Melihat Teatrikal Penurunan Bendera Jepang di Surabaya Tandai Proklamasi Polri

Melihat Teatrikal Penurunan Bendera Jepang di Surabaya Tandai Proklamasi Polri

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim
Senin, 21 Agu 2023 14:57 WIB
Teatrikal penurunan bendera Jepang di Surabaya
Teatrikal penurunan bendera Jepang diganti merah putih di Surabaya (Foto: Praditya Fauzi Rahman/detikJatim)
Surabaya -

Ratusan orang mengadakan rekonstruksi penurunan bendera Jepang di Surabaya. Aksi teatrikal ini dilakukan di Jalan Dr Soetomo dengan penjagaan ketat polisi.

Dari pantauan detikJatim, tampak sejumlah orang mengenakan pakaian khas polisi zaman dulu, serba cokelat dan dilengkapi dengan aksesoris senapan serbu. Mereka lalu, menurunkan Hinomaru atau bendera Jepang dan diganti merah putih.

Aksi teatrikal ini sempat menarik pengendara yang melintas di sekitar lokasi. Tak sedikit pula pengendara yang menyaksikan langsung teatrikal proses penurunan bendera Jepang dan menggantinya dengan merah putih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua Komunitas Surabaya Juang Heri Lentho Prasetyo mengatakan kegiatan yang dilakukan itu tak hanya melibatkan komunitas, tapi juga masyarakat dan Polri. Menurutnya, setiap tahun selalu diadakan kegiatan serupa pasca-peringatan HUT Kemerdekaan RI.

"Sejak 2008 kami merekonstruksi sejarah, niatnya untuk me-refresh memori kolektif warga Surabaya dan Indonesia," kata Heri kepada detikJatim, Senin (21/8/2023).

ADVERTISEMENT
Teatrikal penurunan bendera Jepang di SurabayaTeatrikal penurunan bendera Jepang di Surabaya (Foto: Praditya Fauzi Rahman/detikJatim)

Sedangkan untuk pemilihan lokasi, pihaknya sengaja memilih lokasi yang sama saat peristiwa penurunan bendera di Sekolah St Louis. Sebab gedung tersebut dahulu sempat menjadi markas Bala tentara Jepang di Surabaya.

"Biasanya, kami lakukan di Gedung Sekolah Saint Louis dan monumen polisi istimewa," terang dia.

Heri menegaskan kegiatan pada 21 Agustus itu bertepatan dengan momentum proklamasi Polri. Menurutnya, teatrikal ini digelar untuk mengingatkan kembali kepada masyarakat Indonesia, khususnya Surabaya tentang nilai-nilai sejarah yang dimiliki Bangsa Indonesia.

Selain itu, juga ingin menanamkan nilai-nilai Nasionalisme dalam bentuk yang lebih kreatif seperti teatrikal. Ia berharap, Presiden RI meninjau kembali bahwa kelahiran polisi itu pada tanggal 21 Agustus.

"Karena bukti otentiknya jelas. Sebab, pada 21 Agustus 1945, M. Jasin sebagai komandan polisi istimewa memproklamasikan polisi menjadi Polri. Kemudian kita rekonstruksi yang dilakukan di markas ini," ujarnya.

Heri memastikan sejarah sejak zaman Belanda, gedung tersebut memang milik Polri. Bahkan, sempat menjadi markas polisi Polresta Surabaya Selatan hingga 1993.

"Aslinya ya ada di gedung ini markasnya polisi, kemudian berganti-ganti sampai tahun 1993 menjadi markas Polisi Surabaya Selatan. Karena momentum ini lah maka kita lakukan kegiatan ini," tuturnya.




(abq/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads