Sebuah situs di Ponorogo diyakini warga sebagai tempat Raja Airlangga bersama Empu Narotama menimba ilmu kepada Empu Barada. Dari tempat ini pula Airlangga mendapat pondasi ilmu untuk mendirikan Kerajaan Kahuripan.
Situs Watu Dukun berada di Desa Pagerukir, Sampung, Ponorogo. Situs Watu Dukun berjarak sekitar 30 km di sebelah barat dari Alun-Alun Ponorogo.
Saat itu sekitar tahun 1016 masehi, terjadi peristiwa Paralaya. Kerajaan Medang saat itu di bawah kekuasaan Dharmawangsa diserang Kerajaan Sriwijaya, Wengker dan Wura-wari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Padahal saat itu di Medang, sedang dilangsungkan pernikahan Airlangga dengan salah satu putri Dharmawangsa. Saat peristiwa tersebut hanya Airlangga yang selamat. Airlangga yang saat itu masih berusia 16 tahun berhasil lolos dari serangan dan melarikan diri.
"Airlangga melarikan diri bersama Narotama dan digembleng oleh Empu Barada di Pagerukir sini," tutur Juru Kunci Situs Watu Dukun, Bibit Santoso.
Setelah 6 tahun, ada seorang utusan dari rakyat Medang datang dan menginginkan Airlangga membangun kembali Kerajaan Medang yang runtuh dihancurkan musuh dalam peristiwa Paralaya. Dengan keyakinan kuat dan restu Empu Barada, akhirnya Airlangga dan Narotama menyusun kekuatan mengambil Kerajaan Medang dari musuh.
Airlangga pun berhasil merebut kerajaan Medang dan kemudian mendirikan kerajaan utuh. Oleh Airlangga nama Kerajaan Medang diubah menjadi Kerajaan Kahuripan. Raja Airlangga pun membangun kebesaran Kerajaan Kahuripan menjadi kerajaan makmur, adil, aman dan tenteram.
"Di Watu Dukun ini, Airlangga memperoleh ketenangan diri, memupuk semangat meraih kembali apa yang sudah runtuh dan menyejahterakan rakyatnya," terang Bibit.
(sun/iwd)