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pelaku memang ditangkap saat itu, tapi untuk batu dan relief candi tidak tahu di mana. Dulu informasinya disimpan di Polsek Nglegok yang lama, tapi karena kantornya pindah jadi tidak diketahui itu (batu dan relief) itu dimana," terang Nugroho kepada detikJatim, Kamis (7/9/2023).

Adapun relief yang hilang adalah bagian relief Ramayana yang barada di bagian sisi selatan candi perwara (candi dua).

ADVERTISEMENT

Tim Bapelbud juga menyayangkan hilangnya batu dan relief Candi Gambar Wetan yang tak bisa ditemukan hingga kini. Meski demikian, ada beberapa batu atau struktur candi yang disimpan di Museum Candi Penataran setelah sempat ditemukan oleh warga dan petugas perkebunan.

Menurut Nugroho, batu candi dan relief Candi Gambar Wetan cukup lengkap saat pertama kali ditemukan oleh Belanda. Saat itu, Belanda hendak melakukan pemugaran pada Candi Gambar Wetan. Mereka memfoto sejumlah bagian candi, termasuk relief candi yang masih utuh.

Pemugaran pertama kali dilakukan sekitar tahun 1934. Dalam foto pemugaran itu, Belanda menyebutkan ada enam candi yang ada di candi gambar wetan. Namun karena suatu hal, pemugaran itu tak berhasil atau tidak dilanjutkan.

"Benar ada enam candi, tapi ada dua bangunan yang bukan candi. Itu adalah pendopo atau paseban untuk peristirahatan sementara yang ada di halaman kedua," terang Nugroho.

Nugroho melanjutkan tim BPCB Jatim melakukan ekskavasi pertama kali pada tahun 1992. Saat itu hanya dilakukan test speed berupa penyelematan setelah ada laporan temuan candi, dan ditutup kembali setelahnya.

"Dibuka kembali pada tahun 2012, dan tahun 2014 sampai 2019. Dengan temuan tiga candi induk, pagar halaman, dan arca dwarapala di halaman pertama dan kedua," tandas Nugroho.




(sun/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads